INFOSEMARANG.COM - Kabar dr Qory Ulfiyah cabut laporan KDRT yang dilakukan suaminya menyeruak ke publik.
Hal itu diungkap Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP Teguh Kumara yang menyebut ada ungkapan secara lisan dari dr Qory sebagai korban.
"Betul. Sementara baru penyampaian lisan ke kami. Kami lihat dan kami komunikasikan dengan Dokter Qory, pasangan ini saling sayang dan kemarin terjadi kekerasan itu karena dipicu emosi yang memuncak," ungkap AKP Teguh dihimpun dari YouTube TV One News.
Baca Juga: Live Streaming RCTI: Filipina vs Indonesia 21 November 2023, Kick Off 18.00 WIB Malam Ini
Adanya kabar tersebut berimbas pada program donasi untuk dr Qory, yang saat ini turut dibatalkan.
Hal itu diungkap Jenny Jusuf melalui akunnya di media sosial X.
"Pengumpulan dana untuk membantu membiayai hidup dr Qory dan anak-anaknya resmi dibatalkan ya guys. Agak sedih, tapi ini keputusan terbaik,"
"Terima kasih banyak untuk Team @kitabisacom yang sudah membantu mempersiapkan fundraising selama berhari-hari. Your help is much appreciated," tulis Jenny.
Lantas Apa Penyebab Korban seperti dr Qory Maafkan Pelaku KDRT ?
Dilansir Klikdokter, ada 5 sebab korban maafkan pelaku KDRT, yaitu:
1. Berada Dalam Siklus Kekerasan
Korban dimanipulasi pelaku dengan janji manis, seperti tidak akan mengulanginya.
Menyaksikan pelaku menyesal atas perbuatannya lantas menyebabkan korban iba, dan beri kesempatan lainnya.
Kondisi ini menghadilkan oksitosin dan dopamin di otak korban sehingga merasa disayang dan memiliki bonding dengan pelaku.
Baca Juga: Bukan Hamas, Warga Israel Ini Bersaksi yang Tembak Penonton Konser Supernova Sebenarnya IDF
2.Merasa Takut
Pelaku akan membuat korban merasa takut dengan seluruh ancaman yang dilontarkan pelaku KDRT.
Misalnya, mengancam dan memburu korban, hingga menyakiti semua orang yang didekat korban termasuk anak-anak mereka.
3. Menyalahkan Diri Sendiri
Perasaan korban yang terombang-ambing, ragu-ragu, cenderung menyalahkan diri sendiri membuat korban KDRT dikendalikan oleh pelaku.
Korban akan dituduh sebagai sebab pelaku KDRT melakukan aksi kejamnya.
4. Korban Merasa Tak Percaya Diri
Pelaku KDRT kerap kali membuat harga diri korban hancur, sehingga membuatnya tidak percaya diri.
Korban cenderung mempercayai pemikiran dirinya tak lagi berharga di mata orang lain, patut disalahkan, dan mendapat KDRT.
Kondisi ini membuat korban KDRT memiliki rasa percaya diri yang sangat rendah. Secara tidak sadar, mereka menjadi ketergantungan terhadap pelaku.
5. Tidak Punya Support System Lain
Diketahui kondisi dr Qory saat ini sudah tidak lagi terhubung dan terkoneksi dengan pihak keluarga.
Sehingga tidak ada lagi support system lain dalam hidupnya selain Willy Sulistio.
Kondisi ini membuat korban merasa tak ada yang bisa menolongnya selain pelaku.
Itu tadi sebab korban cenderung maafkan kembali pelaku KDRT, seperti kasus yang terjadi pada dr Qory. ***