INFOSEMARANG.COM - Kegiatan Itikaf artinya berdiam diri di masjid dengan rangkaian ibadah dan dianjurkan dilaksanakan pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Itikaf sebetulnya tidak terikat waktu harus berapa lama dan dimulai kapan, jumhur ulama bahkan berpendapat bahwa meski hanya satu jam berdiam di masjid itu juga sudah bisa disebut beritikaf jika sudah diniatkan.
Namun yang pasti, Itikaf berarti harus sungguh-sungguh menjadi momen mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Baca Juga: 10 Adab Itikaf di Masjid pada 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan
Oleh sebab itu, orang yang keluar masjid tanpa adanya uzur maka hal tersebut akan membatalkan Itikafnya.
Lalu, bagiamana dengan dengan orang yang ingin fokus beritikaf tetapi masih harus pulang memenuhi tanggung jawab pekerjaannya?
Ustadz Khalid Basalamah dalam satu kesempatan ceramahnya pernah menegaskan, Itikaf bagi muslim yang disibukkan dengan pekerjaan saat siang, maka bisa dilakukan pada malam harinya saja.
Baca Juga: 5 Keuntungan Mudik Lebaran Pakai Kereta Api, Salah Satunya Soal Efisiensi Waktu
"Malam hari seusai antum pulang kerja berangkat ke masjid. Niatkan menginap di masjid saat hari liburnya, Jumat, Sabtu, dan Minggu," jelasnya.
Menurut Ustadz Khalid Basalamah, di Indonesia sendiri memang masih banyak masyarakat yang belum bebas tugas. Artinya, di 10 malam terakhir Ramadhan masyarakat masih diwajibkan untuk bekerja.
"Jadi berangkatlah sehabis Maghrib, ikuti tarawihnya, kemudian duduk (ibadah) sampai menjelang Subuh," ujarnya.
Menurutnya, muslim yang masih dalam masa kerjanya boleh pulang setelah Subuh. Apalagi, jika memang ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.
"Minimal saya sudah beri'tikaf malam, dan besok malamnya kita lakukan lagi hal yang sama. Tapi tentu akan lebih afdhal jika dilakukan setiap saat atau 24 jam di masjid," tambahnya.***