INFOSEMARANG.COM -- Menjaga hubungan butuh usaha keras. Namun, dalam penelitian terbaru, ternyata hubungan jangka panjang memiliki tahapan-tahapan tertentu yang bisa diprediksi.
Setiap tahapan memiliki tantangan dan keuntungannya sendiri yang akan dialami oleh pasangan tersebut.
Bagi banyak pasangan, mengetahui tentang tahapan-tahapan ini memberikan rasa lega, karena pada akhirnya tahapan tersebut hanyalah fase yang bisa dilewati.
Dilansir dari relationshipsnsw pada Selasa, 18 Juli 2023, salah satu model perkembangan hubungan yang terkenal dikemukakan oleh psikolog Jerman bernama George Levinger. Pada tahun 1976, ia mengusulkan teori yang disebut teori ABCDE.
Masing-masing huruf dalam teori ini menandakan periode yang berbeda dalam hubungan, yaitu:
- Acquaintance atau Tahap Mengenal/Menarik
- Buil-up atau Tahap Membangun
- Continuation/Consolidation atau Tahap Lanjutan/Konsolidasi
- Deterioration atau Tahap Kemunduran
- Ending atau Tahap Berakhir
Tahapan-tahapan dalam hubungan ini bisa bersifat non-linear, berulang, atau keduanya, sama seperti tahapan-tahapan kesedihan.
"Memiliki panduan itu selalu bagus untuk memperhatikan beberapa konsep penting, tetapi panduan tersebut nggak akan mencakup semuanya, dan nggak berjalan secara berurutan," kata Psikolog Klinis, Elisabeth Shaw.
Baca Juga: Intip Gubahan Baru Motor Klasik Honda GB350 dan GB350 S 2023, Dibanderol Rp 60 Jutaan
"Dalam hubungan, kamu bisa berpindah dari satu tahap ke tahap lain tergantung pada peristiwa-peristiwa hidup atau ketidakpastian dalam hidup."
Mari simak penjelasan setiap tahapan dalam perkembangan hubungan. Dengan mengidentifikasi tahapan-tahapan umum dalam hubungan ini, kamu dan pasanganmu nggak hanya bisa tahu cara mengatasi setiap fase, tetapi juga bisa berkembang dengan baik melalui setiap tahapannya.
1. Tahap Mengenal/Menarik: Awal yang Menarik
Tahap ini sering disebut sebagai 'tahap bulan madu' yang penuh dengan gairah, kegembiraan, dan daya tarik yang intens.
Kamu dan pasanganmu akan merasakan ledakan emosi dan hasrat fisik yang luar biasa, menjadikan tahap ini sebagai waktu yang paling berkesan dan berharga, karena semuanya terasa sempurna.
Tahap ini adalah waktu yang menakjubkan untuk saling mengenal dan menjelajahi satu sama lain, di mana kamu dan pasanganmu akan menginvestasikan waktu dan usaha untuk saling mengenal dengan lebih dalam.
Namun, penting juga untuk tetap realistis. Saat jatuh cinta, otak kita melepaskan oksitosin, serotonin, dan dopamin yang membuat kita merasa bahagia dan terikat pada pasangan kita.
Karena itu, kita mungkin mengabaikan beberapa sifat atau nilai yang sebenarnya nggak kita terima.
Tahap awal ini bisa saja berkurang intensitasnya, tetapi ada harapan kok, seperti yang ditawarkan oleh Scientific American.
Beberapa pasangan bisa mempertahankan kebahagiaan ini sepanjang hubungan mereka dengan saling menantang dalam kegiatan baru yang mereka nikmati bersama.
Baca Juga: Kontrak Kerja PPPK Guru Diperpanjang! Maksimal Usia dan Syarat Ada di Sini
2. Tahap Membangun: Tahap Pertengahan yang Kompleks
Inilah tahap di mana kenyataan mulai terjadi dan hubungan benar-benar berkembang. Mungkin ada lebih sedikit gairah dibandingkan dengan tahap 'bulan madu,' tetapi kamu dan pasanganmu masih saling terikat oleh cinta romantis.
Kamu nggak lagi merasa menjadi orang asing dan sudah memiliki gambaran yang baik tentang nilai dan tujuan satu sama lain.
Kamu mulai menerima kekurangan satu sama lain dan merasa lebih nyaman di sekitar pasanganmu, membangun ikatan emosional yang lebih dalam.
Ironisnya, di tahap ini juga sering muncul konflik dan tantangan. Tahap ini bisa menjadi waktu yang rumit, di mana pasangan harus menghadapi berbagai rintangan dan mengatasi perbedaan pendapat, perbedaan, dan realitas kehidupan sehari-hari yang dihadapi bersama.
Penting bagi pasangan untuk mengembangkan pola komunikasi yang sehat, empati, dan bekerja sama sebagai tim selama tahap ini.
3. Tahap Lanjutan: Membangun Masa Depan Bersama
Di tahap komitmen ini, pasangan memperkuat dedikasi satu sama lain dan mengembangkan visi masa depan bersama. Rencana jangka panjang dibuat, tujuan bersama ditetapkan, dan ikatan emosional semakin dalam.
Tahap ini sering melibatkan membangun kehidupan bersama, seperti merencanakan karier, pindah rumah, atau memulai keluarga.
Merawat hubungan sambil tetap menjaga keunikan masing-masing adalah hal yang penting.
Beberapa pasangan berisiko menjadi terlalu tergantung pada pasangan, sementara yang lain mungkin merasa tidak puas karena kurangnya ruang atau kegembiraan.
Baca Juga: Sepeda Motor Listrik Kawasaki Ninja EV akan Dirilis Tahun 2023 Ini, Prototipe Telah Dipamerkan
Biasanya, setelah dua hingga tiga tahun, bisa muncul periode stagnasi atau volatilitas.
Ketidakcocokan dan masalah mendasar bisa muncul jika nggak ditangani dengan baik, di mana kedua pasangan merasa dipahami.
Komunikasi dan kompromi sangat penting di sini, saat pasangan memasuki kemitraan yang lebih dalam dan memuaskan.
4. Tahap Kemunduran: Perubahan atau Kehancuran
Pada suatu saat, pasangan bisa mengalami perubahan yang bisa memperkuat hubungan atau mengarah pada kehancurannya.
Tahap ini sering dipicu oleh faktor-faktor eksternal seperti perubahan besar dalam kehidupan, krisis, atau tantangan kesehatan yang serius.
Inilah periode kritis di mana pasangan harus saling mendukung dan mencari bantuan profesional jika diperlukan.
Tahap perubahan ini juga bisa disebabkan oleh rusaknya hubungan. Salah satu istilah yang dikenal luas, meskipun nggak ilmiah, adalah 'gatal tujuh tahun,' yang menggambarkan penurunan kebahagiaan dalam hubungan setelah sekitar tujuh tahun.
Dia menjelaskan bahwa ujian utama dalam hubungan adalah bagaimana kita menghadapi tantangan bersama sebagai tim, sehingga "ketika kita mengalami kesulitan, kita bisa melewatinya dengan baik dan merasa lebih kuat dan terhubung."
Ini adalah proses yang terus-menerus bagi pasangan, di mana mereka belajar cara berkomunikasi secara produktif, yang membangun dasar yang indah untuk tahap-tahap berikutnya.
Baca Juga: Full Senyum! Selain Naik, Gaji PNS Memiliki Tambahan Bonus, Berapa Besarannya?
5. Akhir yang Sukses atau Gagal
Pada tahap terakhir, pasangan akan berhasil menghadapi tantangan dan terus membangun hubungan yang memuaskan atau menyadari saatnya untuk berpisah.
Refleksi dan kesadaran diri sangat penting dalam menerima hubungan yang kamu pilih. Terlepas dari arah yang diambil hubunganmu, penting untuk tetap jujur pada diri sendiri dan tetap mencintai dirimu sendiri.
Tidak ada yang bisa merasakan apa yang kamu rasakan, bukan?
Di sisi lain, cinta yang abadi adalah puncak dari setiap hubungan serius.
Kamu dan pasanganmu telah sepenuhnya menerima satu sama lain, dengan semua kelebihan dan kekurangannya, dan telah merawat hubungan yang ditandai dengan keamanan, fleksibilitas, dan batasan yang sehat.
Meskipun ini adalah tahap terakhir, tetap membutuhkan perawatan. Masih mungkin untuk tergelincir kembali ke tahap sebelumnya, tetapi itu juga bisa mencakup tahap 'bulan madu' lagi!
Semoga tulisan ini memberikan panduan yang bermanfaat bagi kamu dan pasanganmu dalam menjalani perjalanan hubungan yang menyenangkan dan memuaskan.
Ingatlah bahwa setiap tahap memiliki tantangannya sendiri, tetapi dengan komunikasi yang baik dan komitmen yang kuat, kamu dan pasanganmu bisa melewati setiap fase dengan sukses.***