INFOSEMARANG.COM -- Sudah pasti kita semua pernah mengalami percakapan yang tidak nyaman, canggung, atau rumit yang sebenarnya tidak ingin kita lakukan dengan pasangan, keluarga, dan teman.
Terkadang, kita mencoba menghindari percakapan sulit sepenuhnya karena takut ditolak, khawatir akan membuat orang lain kesal, atau bahkan khawatir bahwa percakapan tersebut akan menghancurkan hubungan sama sekali.
Namun, sebenarnya harapan untuk selalu setuju dengan orang yang kita cintai adalah tidak realistis.
Perbedaan pendapat, frustrasi, dan luka umumnya menjadi bagian dari setiap hubungan - suka atau tidak suka - sehingga akan menjadi tidak terhindarkan bahwa suatu saat kita perlu duduk dan melakukan "percakapan sulit" untuk mencari jalan keluarnya.
Memiliki jenis percakapan semacam ini sebenarnya bisa mengarah pada perubahan positif, selama kita mendekatinya dengan bijaksana dan penuh perasaan.
Hal ini bahkan bisa menjadi kesempatan untuk memperkuat dan menciptakan hubungan yang lebih terbuka - di mana perasaan, pendapat, dan harapan bisa saling dibagikan.
Dilansir dari relationshipsnsw pada Selasa, 25 Juli 2023, komunikasi yang retak adalah penyebab utama keretakan hubungan - oleh karena itu, berikut saran untuk membantu kamu mengatasi percakapan sulit tersebut.
Baca Juga: Apa Itu Wine Halal yang Sempat Viral? Lalu Bagaimana Penjelasan yang Sebenarnya?
1. Pilih Waktu dan Tempat yang Tepat
Jangan mencoba mengangkat masalah ketika orang lain sedang sibuk atau terganggu, atau saat mereka baru pulang dari kerja. Lebih baik bertanya, "Apakah sekarang waktu yang tepat untuk berbicara?"
Jika waktu yang tepat sudah terpilih, pilihlah tempat untuk berbicara jauh dari pengamat - terutama anak-anak.
Jika saat itu bukan waktu yang tepat untuk berdiskusi, carilah waktu yang lebih sesuai untuk kalian berdua dan sepakat untuk berbicara pada waktu itu.
2. Gunakan Pernyataan ‘Aku’
Ketika menjelaskan masalah yang membuatmu khawatir, sampaikan perasaanmu dengan memulai kalimat dengan 'aku', bukan 'kamu'.
Mulailah dengan lembut dan sampaikan keprihatinanmu dengan jelas dan tenang.
Baca Juga: Motor Dua Tak Retro yang Menjadi Idaman: Kawasaki Ninja 150 RR, Ketahui Harga Secondnya Saat Ini
Contohnya seperti, "Aku merasa frustrasi ketika perasaanku sepertinya tidak didengar" - daripada "kamu sepertinya tidak peduli tentang aku atau perasaanku."
Pernyataan dengan awalan 'aku' membantu menunjukkan bagaimana masalah tersebut mempengaruhi dirimu, dan menghindari perasaan disalahkan atau dituduh oleh orang lain.
Jika mereka merasa diserang, tembok pertahanan akan muncul, dan itu akan membuat komunikasi yang konstruktif menjadi sangat sulit.
3. Latih Kemampuan Mendengarkan Aktif
Mendengarkan dengan sepenuh hati bisa menjadi hal yang sulit untuk dilakukan.
Seringkali, orang cenderung hanya setengah mendengarkan ketika mereka merumuskan jawaban berikutnya, tetapi hal ini bisa membuat orang lain merasa tidak didengar, disalahkan, atau marah.
Hindari berbicara di atas pasanganmu hanya untuk menyampaikan pendapatmu.
Setelah mereka berbicara, coba cerminkan pemikiran mereka dengan kata-katamu sendiri. Ini dapat membantu menunjukkan bahwa kamu memahami dan menghormati sudut pandang mereka.
Baca Juga: Anti Eneg! Begini Tips Membuat Salad Buah yang Tepat dan Enak
4. Berhenti Sejenak Jika Perlu
Penelitian menemukan bahwa beberapa orang bisa mengalami peningkatan kegembiraan fisiologis selama percakapan konflik, yang dikenal sebagai "meluapkan perasaan".
Dalam keadaan ini, detak jantung kita meningkat, dan kita merasa kewalahan dan stres, sehingga sulit bagi kita untuk benar-benar mendengarkan dan memahami apa yang dikatakan orang lain.
Lebih mungkin bagi kita untuk bereaksi dengan cara yang kemudian mungkin kita sesali.
Jadi, jika situasi semakin memanas, tidak apa-apa untuk mengambil waktu istirahat sebentar.
Gunakan waktu itu untuk menenangkan diri dan mencari tahu apa yang sedang terjadi.
Menghabiskan terlalu banyak waktu terpisah untuk merenung hanya akan membuatmu kembali marah, jadi hiruplah nafas dalam-dalam dan sepakat untuk kembali berbicara pada waktu tertentu.
5. Tetap Fokus
Satu per satu hadapi masalah yang ada dan hindari membiarkan satu masalah melibatkan masalah lain.
Terkadang disebut sebagai "membawa segala masalah", menyebutkan daftar keluhan yang panjang sekaligus mungkin berarti tidak satu pun masalah yang didengar atau dibahas dengan benar.
Hal ini juga bisa membuat sulit untuk menemukan jalan keluar.
Ketika sedang membicarakan hal-hal, fokuslah pada masalah atau perilaku yang spesifik - bukan orangnya.
Hindari mata melotot, tuduhan, dan kritik, karena semuanya bisa menghentikan diskusi yang produktif.
6. Ingat Hal Positif
Alasan kamu melakukan percakapan ini adalah karena hubunganmu dengan orang lain itu penting.
Ingatkan mereka bahwa kamu menginginkan yang terbaik untuk mereka, dan pada akhirnya ingin maju dengan hubungan yang lebih kuat dan bersatu.
Baca Juga: Pamer Foto Paspor Baru, Terkuaknya Nama Tengah Inara Rusli Bikin Warganet Terkejut: Oh Ternyata..
Terkadang tidak ada solusi yang mudah, tetapi kemampuan untuk melakukan percakapan sulit dan mengangkat masalah ini sangat penting untuk masa depan hubunganmu, bahkan jika akhirnya kamu sepakat untuk tidak setuju.
Usahakan untuk mengakhiri percakapan dengan hal positif dan sampaikan kepada mereka apa yang kamu hargai dari mereka atau berterima kasih atas percakapan yang baru saja kalian lakukan.
Terjebak dalam konflik bisa membuat kita lupa akan hal-hal baik dalam hubungan.
Tetapi melakukan percakapan sulit tidak selalu berarti ada masalah dalam hubunganmu.
Perbedaan adalah hal yang normal dan semakin banyak kamu bekerja sama untuk mengatasinya tanpa eskalasi menjadi konflik, semakin baik kamu akan menjadi dalam menghadapinya.
Percakapan sulit ini bisa memberikan kesempatan untuk membersihkan suasana, menjelajahi perbedaan, dan mendorong perubahan.
Asalkan kalian berdua merasa baik dengan bagaimana segalanya berjalan, dan mendapat kesempatan untuk mengemukakan pendapat, pada akhirnya itu akan mengarah pada hasil yang lebih baik.***