Terapkan 5 Perubahan dalam Komunikasi Ini untuk Meningkatkan Kedekatanmu dengan Pasangan

5 perubahan komunikasi agar semakin dekat dengan pasangan. (Sumber : Pexels/Bethany Ferr)

INFOSEMARANG.COM -- Terkadang, seiring berjalannya waktu, bahkan hubungan terbaik pun dapat jatuh ke dalam pola komunikasi negatif.

Hal ini terutama berlaku untuk pasangan yang merasa sangat stres cenderung mengandalkan cara-cara penanganan yang lebih primitif dan kurang matang (cf. Weinberger & Stoycheva, 2019).

Dilansir dari psychologytoday pada Kamis, 27 Juli 2023, berikut perubahan positif yang dapat kamu lakukan dalam interaksi sehari-hari untuk membangun lebih banyak kedekatan dan komunikasi yang positif.

1. Meniru dan Membalas

Pikirkan meniru dan membalas sebagai dua strategi berharga yang dapat membuat pasangan merasa dipahami dan dihargai.

Meniru adalah cara mendengarkan dan mengklarifikasi apa yang dikatakan oleh pasanganmu tanpa menyisipkan pemikiran atau penilaianmu sendiri.

Seringkali, dalam percakapan, kita mendengarkan hanya untuk merespons, bukan untuk benar-benar mendengar apa yang ingin disampaikan oleh orang lain.

Akibatnya, pasangan seringkali memiliki percakapan yang sejajar dan tidak benar-benar mendengarkan satu sama lain.

Sebaliknya, cobalah untuk mendengarkan pasanganmu dengan aktif dan pertama, jawablah pertanyaan ini dalam pikiranmu,

"Apa yang sebenarnya ingin mereka sampaikan kepada saya?" Kemudian, cerminan apa yang kamu pahami kepada mereka.

Meniru bisa terdengar seperti ini: "Jadi, sepertinya kamu mengatakan bahwa kamu frustasi dengan bosmu karena..."

Perhatikan bagaimana tanggapan ini berbeda dari: "Nah, menurutku bosmu tidak bermaksud begitu," atau "Saya belum pernah melihat bosku melakukan itu."

Sementara itu, membalas percakapan melibatkan upaya untuk menciptakan kedekatan dengan pasanganmu dan meresponsnya dengan keterlibatan dan perhatian.

Misalnya, jika pasanganmu mengajukan ajakan kencan, mereka mungkin mencoba untuk terhubung denganmu tanpa mengatakannya langsung.

Membalas bisa berarti menerima saran tersebut atau, jika kamu tidak bisa, menawarkan waktu lain. Bayangkan bagaimana perasaanmu jika pasanganmu merespons ajakan untuk terhubung dengan kalimat seperti,

"Aku harus bekerja lembur Jumat ini, tapi bagaimana kalau kita bertemu Minggu malam?" daripada respons yang tidak antusias, "Maaf, aku tidak bisa Jumat."

Baca Juga: PNS Makin Cuan, Besaran Gaji dalam Sistem Single Salary Total Hingga Rp 39 Juta, Diresmikan Bulan Agustus?

2. Ucapkan Terima Kasih

Seringkali, ketika hubungan kita semakin dalam dan kita terbiasa dengan rutinitas sehari-hari, kita lupa melakukan hal-hal kecil yang menunjukkan bahwa kita menghargai pasangan kita.

Meskipun terdengar klise bahwa kita harus berterima kasih kepada pasangan atas pekerjaan rumah tangga seperti mengeluarkan sampah, memasang gas, atau mencuci baju, memasak, jangan meremehkan kekuatan penguatan positif.

Mengucapkan "Terima kasih" menunjukkan kepada mereka bahwa kamu tidak menganggapnya sebagai hal yang biasa saja.

Pikirkan "Terima kasih" sebagai investasi dengan risiko rendah dan usaha yang kecil namun memiliki hasil yang besar.

3. Meminta Maaf dengan Cara yang Tepat

Kebanyakan dari kita tidak diajari cara meminta maaf dengan benar. Kita sering memberikan permintaan maaf yang samar, setengah hati, atau berisi kalimat "maaf, tapi..." yang berpotensi menyebabkan lebih banyak kerusakan.

Harriet Lerner, seorang psikolog klinis dan penulis buku Why Won't You Apologize: Healing Big Betrayals and Everyday Hurts, menemukan bahwa permintaan maaf yang baik yang dapat mengubah hubungan kita menjadi lebih baik, tidak ada kata "jika" atau "tapi" di dalamnya.

Permintaan maaf itu melibatkan mengambil tanggung jawab penuh atas tindakan kita tanpa alasan-alasan. Sarannya untuk meminta maaf secara konstruktif meliputi langkah-langkah berikut:

  • Jangan defensif. Dengarkanlah orang tersebut bukan untuk merespons atau menjelaskan dirimu sendiri; dengarkanlah untuk memahaminya.

  • Jadilah autentik dalam permintaan maafmu dengan menunjukkan penyesalan yang tulus.

  • Hentikan alasan-alasan. Tentu saja, kamu bisa menjelaskan mengapa kamu berperilaku dengan cara tertentu! Namun, dalam permintaan maaf yang efektif, alasanmu tidak relevan. Fokuslah pada ungkapan penyesalan yang tulus, dan hindari alasan atau pembenaran.

  • Sesuaikan permintaan maafmu dengan seimbang. Banyak dari kita akan berlebihan dalam meminta maaf dan berusaha untuk "membayar lebih" sebagai kompensasi.

    Permintaan maaf seharusnya tentang orang yang kamu mintai maaf dan perasaannya. Jangan membuat mereka merasa harus merawat emosionalmu dan rasa bersalahmu.

  • Tindakan lebih berarti daripada niat. Ini bertentangan dengan pepatah lama yang menyatakan bahwa "Yang penting adalah niat."

    Hal yang benar-benar penting adalah efek dari tindakan dan kata-katamu, bukan niatmu.

Ketika meminta maaf, perhatikan kenapa kamu meminta-maaf, dan pastikan untuk mengakui dampaknya pada orang tersebut daripada membicarakan tentang bagaimana kamu melakukannya atau tidak bermaksud melakukannya.

Hal menyembuhkan dari permintaan maaf adalah kemampuan kita untuk memahami perasaan orang lain dan membuat mereka merasa dilihat dan didengar.

Baca Juga: Duh! Awkarin Malah Kena Sindir Eddi Brokoli Usai Sentil Alshad Ahmad Masalah Pelihara Hewan Liar

4. Perhatikan Sentuhan Fisik

Kembali pada tahun 50-an dan 60-an, psikolog Amerika, Harry Harlow, terinspirasi oleh penelitian John Bowlby tentang pentingnya ikatan bayi dengan pengasuhnya.

Ia melakukan serangkaian penelitian terkenal dengan monyet rhesus, yang menunjukkan bahwa bayi rhesus lebih memilih kehangatan dan kenyamanan sentuhan fisik daripada makanan.

Sejak karya monumental dua tokoh legendaris dalam psikologi tersebut (karya Bowlby tentang ikatan dan karya Harlow tentang perawatan), banyak penelitian telah mengkonfirmasi pentingnya sentuhan fisik dalam perkembangan kita.

Manfaat seperti itu ternyata sama pentingnya untuk orang dewasa.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa menerima sentuhan kasih sayang meningkatkan kesejahteraan psikologis dan fisik.

Dr. Tiffany Field, yang telah mempelajari sentuhan secara mendalam dan pernah menjadi kepala Touch Research Institute di Universitas Miami School of Medicine, telah membuktikan bahwa semua jenis sentuhan, pelukan, dekapan, atau saling berpegangan tangan dapat mempengaruhi kemampuan kita untuk rileks melalui pengaruh pada gelombang otak, serta mengurangi respons stres manusia dengan menurunkan tingkat kortisol.

Selain fakta bahwa sentuhan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita (secara harfiah membantu kita menghasilkan sel-sel pembunuh yang melawan virus, bakteri, dan kanker), sentuhan dengan tekanan sedang, seperti menggosok punggung pasanganmu atau berpegangan tangan, dapat membantu tubuh menghasilkan lebih banyak serotonin, yang merupakan antidepresan alami.

Lebih dari itu, sentuhan penuh kasih tampaknya memiliki manfaat positif berikut:

  • Kedekatan lebih meningkat dalam kehidupan sehari-hari (Durbin et al., 2021)
  • Komunikasi lebih baik saat konflik terjadi (Conradi et al., 2020)
  • Merasa aman dan percaya pada pasanganmu (Jakubiak & Feeney, 2016)

Baca Juga: Bocoran Nilai Ambang Batas SKD CPNS 2023 Kejaksaan RI Bagi Lulusan SMA SMK Sederajat

5. Bermain Bersama

Apakah kamu ingat waktu ketika kamu dan pasanganmu merasa bahagia bersama, tenggelam dalam momen itu? Mungkin kalian sedang berwisata, atau menonton pertunjukan komedi, atau mungkin bermain lempar bola di pantai.

Inilah bermain. Bagi orang dewasa, bermain sama pentingnya ketika anak-anak bermain permainan imajinatif, fantasi, atau kegiatan menyenangkan bersama.

Donald Winnicott, seorang dokter anak dan psikoanalis abad ke-20, diakui telah memberikan sumbangan penting pada pemahaman kita tentang pentingnya bermain, yang ia pandang sebagai ruang transisi—antara realitas subyektif dan objektif, serta antara subjektivitas kita masing-masing.

Baik pada orang dewasa maupun anak-anak, kemampuan untuk secara spontan bermain dengan orang lain adalah tanda kesejahteraan psikologis.

Ketika bermain dengan pasanganmu, kalian berdua memasuki ruang hubungan bersama yang meningkatkan ikatan kalian dan memungkinkan kalian menjadi diri kalian sendiri secara autentik.

Seakan-akan kalian bersama dalam realitas kalian sendiri, dunia yang hanya milik kalian berdua.

Lebih dari itu, bermain bersifat ototelik atau ada karena kepentingannya sendiri, bukan karena tekanan eksternal yang tidak melekat dalam aktivitas itu sendiri.

Dalam bermain, kebahagiaan bersama adalah tujuan yang harus dicapai. Sebagai hasilnya, bermain bersama menciptakan rasa saling mengenal, merasa aman bersama, dan meningkatkan kedekatanmu.

Semoga dengan lima perubahan komunikasi ini, hubunganmu dengan pasangan semakin dekat dan bahagia.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI