INFOSEMARANG.COM -- Stres adalah respons normal tubuh terhadap perubahan. Stres bisa bersifat fisik, emosional, atau mental.
Baik itu karena mengejar deadline atau mengatur pesta pernikahan yang sempurna, stres adalah bagian dari kehidupan sehari-hari.
Namun, setiap orang bereaksi terhadap stres dengan cara yang berbeda. Bagi sebagian orang, merasa stres mungkin terlihat jelas, tetapi bagi yang lain, mungkin tidak menyadarinya sampai menjadi lebih parah.
Dilansir dari verywellmind pada Jumat, 21 Juli 2023, sebuah studi pengamatan pada tahun 2015 meneliti sejauh mana orang dewasa mempersepsikan stres dan ditemukan bahwa 59% dari mereka telah mengalami tingkat stres yang tinggi.
Namun, overstressed atau terlalu banyak stres dapat merugikan kesehatan fisik dan mentalmu karena dapat menyebabkan tubuhmu menurun.
Bagaimana cara mengetahui apakah kamu mengalami tingkat stres normal atau benar-benar terlalu stres?
Walaupun stres memengaruhi setiap orang dengan cara yang berbeda, ada beberapa tanda umum bahwa kamu mungkin overstressed.
1. Pola Tidurmu Terganggu
Sebagian dari kita mungkin pernah mengalami malam tanpa tidur dan bangun merasa lelah dan kantuk. Ketika seseorang terlalu stres, pikirannya terbebani dan hal itu mempengaruhi kemampuannya untuk tidur nyenyak dan tetap tidur.
Jika kamu merasa lelah sepanjang waktu dan hampir tidak memiliki energi untuk melewati hari, kemungkinan kamu terlalu stres.
Sebuah studi pada tahun 2014 dengan lebih dari 2.300 peserta dewasa menunjukkan hubungan signifikan antara paparan stres dan peningkatan risiko insomnia.
Baca Juga: Honda Rebel, Motor Cruiser Laris, Mudah Kustomisasi, Intip Spesifikasi dan Harganya Saat Ini!
2. Perasaan Depresi
Wajar jika peristiwa besar dalam hidup seperti kematian seorang yang dicintai atau kehilangan pekerjaan menyebabkan perasaan sedih dan depresi.
Tetapi stres akibat masalah sehari-hari seperti kesulitan keuangan, hubungan yang bermasalah, masalah kesehatan, dan tanggung jawab sebagai orang tua juga bisa menyebabkan depresi.
Sebuah penelitian yang melibatkan 816 wanita menunjukkan bahwa stres kronis dan akut secara signifikan meningkatkan risiko mengalami episode depresi besar.
Perlu diperhatikan bahwa depresi terkait dengan faktor-faktor lain seperti riwayat keluarga, lingkungan, kimia otak, kondisi medis tertentu, dan nutrisi yang buruk.
3. Rasa Cemas atau Mudah Marah atau Keduanya!
Ketika kamu mengalami tingkat stres yang tinggi dalam jangka waktu yang lama, kamu mungkin merasa kewalahan.
Kamu mungkin memiliki terlalu banyak hal untuk dilakukan dan merasa tidak mampu menyelesaikannya. Hal ini bisa menyebabkan perasaan mudah marah.
Entah itu karena persiapan wawancara kerja atau kencan pertama, rasa cemas sesekali memang normal; namun, jika kamu merasa cemas sepanjang waktu, itu bisa berarti kamu terlalu stres.
Sebuah studi pada tahun 2015 yang melibatkan orang dewasa sehat yang bekerja antara usia 30 hingga 60 tahun menunjukkan bahwa stres di tempat kerja dan rumah berkaitan dengan gejala kecemasan dan depresi baik pada pria maupun wanita.
Baca Juga: Anti Tilang, Ini 7 Bagian Sepeda Motor yang Bisa Kamu Modifikasi Sesuka Hati
4. Sering Mengalami Sakit Kepala
Entah itu karena tidur malam yang buruk atau akibat mabuk, mungkin kamu pernah mengalami sakit kepala sebelumnya.
Namun, salah satu gejala umum dari terlalu stres adalah sering mengalami sakit kepala jenis tegang. Sakit kepala seperti ini terasa seperti ada tali yang melingkari kepala dan perlahan mengetat.
Sebuah studi longitudinal berbasis populasi yang diterbitkan pada tahun 2014 menemukan bahwa peningkatan stres berkaitan dengan peningkatan jumlah hari peserta mengalami sakit kepala setiap bulannya, khususnya pada orang yang mengalami sakit kepala jenis tegang dan kelompok usia muda.
5. Gangguan Pencernaan
Stres kronis dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti sakit maag, sembelit, dan diare, serta memperburuk gejala pada orang dengan penyakit inflamasi usus (IBD), sindrom usus iritabel (IBS), tukak lambung, penyakit refluks gastroesofagus (GERD), dan gangguan gastrointestinal fungsional lainnya.
6. Mempercepat Detak Jantung dan Tekanan Darah Tinggi
Mungkin kamu merasakan jantungmu berdetak lebih cepat saat berjalan cepat atau memindahkan beberapa perabotan berat.
Namun, jika detak jantungmu cepat saat berdiri diam atau duduk, itu bisa berarti kamu terlalu stres.
Ketika kamu mengalami stres, detak jantung dan tekanan darahmu meningkat. Tetapi jika stresor bersifat jangka pendek (disebut stres situasional), detak jantung dan tekanan darahmu akan kembali ke tingkat normal.
Jika kamu mengalami stres dalam jangka waktu yang lama, tubuhmu akan tetap dalam keadaan berlebihan dalam jangka waktu yang lama.
Baca Juga: Kesempatan Emas! Seleksi CPNS 2023 Bakal Buka Formasi Khusus IT
7. Jerawat Semakin Banyak
Bayangkan ini: malam sebelum presentasi penting, saat sikat gigimu, kamu melihat jerawat besar muncul tepat di dahi mu.
Tingkat stres yang parah telah terbukti berhubungan signifikan dengan peningkatan tingkat keparahan jerawat.
Salah satu mekanisme yang terlibat adalah ketika tubuh melepaskan kortisol selama respons stres, yang meningkatkan produksi minyak di kulit dan memperburuk jerawat.
Perlu diingat bahwa ada faktor-faktor lain yang juga bisa menyebabkan jerawat selain stres, seperti peradangan, pori-pori tersumbat, bakteri, dan perubahan hormonal.
8. Sering Sakit
Efektivitas sistem kekebalan tubuhmu tergantung pada tingkat stres yang dialami tubuhmu.
Ketika tubuhmu terus-menerus dalam keadaan stres, sistem kekebalan tubuhmu menjadi rentan dan kemampuannya untuk melawan infeksi dan virus menurun.
Jadi, jika kamu selalu terasa sedang pulih dari pilek atau menghadapi masalah kesehatan yang signifikan, kamu mungkin terlalu stres.
9. Merasa Nyeri
Nyeri kronis dan stres kronis berjalan beriringan. Jika seseorang merasa nyeri, maka dia juga akan merasa stres, dan jika dia terus-menerus stres, itu bisa menyebabkan nyeri.
Bagaimana tubuhmu terasa ketika kamu bangun di pagi hari? Jika kamu terus-menerus merasakan nyeri di sendi dan punggungmu, kamu mungkin terlalu stres.
Salah satu alasan stres berkepanjangan bisa menyebabkan nyeri adalah karena kortisol yang dilepaskan selama respons stres tubuh.
Dalam situasi normal, kortisol adalah hormon anti-inflamasi; namun, stres berkepanjangan dan peningkatan berulang kortisol menyebabkan gangguan kortisol.
Gangguan kortisol menyebabkan peradangan yang pada gilirannya menyebabkan kerusakan jaringan dan saraf yang luas.
Baca Juga: Pelamar Berusia di Atas 35 Tahun Bisa Daftar CPNS 2023, Ini Formasinya!
10. Gairah Seks Menurun
Stres dapat menyebabkan perubahan pada gairah seksual. Jika kamu merasa kurang tertarik pada seks daripada sebelumnya, itu bisa menjadi tanda kamu mengalami terlalu stres.
Sebuah penelitian pada tahun 2021 meneliti hubungan antara dampak pandemi COVID-19 pada kesehatan reproduksi wanita.
Penelitian tersebut melibatkan lebih dari 1000 wanita dan menemukan bahwa 45% dari mereka mengalami penurunan gairah seksual karena stres.
Perlu dipertimbangkan juga faktor-faktor lain yang memengaruhi libido seseorang, termasuk perubahan hormonal, faktor psikologis, merokok, konsumsi alkohol, dan faktor sosial lainnya.
Kesimpulan
Jika kamu mengalami beberapa tanda-tanda di atas secara bersamaan, itu bisa menjadi indikasi bahwa kamu mengalami tingkat stres yang berlebihan. Penting untuk mengelola stres dengan baik untuk menjaga kesehatan fisik dan mentalmu.
Ingatlah selalu untuk menjaga keseimbangan dan kesehatanmu dengan baik. Jika kamu merasa stres terlalu berat, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan.
Kamu tidak sendiri dalam menghadapi stres, dan bantuan selalu tersedia untukmu.***