Jangan Keliru, Ini Waktu Terbaik Shalat Dhuha! Simak Keutamaan dan Tata Caranya

Tata cara, doa, keutamaan, dan waktu terbaik melaksanakan shalat Dhuha. (Sumber : Pexels @Ali Arapoğlu)

INFOSEMARANG.COM -- Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dilakukan pada awal siang hari.

Dalam fiqih, shalat ini dikerjakan mulai dari matahari terbit seukuran satu tombak hingga matahari condong ke arah barat.

Shalat Dhuha memiliki hukum sunnah muakkadah artinya salat sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan.

Banyak keutamaan yang membuat Shalat Dhuha sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.

Dilansir dari islam.nu.or.id berikut tata cara, keutamaan, dan waktu terbaik melaksanakan shalat Dhuha.

Keutamaan Shalat Dhuha

Pertama, shalat Dhuha menjadi sedekah bagi seluruh tulang manusia. Rasulullah SAW bersabda, "Setiap tasbih, tahlil, takbir, amar ma'ruf, dan nahi munkar adalah sedekah. Dan dua rakaat shalat Dhuha mencukupi sebagai sedekah untuk semua itu" (HR Muslim).

Kedua, shalat Dhuha adalah shalat kaum awwâbîn, yaitu orang-orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada yang menjaga shalat Dhuha kecuali orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat" (HR al-Hakim).

Baca Juga: Awas Modus Penipuan Uang dari Kerja Like dan Subcribe Konten, Kamu Jangan Sampai Kena!

Ketiga, setiap dua rakaat shalat Dhuha memiliki keutamaan khusus. Rasulullah SAW bersabda,

"Jika kamu shalat Dhuha dua rakaat, kamu tidak akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang lalai. Jika kamu shalat Dhuha empat rakaat, kamu akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang berbuat baik.

Jika kamu shalat Dhuha enam rakaat, kamu akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang taat. Jika kamu shalat Dhuha delapan rakaat, kamu akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang beruntung.

Jika kamu shalat Dhuha sepuluh rakaat, pada hari itu tidak akan dicatatkan dosa bagimu. Dan jika kamu shalat Dhuha dua belas rakaat, Allah akan membangun sebuah rumah bagimu di surga" (HR al-Baihaqi).

Ketentuan Waktu Terbaik untuk Shalat Dhuha

Waktu shalat Dhuha dimulai dari matahari terbit hingga waktu zawâl. Namun, waktu yang lebih utama adalah saat terik matahari terasa panas.

Waktu terbaik untuk shalat Dhuha adalah setelah melewati seperempat siang, sekitar jam 9 pagi. Imam Muslim meriwayatkan:

عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ رضي اللهُ عنه: أَنَّهُ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنَ الضُّحَى، فَقَالَ: أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلاَةَ في غَيْرِ هذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ؟ إِنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِيْنَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ (رواه مسلم)

Artinya: “Diriwayatkan dari Zaid bin Arqam radliyallahu ‘anh, sungguh ia pernah melihat segolongan orang melakukan shalat Dhuha, lalu ia berkata: ‘Tidakkah kalian tahu, bahwa shalat dalam waktu ini lebih utama? Sungguh Rasulullah SAW bersabda: ‘Shalat kaum awwâbîn (shalat Dhuha) adalah saat kaki anak-anak unta merasakan panasnya bumi karena terik matahari’” (HR Muslim; lihat Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Syarhun Nawawi ‘alâ Shahîh Muslim, [Bairut, Dâr Ihyâ’it Turâtsil ‘Arabi, 1292 H], juz VI: 30).

Baca Juga: Najwa Shihab Nangis Usai Dengar Pengakuan Syahnaz Selingkuh dengan Rendy Kjaernett? Cek Faktanya

Ada hikmah tersendiri dalam melaksanakan shalat Dhuha pada waktu utama ini, yaitu agar setiap seperempat siang tidak terlewatkan tanpa shalat.

Seperempat siang pertama ada shalat Shubuh, seperempat siang kedua ada shalat Dhuha, seperempat siang ketiga ada shalat Dhuhur, dan seperempat siang keempat ada shalat Ashar.

Tata Cara dan Bacaan Surat dalam Shalat Dhuha

Shalat Dhuha dilaksanakan dengan dua rakaat salam. Minimal dua rakaat dan maksimal 12 rakaat. Surat yang sunnah dibaca setelah surat al-Fatihah adalah surat as-Syamsu dan ad-Dhuha, atau surat al-Kafirun dan al-Ikhlas.

Lebih baik jika digabung, di rakaat pertama membaca as-Syamsu dan al-Kafirun, kemudian di rakaat kedua membaca ad-Dhuha dan al-Ikhlas.

Untuk rakaat-rakaat berikutnya, bacalah surat al-Kafirun di rakaat pertama dan al-Ikhlas di rakaat kedua.

Tata Cara dan Doa Shalat Dhuha

Tata cara melaksanakan shalat Dhuha sama seperti shalat-shalat sunnah lainnya. Mulailah dengan niat di dalam hati sebelum takbîratul Ihrâm.

Berikut bacaan niat shalat Dhuha:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushallî sunnatad dhahâ rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.

Lanjutkan dengan gerakan dan bacaan shalat seperti biasa hingga salam setelah dua rakaat. Setelah salam atau selesai shalat, bacalah beberapa doa seperti:

Baca Juga: 5 Manfaat Melamun yang Bantu Sukses Secara Finansial

Doa pertama:

اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضَّحَآءَ ضَحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَــالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِي السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسَرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضَحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِيْ مَآ أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Allâhumma innad dlahâ’a dlahâ’uka, wal bahâ’a bahâ’uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allâhuma in kâna rizqî fis samâ’i fa anzilhu, wa inkâna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkâna mu’siran (mu‘assaran) fa yassirhu, wa in kâna harâman fa thahhirhu, wa inkâna ba‘îdan fa qarribhu, bi haqqi dlahâ’ika wa bahâ’ika wa jamâlika wa quwwatika wa qudratika, âtinî mâ atayta ‘ibâdakas shâlihîn.

Artinya, “Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, jika rejekiku berada di atas langit, maka turunkanlah; jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah; jika dipersulit, mudahkanlah; jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah; jika jauh, dekatkanlah; dengan hak dhuha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah kepadaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh.”

Doa kedua:

اَللّٰهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكُ أُقَاتِلُ

Allâhumma bika ushâwilu, wa bika uhâwilu, wa bika uqâtilu.

Artinya, “Dengan-Mu, aku menerjang. Dengan-Mu, aku berupaya. Dengan-Mu, aku berjuang.”

Doa ketiga, dibaca sebanyak 40 atau 100 kali:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Rabbighfir lî, warhamnî, wa tub ‘alayya, innaka antat tawwâbur rahîm.

Artinya, “Tuhanku, ampunilah aku. Kasihanilah aku. Terimalah tobatku. Sungguh, Engkau Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang.” (Ad-Dimyathi, Hâsyiyyah I’ânatut Thâlibîn, juz I, halaman 255).

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI