INFOSEMARANG.COM- Sebagai orang tua, penting untuk memahami fenomena Skibidi Toilet yang sedang menjadi tren di kalangan anak-anak.
Konten ini pertama kali viral di YouTube Shorts dan kini menjadi perbincangan di media sosial.
Skibidi Toilet, sebuah animasi aneh dan mengerikan, telah mencuri perhatian anak-anak dengan banyak di antaranya menirukan tingkah laku dari video tersebut.
Baca Juga: Potret Penampakan Bangkai Pesawat Yang Jatuh Di Pasuruan, Hancur Berkeping-Keping
Meskipun beberapa menganggap animasinya menarik, peringatan dari akun TikTok menyatakan bahwa kontennya tidak sesuai untuk anak-anak.
Dikutip dari gamerant, Skibidi Toilet muncul tanpa konteks jelas pada Februari 2023 di kanal YouTube DaFuqBoom!.
Animasi ini, yang digambarkan sebagai kepala pria dengan senyum aneh dan tubuh bagian bawah toilet, telah meraih ketenaran di kalangan pengguna YouTube, terutama anak-anak.
Baca Juga: CATAT! Tanggal Pemutihan Pajak Kendaraan Akhir Tahun 2023 di Jawa Tengah
Dibuat oleh animator berpengalaman bernama Alexie, Skibidi Toilet menghadirkan episode-episode tanpa alur yang jelas.
Namun semakin berkembang dengan adanya pertarungan dan saat ini sudah mencapai 67 episode.
Alexie menggunakan Source Filmmaker dari Valve untuk menciptakan karakter ini.
Baca Juga: Belum Berhasil, TikTok Shop Masih Berusaha Buka Kembali di Indonesia
Meskipun populer di YouTube dan TikTok, kontroversi muncul terkait sindrom Skibidi Toilet.
Banyak anak-anak menirukan gerakan aneh dari animasi ini, menciptakan perhatian publik.
Para ahli bahkan menilai dampak negatifnya pada perkembangan kognitif dan emosional anak-anak.
Orang tua perlu memahami bahwa Skibidi Toilet dapat berdampak buruk pada perilaku anak-anak.
Baca Juga: Tinjau Proyek Tanggul Laut Tambak Lorok Semarang, Akhir Tahun Mbak Ita Optimis Sudah Selesai
Penting untuk mengawasi aktivitas online anak-anak, terutama bagi yang masih memerlukan pengawasan lebih ketat.
Seiring dengan tren ini, perlu ada kesadaran bahwa konten seperti Skibidi Toilet dapat memengaruhi anak-anak yang belum sepenuhnya memahami dampak dari apa yang mereka tonton.***