Itikaf di Masjid pada 10 Hari Terakhir Ramadhan Sebaiknya Dimulai Jam Berapa? Simak Penjelasan Berikut Biar Tidak Salah Paham

Ilustrasi itikaf di dalam masjid selama Ramadan. (Sumber : pexels.com/Ali)

INFOSEMARANG.COM - Pelaksanaan Itikaf di masjid pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan merupakan kegiatan yang dicontohkan langsung oleh Rasulallah SAW.

Itikaf di dalam masjid pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan adalah bertujuan suapaya mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Kegiatan Itikaf sendiri berarti berdiam di masjid selama waktu tertentu sambil melakukan beberapa kegiatan ibadah seperti sholat sunah, baca Al Quran, atau dzikir.

Baca Juga: Sinopsis Drama All That We Loved, Sehun EXO Jadi Pemain Basket

Lalu, kapan waktu terbaik memulai kegiatan Itikaf di masjid? Sepulang sholat taraweh, setelah sahur, atau kapan?

Abu Hurairah radhiallahu 'anhu memang pernah menjelaskan jika Rasulullah menjalankan ibadah Itikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

يعتكف في كل رمضان عشرة أيام ، فلما كان العام الذي قُبِضَ فيه r كان رسول الله اعتكف عشرين يوماً

Artinya: "Rasulullah shallallahu alaihi wasallam selalu Itikaf setiap bulan Ramadhan selama 10 hari. Tapi pada tahun dimana beliau wafat, beliau Itikaf selama 20 hari." (HR Bukhari)

Baca Juga: 5 Tips Cara Jawab Pertanyaan Kapan Nikah Saat Lebaran Dengan Santai,Siapkan Jawaban Ini

Sementara untuk waktu pelaksanaannya sendiri tidak ada waktu tertentu alias bisa dilakukan jam berapa saja menurut jumhur ulama.

As-Sindi dalam Hasyiyah an-Nasai mengatakan

من أعظم مَا يطْلب بالاعتكاف اَدْرَاك لَيْلَة الْقدر وَهِي قد تكون لَيْلَة الْحَادِي وَالْعِشْرين

“Di antara tujuan utama melakukan Itikaf adalah mendapatkan lailatul qadar, dan malam qadar itu mungkin saja terjadi pada malam ke-21.” (Hasyiyah as-Sindi untuk sunan an-Nasai, 2:44).

Sementara itu, ulama lain berpendapat bahwa orang yang hendak Itikaf, disyariatkan memulai itikafnya setelah subuh di hari ke-21. ini berdasarkan riwayat dari Aisyah yang mengatakan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَعْتَكِفَ صَلَّى الْفَجْرَ ثُمَّ دَخَلَ مُعْتَكَفَهُ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila hendak itikaf, beliau shalat subuh kemudian masuk ke tempat khusus untuk itikaf beliau.” (HR. Bukhari Muslim)

Baca Juga: Resep Es Campur Kurma, Mudah dan Cocok untuk Buka Puasa

Di antara ulama yang memilih pendapat ini adalah al-Auzai, ats-Tsauri, dan al-Laits dalam salah satu pendapatnya. Ini juga yang dipilih Lajnah Daimah (Majmu’ fatawa Lajnah Daimah, 10:411) dan Imam Ibnu Baz (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 15:442).

Pendapat yang lebih mendekati kebenaran dalam hal ini adalah pendapat jumhur (mayoritas ulama).

Karena riwayat Aisyah di atas tidaklah menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai melakukan Itikaf di pagi hari.

Artinya, Rasulullah SAW sudah mulai itikaf di malam hari, hanya saja beliau belum masuk tempat khusus untuk Itikaf beliau (seperti bilik di dalam masjid).

Beliau baru memasuki bilik itu setelah shalat subuh di pagi harinya.

وَأَوَّلُوا الْحَدِيث عَلَى أَنَّهُ دَخَلَ الْمُعْتَكَف , وَانْقَطَعَ فِيهِ , وَتَخَلَّى بِنَفْسِهِ بَعْد صَلَاته الصُّبْح , لا أَنَّ ذَلِكَ وَقْت اِبْتِدَاء الاعْتِكَاف , بَلْ كَانَ مِنْ قَبْل الْمَغْرِب مُعْتَكِفًا لابِثًا فِي جُمْلَة الْمَسْجِد , فَلَمَّا صَلَّى الصُّبْح اِنْفَرَد

Baca Juga: Deretan Produk Xiaomi yang Diskon Besar-besaran Jelang Lebaran 2023, HP Jadi Murah Meriah

“Mayoritas ulama memahami hadis di atas, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke bilik Itikaf, memisahkan diri, dan menyendiri setelah beliau melakukan shalat subuh. Bukan karena itu waktu mulai Itikaf, namun beliau sudah tinggal di masjid sebelum maghrib. Setelah shslat subuh, beliau menyendiri.” (Syarh Shahih Muslim an-Nawawi, 8:69).***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI