INFOSEMARANG.COM -- Tekanan dada dan nyeri adalah gejala yang erat kaitannya dengan stres, kecemasan, atau serangan panik.
Saat kamu merasa stres atau panik, tubuhmu melepaskan hormon stres yang dapat menyebabkan berbagai gejala fisik, termasuk tekanan atau nyeri dada.
Namun, ini tidak berarti kamu harus mengabaikan tekanan dada tersebut. Jika kamu adalah orang dewasa yang sehat dan mengalami stres, kemungkinan tekanan dada ini disebabkan oleh keadaan stres tersebut.
Berita baiknya adalah ada cara untuk mengelola stres dan gejala kecemasan, yang dapat mengurangi sensasi fisik yang tidak nyaman.
Mari kita lihat hubungan antara tekanan dada dan stres, termasuk penyebabnya, cara mendapatkan diagnosis yang tepat, potensi komplikasi, serta cara mengobati tekanan dada yang disebabkan oleh stres.
Hubungan antara Stres dan Tekanan Dada
Saat kamu mengalami stres atau kecemasan, tubuhmu masuk ke dalam mode "bertarung atau melarikan diri," yang menghasilkan berbagai gejala fisik, emosional, dan perilaku.
Ini adalah respons otomatis yang mungkin tidak kamu sadari, dan dapat terjadi baik saat bahaya nyata maupun ketika kamu merasa bahaya itu nyata bagimu.
Dalam kondisi stres, tubuh melepaskan hormon seperti adrenalin dan kortisol, yang memiliki efek kuat pada tubuh dan pikiranmu. Setiap orang merespons stres dengan cara yang berbeda dan mengalaminya dengan cara yang unik.
Namun, salah satu respons tersebut adalah kamu dapat merasakan tekanan atau nyeri dada yang intens.
Baca Juga: Resep Spicy Chewy Potato yang Viral di TikTok, Mudah Cuma Butuh 3 Bahan Ini
Selain tekanan dada, respons terkait stres lainnya mungkin termasuk:
- Perasaan berat di dada
- Rahang yang terkatup
- Merasa tegang
- Merasa terputus atau emosi mati rasa
- Jantung berdebar dan tangan berkeringat
- Kesulitan bernapas
- Mual atau diare
- Gemetar
- Kesulitan berkonsentrasi
- Merasa marah atau mudah tersinggung
- Pikiran atau gambaran mental yang menakutkan
- Kesulitan berkonsentrasi
- Merasa seolah-olah "gila"
Mengalami dada yang terasa ketat atau tertekan adalah hal yang sangat umum terjadi saat mengalami stres atau kecemasan.
Bahkan, sebuah tinjauan pada tahun 2018 menemukan bahwa kecemasan menjadi faktor dalam 30% hingga 40% kunjungan ke unit gawat darurat dengan gejala utama nyeri dada tertentu.
Faktor Risiko
Siapa pun bisa mengalami tekanan dada akibat stres. Namun, hal ini lebih umum terjadi pada orang yang menderita gangguan kecemasan, dan paling umum terjadi pada orang yang mengalami serangan panik.
Sebenarnya, nyeri atau ketidaknyamanan dada adalah salah satu gejala resmi dari serangan panik.
Sebuah studi pada tahun 2019 menemukan bahwa 28% dari orang yang dirawat di rumah sakit karena nyeri dada dengan hasil angiografi normal (tidak ada tanda-tanda penyakit jantung) akhirnya didiagnosis menderita serangan panik.
Baca Juga: DPR Komentari Gugatan Rp5 Miliar Panji Gumilang kepada Mahfud MD Layak untuk Ditolak
Komplikasi Stres dan Tekanan Dada
Stres tidak hanya terasa tidak nyaman, tetapi juga dapat berdampak negatif pada kesehatanmu, terutama jika stres tersebut bersifat kronis.
Stres dapat mempengaruhi sistem otot, sistem pernapasan, hormon, saluran pencernaan, sistem saraf, dan bahkan sistem reproduksi.
Stres juga terkait dengan melemahkan sistem kekebalan tubuh, serta kondisi seperti diabetes, obesitas, depresi, dan kelelahan kronis.
Meskipun tekanan dada tidak selalu menjadi tanda penyakit jantung, stres dapat memperburuk kondisi jantung, dan stres kronis dapat menjadi faktor dalam perkembangan masalah kardiovaskular.
Kapan Harus Mencari Bantuan Medis
Jika kamu mengalami stres dan tekanan dada, memang mungkin tekanan dada tersebut disebabkan oleh stresmu.
Namun, kamu tidak bisa melakukan diagnosis sendiri; terkadang, kondisi medis serius dapat menyebabkan tekanan dan nyeri dada.
Jika kamu memiliki kondisi jantung yang mendasari dan mengalami tekanan dada, segera cari perawatan medis darurat, terlepas dari apa yang kamu pikirkan penyebabnya.
Jika ini adalah episode pertama kamu mengalami tekanan atau nyeri dada, sebaiknya kamu mencari evaluasi medis untuk mengeliminasi kemungkinan penyebab kardiovaskular.
Baca Juga: Panji Gumilang Diduga Korupsi Dana BOS dan Zakat, Polisi bentuk Tim Investigasi
Biasanya, gejala serangan jantung terjadi setelah aktivitas fisik, bukan saat kamu sedang istirahat.
Gejala serangan jantung juga biasanya semakin parah seiring berjalannya waktu, bukan menghilang dengan sendirinya.
Berikut adalah gejala tipikal serangan jantung. Jika kamu mengalaminya, segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat.
- Nyeri di tengah atau sisi kiri dada yang berlangsung selama beberapa menit; nyeri mungkin hilang dan kemudian kembali lagi
- Merasa pusing, lemah, atau seperti akan pingsan
- Mengeluarkan keringat dingin
- Nyeri punggung, leher, atau rahang yang terkait
- Kesulitan bernapas
Diagnosis Stres dan Tekanan Dada
Selain penyakit jantung, beberapa kondisi medis menyebabkan tekanan dada sebagai gejala, termasuk refluks asam, pneumonia, emboli paru, dan penyakit kantong empedu.
Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan pemeriksaan oleh penyedia layanan kesehatan jika kamu mengalami nyeri dada, meskipun kamu percaya bahwa penyebabnya adalah stres.
Untuk menentukan penyebab nyeri dada atau tekanan dada, penyedia layanan kesehatan biasanya akan bertanya serangkaian pertanyaan diagnostik, memeriksa tanda-tanda vitalmu, dan mencatat riwayat kesehatanmu.
Mereka mungkin juga akan melakukan beberapa tes medis atau tes darah berdasarkan gejala yang kamu alami.
Jika mereka yakin bahwa tekanan dada kamu disebabkan oleh stres, mereka mungkin akan merujukmu ke seorang terapis atau membahas metode untuk mengurangi stres dalam kehidupanmu.
Pengobatan Stres dan Tekanan Dada
Stres sering dikelola dengan teknik manajemen stres, dan mungkin membutuhkan terapi atau jarang, pengobatan.
Gangguan kecemasan dan serangan panik, yang juga dapat menyebabkan tekanan dada, biasanya diobati dengan kombinasi terapi dan pengobatan.
Pengobatan
Stres lebih sedikit diobati dengan obat daripada gangguan kecemasan atau serangan panik. Namun, episode stres akut dapat diatasi dengan obat penenang.
Terapi
Terapi adalah cara yang baik untuk mengelola stres dan kecemasan, dan mungkin juga membantu mengatasi tekanan dada terkait. Beberapa pendekatan psikoterapi yang mungkin membantu meliputi:
- Terapi perilaku kognitif (CBT), yang membantu mengidentifikasi pola pikir negatif dan perilaku yang dapat berkontribusi pada stresmu.
- Terapi penerimaan dan komitmen (ACT), yang membantu kamu menerima pikiran dan perasaan tanpa penilaian dan mengelola stres sesuai dengan nilai-nilaimu.
- Pendekatan berbasis kesadaran untuk mengurangi stres, yang membantu mengembangkan kemampuan untuk sepenuhnya sadar dan hadir di saat ini.
Baca Juga: Jika Gaji PNS 11 Juta dengan Sistem Single Salary, Berapa Tunjangan Kinerja yang Diterima?
Cara Menghadapi Stres dan Tekanan Dada
Mengalami tekanan dada dapat menjadi hal yang menekan. Mungkin dapat menenangkan hati jika kamu mengetahui bahwa gejala tersebut disebabkan oleh stres dan bukan kondisi medis.
Namun, kamu tetap harus mengatasi stres yang sedang kamu hadapi dalam hidupmu.
Pemicu stres: seperti stres di tempat kerja, stres hubungan, stres keuangan, atau stres tentang keadaan dunia, tidak selalu dapat dihindari.
Namun, kamu memiliki kontrol dalam cara mengelola stres tersebut. Mengadopsi beberapa perubahan gaya hidup dapat membantu mengelola stres yang akan kamu hadapi.
Perubahan Gaya Hidup
Cobalah hal berikut ini untuk membantu mengelola tingkat stresmu selama waktu yang sulit:
- Sisipkan olahraga dalam hari-harimu setiap hari
- Pastikan untuk cukup tidur
- Makan secara teratur; jangan lewatkan waktu makan
- Batasi konsumsi kafein dan alkohol
- Luangkan waktu setiap hari untuk berbaring diam dan bernapas dalam-dalam
- Ungkapkan perasaanmu kepada seseorang yang kamu percayai
- Tambahkan meditasi dalam hari-harimu, bahkan hanya beberapa menit saja
Ringkasan
Tekanan dada adalah gejala umum yang sering disebabkan oleh respons fisiologis tubuh terhadap stres. Meskipun tekanan dada umum terjadi saat mengalami stres, namun juga terkait dengan kondisi medis serius seperti penyakit jantung.
Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan evaluasi dari profesional medis jika tekanan dada adalah gejala baru bagimu, atau jika disertai dengan gejala lain yang mencemaskan.***