INFOSEMARANG.COM - Body Dysmorphia atau gangguan Dismorfik Tubuh (Body Dysmorphic Disorder).
Merupakan sebuah gangguan kesehatan mental di mana seseorang memiliki persepsi yang terdistorsi terhadap penampilan fisik mereka.
Penderita gangguan ini mengalami obsesi terhadap kekurangan yang mereka anggap ada dalam penampilan mereka.
Padahal orang lain mungkin tidak melihatnya bahkan tak menyadarinya.
Body Dysmorphic Disorder memiliki kesamaan dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) dan dapat menyebabkan penderitaan yang signifikan bagi mereka yang mengalaminya.
Gangguan ini dapat merusak kesehatan mental dan harga diri seseorang.
Baca Juga: Mengenali Tanda-tanda Bahwa Hubunganmu Sudah Berakhir atau Tidak Dapat Diperbaiki
Banyak orang dengan dismorfia tubuh juga berjuang dengan kecemasan, depresi, dan bahkan memiliki keinginan untuk melakukan bunuh diri.
Menurut Ramani Durvasula, seorang psikolog klinis di Los Angeles, penting untuk diketahui bahwa Body Dysmorphia berbeda dari gangguan makan.
Namun, gangguan dismorfik tubuh ini melibatkan persepsi yang sangat terdistorsi dan dapat mengganggu kehidupan secara menyeluruh.
Baca Juga: Meski Menyehatkan, Ternyata Ini Dampak Buruk Terlalu Banyak Minum Air Kelapa
Penyebab Body Dysmorphic Disorder (Gangguan Dismorfik Tubuh) tidak dapat ditentukan secara spesifik.
Para ahli menyatakan bahwa gangguan ini sering kali muncul pada masa remaja.
Sesuatu yang merupakan waktu di mana penuh tantangan bagi kaum muda karena perubahan fisik yang terjadi pada tubuh mereka.
"Beberapa kasus mungkin memiliki kecenderungan genetik terhadap BDD atau OCD," kata Ann Kearney Cooke, seorang psikolog di Cincinnati yang memiliki keahlian dalam penanganan citra tubuh.
Di sisi lain, gangguan ini juga dapat dipicu oleh pengalaman negatif pada masa kecil, seperti pelecehan, pengabaian, atau intimidasi.
Sehingga membuat seseorang itu menjadi sangat sensitif terhadap kekurangan yang mereka rasakan pada penampilan fisik mereka.
"Faktor budaya juga dapat berperan, dan perfeksionisme dapat meningkatkan obsesi yang terkait. Gangguan ini tidak akan sembuh dengan sendirinya dan cenderung memburuk seiring berjalannya waktu," tambah Kearney Cooke.
Tanda-tanda gangguan dismorfik tubuh dapat bervariasi antara satu sama lainnya.
Namun, salah satu gejala yang paling mencolok adalah perasaan konstan yang kurang puas terhadap penampilan fisik.
Hal ini sering kali mengarahkan seseorang untuk melakukan perilaku yang obsesif.
Seperti menghabiskan waktu yang lama di depan cermin atau mengambil foto untuk mengevaluasi kekurangan yang mereka rasakan.
Individu yang mengalami gangguan dismorfik tubuh seringkali merasa malu dan selalu berusaha untuk menyembunyikannya.
Baca Juga: Baim Wong Give Away iPhone di Facebook, Tapi Kok seperti Prank?
Mereka sering membandingkan diri mereka dengan orang lain secara langsung atau melalui media sosial.
Selain dampak psikologis yang merugikan, gangguan ini juga dapat berdampak pada keuangan seseorang.
Dalam banyak kasus, orang mencari perawatan medis kosmetik yang mahal dari dokter kulit, dokter gigi, dan ahli bedah.
Baca Juga: Korea Open 2023: Leo/Daniel Gagal ke 16 Besar seusai Diadang Wakil Taipei
Perilaku kompulsif ini mungkin dapat memberikan sedikit kelegaan sementara, namun kemudian kecemasan muncul kembali, menciptakan kebutuhan akan pemeriksaan dan prosedur perbaikan yang lebih lanjut.
Namun untuk mendapatkan kepastian lebih jelas dan penanganan yang tepat terkait Body Dysmorphia, sebaiknya minta tolong pihak profesional.
Baca Juga: Viral Lirik Lagu Indonesia Raya Diganti di TikTok, Apa Faktanya?
Jangan mendiagnosis diri sendiri, karena keadaan tiap orang bisa saja berbeda. ***