Beratnya Menjadi Workaholic, Hindari Hal-hal Ini Agar Kamu Tidak Kecanduan Kerja yang Merusak

Galuh Prakasa
Selasa 18 Juli 2023, 17:47 WIB
Melepaskan diri dari "workaholic", ketahui dampaknya pada kesehatan dan kesejahteraanmu. (Sumber : Pexels/Cottonbro Studio)

Melepaskan diri dari "workaholic", ketahui dampaknya pada kesehatan dan kesejahteraanmu. (Sumber : Pexels/Cottonbro Studio)

INFOSEMARANG.COM -- Seperti kecanduan lainnya, kecanduan kerja atau menjadi "workaholic" dapat sangat berbahaya dan memiliki dampak besar pada karier jangka panjang, hubungan, dan kesehatan kita.

Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda kecanduan kerja dan apa yang dapat kamu lakukan untuk menghindari hal tersebut.

Apa itu kecanduan kerja?

Kecanduan kerja adalah ketidakmampuan untuk berhenti bekerja. Kamu mungkin merasa sulit untuk melepaskan diri dan pulih.

Kamu mungkin merasa bersalah atau cemas ketika tidak bisa bekerja atau mengakses pekerjaan.

Kamu mungkin merasakan dorongan kompulsif untuk mencapai kesuksesan dan perfeksionisme, dengan standar yang sangat tinggi.

Namun, hal ini mungkin tidak selalu terasa buruk, karena ketika kamu berhasil mencapai tujuan, kamu mungkin merasakan kebahagiaan yang luar biasa.

"Kenikmatan" yang akan mendorong kamu untuk melakukannya berulang kali, meskipun itu merugikanmu.

Diperkirakan hingga 30% pekerja Australia berisiko tinggi mengalami kecanduan kerja dengan perempuan yang paling berisiko.

Baca Juga: Nggak Perlu ke Tukang Servis! Ini Cara Mengatasi Laptop Lemot Tanpa Kehilangan Data Penting

Tanda-tanda kecanduan kerja

Ada banyak tanda-tanda kecanduan kerja. Menurut Skala Kecanduan Kerja Bergen yang dikembangkan oleh Universitas Bergen, kamu mungkin kecanduan kerja jika kamu secara teratur:

  • Memikirkan bagaimana kamu bisa memperoleh lebih banyak waktu untuk bekerja.
  • Menghabiskan lebih banyak waktu bekerja daripada yang kamu niatkan.
  • Bekerja begitu banyak sehingga berdampak negatif pada kesehatanmu.
  • Merasa stres jika tidak bisa bekerja.
  • Mengurangi hal-hal penting seperti hobi dan perawatan diri.
  • Bekerja untuk mengurangi perasaan bersalah, rasa tidak berdaya, kecemasan, dan depresi.
  • Tidak dapat mengurangi jumlah pekerjaan, bahkan jika kamu sudah diberitahu untuk melakukannya.

Tanda-tanda lainnya dapat mencakup kecemasan, mudah tersinggung, perasaan bersalah, ketakutan, dan kurangnya kontrol, sesuai dengan studi yang melibatkan 1200 orang Australia oleh Dr. Rachael Potter dari University of South Australia.

Mengapa kecanduan kerja semakin menjadi masalah?

Ada banyak faktor yang menyebabkan orang kecanduan kerja, termasuk kemudahan akses terhadap pekerjaan, terutama jika kamu bekerja dari rumah.

Meskipun kerja jarak jauh penting untuk aksesibilitas, ini juga dapat memudarkan batas antara rumah dan pekerjaan, sehingga sulit untuk melepaskan diri.

Hal ini bisa berarti memeriksa email kamu di malam hari melalui ponsel, bekerja melebihi jam kerja yang ditetapkan, atau bekerja pada hari libur, dan semakin menggoda jika beban kerja Kamu semakin tinggi.

Baca Juga: Cara Terlihat Offline di Whatsapp Tanpa Mematikan Data Seluler, Tetap Bisa Internetan Tanpa Terganggu Chat WA

Masalah lainnya adalah tekanan hidup tambahan yang ditanggung perempuan dengan tugas seperti tugas rumah tangga, pengasuhan anak, dan pekerjaan domestik rumah tangga lainnya.

Dengan tuntutan dan tekanan ini mudah untuk merasa cemas, bersalah, dan merasa perlu bekerja lebih banyak untuk membuktikan diri.

Hal ini dapat menjadi lebih rumit jika kamu menambahkan lapisan interseksionalitas dan masalah keuangan.

Kesenjangan gaji antara gender, yang saat ini mencapai 13,3% di Australia, mungkin juga berarti bahwa perempuan perlu bekerja lebih banyak untuk mendapatkan penghasilan yang sama.

Orang muda juga berisiko lebih tinggi mengalami kecanduan kerja, terutama jika mereka tidak memiliki keamanan kerja dan bekerja dengan upah minimum.

Dampak Kecanduan Kerja pada Kesehatan dan Kesejahteraan Kita

Kecanduan kerja dapat memiliki dampak besar pada kesejahteraan Kamu, menyebabkan stres berlebihan, kelelahan, dan kelelahan emosional.

Hal ini juga dapat memicu kondisi kesehatan mental, termasuk depresi dan kecemasan, serta melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko penyakit dan mengembangkan kondisi kesehatan kronis yang mungkin tidak akan pulih sepenuhnya.

Semakin lama kamu melanjutkan siklus kelelahan ini, semakin buruk keadaanmu.

Baca Juga: Hasil Korea Open 2023: Kalahkan Denmark, Pram/Yere Jadi Wakil Pertama Indonesia yang Lolos ke 16 Besar

Bahkan, hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam hal-hal seperti tidur, memasak, membersihkan, dan kemampuan untuk menjaga diri sendiri.

Kecanduan kerja juga dapat berdampak negatif pada karier dan hubunganmu, terutama jika Kamu mengalami komplikasi kesehatan akibat stres jangka panjang.

Hal ini dapat menyebabkan kamu menjauhi keluarga dan teman-temanmu, dan bahkan menghindari mereka jika kamu merasa diserang ketika mereka mengatakan kamu bekerja terlalu banyak.

Hal ini juga dapat menyebabkan perasaan kesepian dan bersalah, yang lebih meningkatkan risiko kesehatan mental yang buruk.

Tips dan Saran untuk Mengatasi Kecanduan Kerja

Hal paling penting yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi kecanduan kerja adalah mengakui bahwa kamu memiliki masalah.

Jadilah jujur dengan dirimu sendiri dan kenali tanda-tanda peringatan, serta dampaknya terhadap kehidupanmu dan orang-orang di sekitarmu.

Baca Juga: Pilih yang Pasti Aja! Ini Alasan Honda ADV160 Sabet Bike of The Year Otomotif Award 2023

Kamu juga dapat:

  • Berbicara dengan orang-orang terdekatmu.
  • Menjaga jam kerja yang ditetapkan.
  • Berhenti memeriksa email setelah jam kerja.
  • Mengutamakan waktu untuk hobi, hubungan, dan perawatan diri.
  • Mengatur waktu cuti.
  • Berbicara dengan atasanmu untuk mengurangi beban kerjamu atau meminta kondisi fleksibel.
  • Bergabung dengan kelompok dukungan.
  • Berbicara dengan konselor, psikolog, atau mengakses Program Bantuan Karyawan.

Penting bagi tempat kerja untuk memimpin percakapan ini, sehingga karyawan merasa cukup aman untuk mengungkapkan kekhawatiran mereka.

Hal ini juga membantu mengurangi stigma dan rasa malu yang terkait dengan kecanduan dan meningkatkan kemungkinan orang akan mencari bantuan.***

Follow Berita Info Semarang di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Bisnis20 November 2024, 17:03 WIB

Ekonom Bank Mandiri Optimistis Ekonomi Indonesia Tetap Solid di Tengah Dinamika Global

Ekonomi nasional diproyeksikan akan tetap menunjukkan kinerja positif, didukung oleh stabilitas makroekonomi yang terjaga.
Event Mandiri Macro and Market Brief Road to Mandiri Investment Forum 2025 di Jakarta, Rabu 20 November 2024.
 (Sumber:  | Foto: dok Bank Mandiri.)
Semarang Raya19 November 2024, 15:45 WIB

Semarang Raih Dua Penghargaan Daerah Tertib Ukur dan Pasar Tertib Ukur dari Kemendag

Selama dua tahun berturut-turut, Kota Semarang meraih penghargaan sebagai daerah tertib ukur.
Pemkot Semarang meraih dua kategori penghargaan sebagai Daerah Tertib Ukur (DTU) dan Pasar Tertib Ukur dari Kemendag.
 (Sumber:  | Foto: Dok)
Umum19 November 2024, 13:19 WIB

PJ Gubernur Jateng Nana Sudjana Langsung Bergerak Selesaikan Pemblokiran Rekening UD Pramono

Pemilik UD Pramono, Pramono menyampaikan terima kasih karena telah dibantu menyelesaikan satu persatu permasalahan yang dihadapi.
Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mendampingi Menko Bidang Pangan, Zulkifli Hasanbersilaturahmi dengan pemilik UD Pramono. (Sumber:  | Foto: Dok)
Semarang Raya19 November 2024, 11:57 WIB

Bantu Petani, Mbak Ita Luncurkan "Petruk Semar" untuk Pasarkan Hasil Panen

Mbak Ita meluncurkan Petruk Semar (Petani Truck Semarang Punya), truk operasional untuk memasarkan hasil pertanian di Kota Semarang.
Mbak Ita meluncurkan Petruk Semar (Petani Truck Semarang Punya). (Sumber:  | Foto: Sakti)
Semarang Raya17 November 2024, 16:49 WIB

Warga Tambaklorok Kini Miliki Jamban Pribadi, Tak Lagi Buang Hajat di Sungai

Ahmad Sholeh (50), warga RT 3 RW 14 Tambakmulyo, Semarang Utara, kini memiliki jamban pribadi.
Ahmad Sholeh (50), warga RT 3 RW 14 Tambakmulyo, Semarang Utara, kini memiliki jamban pribadi. (Sumber:  | Foto: Sakti)
Semarang Raya17 November 2024, 16:45 WIB

Pemkot Semarang Terbitkan Perwal Beasiswa Anak Petani dan Nelayan

Pemkot Semarang akan melakukan sosialisasi Perwal dan melakukan kurasi terhadap anak-anak petani dan nelayan yang bisa mendapatkan beasiswa tersebut.
Aktivitas pertanian di Kota Semarang. (Sumber:  | Foto: Sakti)
Semarang Raya15 November 2024, 16:55 WIB

Semarang Agro Expo 2024 Kembali Digelar di Mijen

. Tidak hanya memamerkan produk-produk pertanian terpadu seperti hasil kebun, peternakan, dan perikanan, SAE 2024 juga dimeriahkan berbagai lomba menarik dan edukasi pertanian untuk anak-anak.
Pembukaan Semarang Agro Expo 2024 di Mijen. (Sumber: )
Semarang Raya15 November 2024, 16:45 WIB

DPD Gerakan Pemuda Marhaenis Deklarasikan Dukungan Untuk Andika Perkasa-Hendrar Prihadi

Dalam deklarasi tersebut, secara khusus DPD GPM Jateng memberikan dukungan kepada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jateng nomor urut 1, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi.
Deklarasi digelar di Posko Kemenangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi. (Sumber:  | Foto: Sakti)
Semarang Raya14 November 2024, 18:13 WIB

Pedagang Barito Slup-slupan Tempati Eks Pasar Dargo Semarang

Sebanyak 50 pedagang, Rabu 13 November 2024 mulai menempati Semarang Exhibition Center atau eks Pasar Dargo yang berada di Jalan dr. Cipto Semarang.
Pedagang Barito menempati eks Pasar Dargo yang berada di Jalan dr. Cipto Semarang.
 (Sumber:  | Foto: Sakti)
Bisnis14 November 2024, 17:37 WIB

Terus Tumbuh dan Semakin Kokoh di Tahun Ke-5, DPLK AXA Mandiri Jalin Kerja Sama Baru dengan Sejumlah Perusahaan Ternama

Kerja sama ini memberikan arti penting bagi DPLK AXA Mandiri karena kami sama-sama memiliki komitmen terhadap masa depan karyawan.
DPLK AXA Mandiri menjalin kerja sama strategis dengan PT  Industri Kereta Api dan Sambu Group. 
 (Sumber:  | Foto: dok)