INFOSEMARANG.COM -- Gangguan dalam kehidupan sering kali mempengaruhi kebiasaan self care kita, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif.
Seorang ahli psikologi menjelaskan bagaimana kita dapat mencapai keseimbangan yang lebih baik.
Menurut riset terbaru dari Noble Oak, takut akan depresi semakin meningkat hingga nyaris sebanding dengan ketakutan terhadap kanker.
Kecemasan terkait kesehatan, kelelahan, kemarahan, frustrasi, dan rasa kesepian adalah beberapa kondisi emosional umum yang sering kita alami setelah bertahun-tahun menghadapi pandemi, ketidakpastian, dan penyesuaian dengan gaya hidup baru.
Merawat Diri atau Merugikan Diri?
Tidak dapat dipungkiri bahwa di masa-masa sulit, self care atau menjaga diri sendiri sangatlah penting. Namun, ketika kita berada di bawah tekanan, cara kita menghibur diri sendiri terkadang dapat memperburuk situasi.
Berlebihan makan, minum berlebihan, berjudi, menonton televisi secara berlebihan, tidur larut malam, bekerja hingga larut malam, serta menghindari teman dan keluarga terkadang menjadi godaan dalam jangka pendek.
Namun, seiring berjalannya waktu, perilaku-perilaku tersebut dapat memperkuat perasaan kehilangan kendali.
Kita mungkin kehilangan rutinitas atau struktur dalam kehidupan kita, dan kebiasaan buruk tersebut dapat terlanjur terpatri sehingga sulit untuk diubah.
Baca Juga: Intip Gubahan Baru Motor Klasik Honda GB350 dan GB350 S 2023, Dibanderol Rp 60 Jutaan
Risiko Terlalu Sering Terhubung Secara Online
Sebuah artikel terbaru oleh peneliti Robin Abrahams dan Boris Groysberg di Harvard Business Review menyebutkan bahwa banyak strategi perawatan diri modern yang kita lakukan cenderung dilakukan secara individual, dengan menghindari interaksi dengan orang lain.
Menghabiskan waktu untuk merenung, meditasi, menulis jurnal, pergi ke gym, atau bahkan menjalani konseling, seringkali membuat kita mencoba mengatasi masalah kita sendiri sebagai individu.
Hal ini tentu bernilai tinggi jika itu membantu kita menjadi lebih baik dalam hubungan interpersonal.
Namun, para penulis berpendapat bahwa dengan terlalu fokus pada diri sendiri dalam melakukan perawatan diri, kita mungkin mengabaikan cara-cara terhubung dengan orang lain untuk merasa lebih baik.
Hal ini terutama berlaku ketika banyak dari kita mengalami kelelahan akibat terhubung secara online dalam jangka panjang.
Setelah lelah menghadiri pertemuan virtual sepanjang hari, kita sering memberi diri kita izin untuk tidak menghubungi orang lain untuk mengetahui kondisi mereka, yang pada akhirnya dapat merusak hubungan kita.
Delapan Strategi Perawatan Diri yang Sangat Efektif
Menjaga kesehatan mental kita menjadi hal yang penting, tetapi bagaimana cara kita memulai membangun ketangguhan dan menemukan strategi perawatan diri yang bermanfaat, bukan merugikan, dalam jangka panjang?
Berikut adalah delapan langkah self care atau perawatan diri untuk mencapai keseimbangan emosional.
Baca Juga: Kontrak Kerja PPPK Guru Diperpanjang! Maksimal Usia dan Syarat Ada di Sini
1. Lakukan Evaluasi Emosional secara Rutin
Bagaimana keadaanmu sebenarnya? Daripada hanya menjawab dengan cepat "baik-baik saja", adakah kesulitan yang kamu alami setiap hari?
Sebutkan dengan jujur perasaan-perasaan sulit atau negatif yang kamu rasakan.
2. Identifikasi Hal-hal yang Membuang Energi
Apa yang membutuhkan energimu untuk mengatasi perasaan negatif? Apa strategi yang efektif ketika kamu merasa sedih namun harus tetap bersikap ceria?
Kenali hal-hal yang membuatmu kehilangan energi dan berkontribusi pada suasana hati yang rendah.
3. Ingatkan Kembali Nilai-nilai Inti yang Kamu Miliki
Apa nilai-nilai inti yang kamu anut, dan apakah nilai-nilai tersebut membimbingmu menjadi dirimu yang terbaik?
Terkadang, kita terjebak bereaksi terhadap tindakan orang lain, tanpa mempertimbangkan tanggung jawab atas tindakan kita sendiri.
4. Tinjau Kembali Strategi Perawatan Diri yang Kamu Gunakan
Apakah kamu memiliki strategi perawatan diri yang efektif? Strategi perawatan diri seharusnya digunakan untuk memulihkan kekuatan dan energi dalam menyelesaikan tugas-tasmu.
Perawatan diri bukan untuk mengisolasi diri, merenung, atau menyimpan kesalahan dan kekecewaan terhadap orang lain.
Baca Juga: Sepeda Motor Listrik Kawasaki Ninja EV akan Dirilis Tahun 2023 Ini, Prototipe Telah Dipamerkan
5. Jangan Abaikan Hubunganmu
Siapa yang menjadi pemberi nasihat bijak dan pendukungmu? Apakah kamu secara teratur berkomunikasi dengan mereka dan memperkuat hubungan di mana saling mendukung?
Ketika kamu menghabiskan waktu bersama orang lain, cobalah untuk berfokus pada percakapan yang penting.
6. Kenali Pola-pola Negatif
Baik itu kebiasaan buruk, hubungan yang toksik, atau rutinitas yang negatif, beri dirimu kesempatan untuk mengintervensi dan menetapkan jalur baru.
Bahkan melakukan satu hal yang berbeda atau mengadopsi satu kebiasaan baru yang kamu tahu lebih baik untukmu (dan sesuai dengan nilai-nilai inti yang kamu anut) akan memberikanmu rasa kendali positif dan optimisme.
7. Investasikan pada Kebahagiaan
Apa yang ada di masa depan yang bisa kamu nantikan? Jangan biarkan dirimu mengabaikan nilai dari interaksi kecil yang tulus sebagai momen cerah dalam harimu, baik itu sekadar pergi minum kopi bersama atau bermain dengan anjingmu di taman.
Pada saat yang sama, jika kamu memiliki harapan yang lebih besar atau tujuan yang lebih ambisius, mulailah merencanakannya dan tentukan bagaimana cara untuk mewujudkannya.
Menetapkan tujuan yang realistis dan dapat dicapai dapat memberikan kita harapan dan motivasi yang kuat.
Baca Juga: Full Senyum! Selain Naik, Gaji PNS Memiliki Tambahan Bonus, Berapa Besarannya?
8. Akui Ketika Kamu Membutuhkan Bantuan Tambahan
Strategi-strategi ini memerlukan disiplin dan kerja keras. Sulit untuk mengubah keadaan sendirian, dan sulit untuk menjaga momentum ketika kita dihadapkan pada berbagai variabel yang tidak stabil setiap harinya.
Dalam suasana yang inklusif ini, mari kita mulai mengambil langkah-langkah untuk merawat diri dan membangun ketangguhan mental yang sejati. Kamu pantas mendapatkan keseimbangan dan kebahagiaan dalam hidupmu.***