Pada tahap mitomani, seringkali individu tersebut akan mempercayai kebohongannya sendiri dan sulit untuk membedakan antara kebohongan dan kenyataan.
INFOSEMARANG.COM - Belakangan Luker Feller Selebtok yang habis-habisan dirujak pengguna TikTok lantaran diduga berbohong soal pekerjaan dan gajinya.
Disebutkan jika di usianya yang ke-19 tahun dulu, dia sudah menjadi seorang manager di perusahaan yang berbasis di luar negeri.
Saat ditantang pihak lain, Luker Feller membantah dengan sejumlah klarifikasi, bukannya mendapat dukungan warganet makin tak percaya dengan perkataannya.
Baca Juga: Viral Karyawati Apotek di Sidrap Gelapkan Dana Ratusan Juta Hingga Bisa Beli Hp, Mobil dan Tanah
Bahkan, Luker Feller dituding sebagai pengidap gangguan psikologis bernama Mythomania, apa maksudnya?
Melansir halodoc, Mythomania atau Mitomani adalah kondisi di mana seseorang sering berbohong secara berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama, bahkan tanpa ada niat untuk memperoleh keuntungan dari setiap kebohongan yang diungkapkan.
Pada tahap mitomani, seringkali individu tersebut akan mempercayai kebohongannya sendiri dan sulit untuk membedakan antara kebohongan dan kenyataan.
Baca Juga: Hasil Survey Tiga Kandidat Kuat Pilwalkot Semarang, Bagaimana Hasilnya?
Berbohong dapat menjadi kecanduan bagi penderita mitomani, karena mereka mencari kepuasan pribadi melalui tindakan tersebut.
Mengidentifikasi gejala seseorang yang mengalami gangguan psikologis mitomani tidaklah mudah, karena kebohongan yang mereka ciptakan seringkali disertai dengan sejumlah fakta lain untuk menyamarkan kebenaran.
Penyebab mitomani bervariasi, dan salah satu faktor pemicunya adalah masalah psikologis yang dialami oleh penderitanya.
Baca Juga: Sandiwara Aning, Pembunuh Bocah 8 Tahun di Boltim Pura-pura Ikut Cari Korban
Biasanya, individu yang mengalami mitomani pernah mengalami kegagalan atau pengalaman buruk dalam kehidupan, seperti kegagalan dalam keluarga, studi, atau pekerjaan.
Dengan menciptakan kebohongan, penderita mitomani berusaha untuk melarikan diri dari kenyataan yang sulit mereka hadapi.
Secara umum, mereka cenderung berfantasi ketika terlibat dalam perbuatan berbohong.***