Hasil Penelitian: Dampak Kualitas Udara Buruk Bukan Hanya Ke Pernafasan, Tapi Pada Perilaku Juga Lho!

Elsa Krismawati
Rabu 23 Agustus 2023, 16:22 WIB
ilustrasi:kualitas udara buruk bisa sebabkan berbagai perilaku negatif (Sumber : pexels.com)

ilustrasi:kualitas udara buruk bisa sebabkan berbagai perilaku negatif (Sumber : pexels.com)

INFOSEMARANG.COM - Ramai perbincangan kualitas udara Ibu Kota DKI Jakarta yang kian memburuk.

Muncul sejumlah kekhawatiran masyarakat akan dampak yang ditimbulkan dari kualitas udara yang buruk, terutama mengganggu kesehatan pernafasan.

Namun rupanya, sebuah studi menunjukkan bahwa kualitas udara buruk tak hanya berdampak pada pernafasan saja.

Baca Juga: Persyaratan Dokumen CPNS 2023 dan PPPK Resmi dan Lengkap

Melansir laman resmi kemenkes.go.id, akibat kualitas udara yang semakin buruk, dapat membuat sejumlah masalah lain terhadap perilaku.

Mulai dari kemampuan seseorang dalam membuat keputusan, kesehatan jiwa, dan tingkat kejahatan.

Sebuah studi yang dipimpin oleh Jackson Lu dari MIT telah menyelidiki data selama sembilan tahun yang mencakup hampir seluruh wilayah di Amerika Serikat dengan lebih dari 9.000 kota.

Baca Juga: Sssttt! Ini Cara Membuat Volume Laptop Jadi Super Kencang Tanpa Speaker Tambahan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa "polusi udara dapat berhubungan dengan enam kategori kejahatan utama", termasuk tindak pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, pencurian mobil, dan penyerangan.

Dalam kota-kota dengan tingkat polusi udara tertinggi, juga terdapat tingkat kejahatan yang lebih tinggi.

Meskipun penelitian ini bersifat korelasional, namun telah mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti populasi, status pekerjaan, usia, dan jenis kelamin penduduk, dan polusi udara tetap menjadi faktor yang menunjukkan peningkatan tindak kejahatan.

Baca Juga: Sudah Tayang! Cek Jadwal Nonton Concrete Utopia di Bioskop Semarang DI SINI, Film Terbaru Park Seo Joon dan Park Bo Young

Dukungan lebih lanjut muncul dari penelitian tentang "perilaku bermasalah" (seperti mencontek, bolos sekolah, mencuri, vandalisme, dan penggunaan narkoba) yang melibatkan lebih dari 682 remaja.

Diana Younan dari University of Southern California dan timnya secara spesifik mengamati partikel PM2.5.

Partikel kecil yang lebarnya 30 kali lebih kecil dari lebar rambut manusia dan memperhitungkan akumulasi efek paparan polusi udara selama 12 tahun terakhir.

Baca Juga: Cara Buat Akun SSCASN untuk Seleksi CPNS dan PPPK 2023 sampai Tuntas!

Sekali lagi, terlihat adanya perilaku bermasalah yang lebih banyak di wilayah dengan tingkat polusi udara yang lebih tinggi.

Untuk menganalisis hubungan ini yang tidak hanya bisa dijelaskan oleh faktor sosioekonomi, tim Younan juga mempertimbangkan tingkat pendidikan orang tua, tingkat kemiskinan, kualitas lingkungan rumah, dan faktor-faktor lainnya.

Hal ini dilakukan untuk mengisolasi pengaruh mikropartikel tadi dalam hubungannya dengan faktor-faktor lain yang telah diketahui memengaruhi tindak kejahatan.

Baca Juga: Mengenal Salt Therapy yang Dilakukan Nikita Willy Pada Anaknya Untuk Bantu Lindungi dari Udara Buruk, Apa Itu?

Younan menyatakan bahwa temuan ini sangat mengkhawatirkan, terutama karena kita tahu bahwa perilaku saat masa remaja dapat menjadi indikator kuat tentang perilaku di masa dewasa.

Individu dengan perilaku bermasalah cenderung memiliki performa buruk di sekolah, lebih mungkin menganggur, dan memiliki risiko lebih tinggi untuk penyalahgunaan obat terlarang.

Oleh karena itu, intervensi sejak dini sangatlah penting.

Ada banyak mekanisme potensial yang dapat menjelaskan bagaimana polusi udara mempengaruhi moralitas kita.

Misalnya, Lu telah menunjukkan bahwa hanya pemikiran singkat tentang polusi udara dapat mempengaruhi keadaan psikologis kita dengan memicu hal-hal negatif terkait dengan polusi.

Baca Juga: Hary Tanoe Jadi Caleg Sekeluarga Termasuk Istri dan 5 Anaknya, Maju Dari Dapil Mana Saja?

Karena para peneliti tidak dapat secara fisik menghadapkan peserta penelitian pada polusi udara, mereka mengambil langkah yang paling mendekati situasi tersebut yang juga etis.

Mereka menunjukkan foto-foto kota yang sangat terpolusi kepada peserta dari Amerika Serikat dan India, dan meminta mereka membayangkan diri mereka hidup di sana.

"Dengan cara ini, kami menciptakan pengalaman psikologis dampak polusi udara," kata Lu.

"Dan kemudian kami meminta mereka untuk benar-benar membayangkan hidup di kota tersebut, dan bagaimana perasaan serta kehidupan mereka dalam lingkungan semacam itu, sehingga mereka bisa merasakan secara psikologis perbedaan antara polusi udara dan lingkungan bersih." sambungnya

Baca Juga: 6 Cara Menghilangkan Tulisan Online di WhatsApp padahal Sedang Online Gratis

Hasilnya, para peserta menunjukkan rasa gelisah, serta mereka menjadi lebih fokus pada diri sendiri dua tipe respons yang dapat meningkatkan tingkat agresivitas dan perilaku tidak bertanggung jawab.

"Ketika seseorang merasa cemas, mereka cenderung lebih mungkin untuk merespon dengan agresi, dibandingkan ketika mereka merasa tenang." jelas Lu.

"Oleh karena itu, dengan meningkatkan rasa cemas, polusi udara dapat berdampak negatif pada perilaku." pungkasnya. ***

Follow Berita Info Semarang di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Umum05 Oktober 2024, 12:45 WIB

Kesiapan Venue Ajang Peparnas XVII di Solo Dicek Kesiapannya, Besok Dibuka Presiden

Pembukaan resmi Peparnas XVII akan digelar di Stadion Manahan Solo, Minggu, 6 Oktober 2024.


Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengecek kesiapan akhir venue  Perparnas XVII Solo.
 (Sumber:  | Foto: Sakti)
Semarang Raya04 Oktober 2024, 21:01 WIB

Pemkot Semarang Buka Seleksi 2.654 Formasi PPPK

Dalam keputusan tersebut, alokasi formasi sebanyak 2.654 posisi disediakan untuk mengisi jabatan fungsional dan jabatan pelaksana di lingkungan Pemerintah Kota Semarang.
Pemkot Semarang menetapkan PPPK untuk Tahun Anggaran 2024. (Sumber:  | Foto: Dok)
Semarang Raya04 Oktober 2024, 20:57 WIB

“Symphony Lawang Sewu 2024" Hadirkan Kla Project dan Ruth Sahanaya

Symphony Lawang Sewu ini menjadi selebrasi pertunjukan musik baru di kota Semarang bagi kalangan usia menengah keatas dalam bernostalgia.
Jumpa pers Symphony Lawang Sewu 2024. (Sumber:  | Foto: Dok)
Pendidikan04 Oktober 2024, 11:54 WIB

Jawab Tantangan Limbah Mikroplastik, Dosen FTP SCU Semarang Raih Penghargaan di Forum Ilmuan Internasional

IUFoST sendiri merupakan organisasi beranggotakan negara-negara yang memiliki asosiasi profesi ahli teknologi pangan.
Dosen FTP SCU Semarang Dyah Wulandari, Ph.D. (Sumber:  | Foto: Sakti)
Bisnis04 Oktober 2024, 11:40 WIB

Ikapesta Kembali Gelar Wedding Expo 2024 di PRPP Semarang, Catat Tanggalnya

Wedding expo terbesar di Kota Semarang ini akan berlangsung selama tiga hari berturut-turut pada Kamis 11 Oktober 2024 hingga Minggu 13 Oktober 2024.


Panitia penyelenggara Ikapesta di depan pintu gerbang PRPP Semarang, sebagai tempat penyelenggaraan acara.
 (Sumber:  | Foto: Sakti)
Umum03 Oktober 2024, 17:25 WIB

Nana Sudjana Ajak Mahasiswa Berpartisipasi Aktif dalam Pilkada 2024

Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana meminta kepada para mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam perhelatan Pilkada serentak 2024.
Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana  saat menjadi keynote speech pada acara Seminar Kebangsaan di Undip. (Sumber:  | Foto: dok Humas Jateng.)
Semarang Raya03 Oktober 2024, 17:16 WIB

Keren, Kota Semarang Berhasil Raih Penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri dan Adiwiyata Nasional

Kota Semarang kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup dengan meraih Penghargaan Sekolah Adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK).

Kota Semarang meraih Penghargaan Sekolah Adiwiyata. (Sumber:  | Foto: dok)
Semarang Raya03 Oktober 2024, 17:12 WIB

Banyak Keluhan Warga Terkait "Cumi-cumi Darat", Yoyok Sukawi Buktikan Sendiri Saat Naik BRT

Banyak warga yang menyebutnya cumi-cumi darat, karena BRT Trans Semarang saat ini banyak yang kondisinya tak terawat dan mengeluarkan asap hitam saat melaju di jalanan.
Yoyok Sukawi menjajal pelayanan Bus Rapid Trans (BRT), Kamis 3 Oktober 2024.
Semarang Raya03 Oktober 2024, 16:33 WIB

Banyak Keluhan Warga Terkait "Cumi-cumi Darat", Yoyok Sukawi Buktikan Sendiri Saat Naik BRT

Banyak warga yang menyebutnya cumi-cumi darat, karena BRT Trans Semarang saat ini banyak yang kondisinya tak terawat dan mengeluarkan asap hitam saat melaju di jalanan.
Yoyok Sukawi menjajal pelayanan Bus Rapid Trans (BRT), Kamis 3 Oktober 2024.  (Sumber:  | Foto: Sakti)
Bisnis03 Oktober 2024, 07:01 WIB

Paramount Land Gelar Pameran di Ajang ‘Amazing Gading Serpong’ Property Expo 2024, Hadirkan Beragam Promo Menarik

Paramount Land menggelar pameran properti bertajuk ‘Amazing Gading Serpong Property Expo 2024’ pada 2-7 Oktober 2024 di West Atrium Living World Alam Sutera, Tangerang.
Paramount Land menggelar pameran properti bertajuk ‘Amazing Gading Serpong Property Expo 2024’. (Sumber:  | Foto: Sakti)