INFOSEMARANG.COM - Fenomena masyarakat yang terjerat pinjaman online atau pinjol belakangan makin meresahkan.
Baru-baru ini seorang pegawai honorer dikabarkan pilih bunuh diri lantaran tak tahan dengan teror debt collector aplikasi layanan pinjol.
Sebelum mati mengenaskan, korban mengalami masa sulit seperti dipecat hingga ditinggal istri dan anaknya.
Tak sekali, kasus kematian karena pinjol sudah banyak menelan korban dengan berbagai cara.
Lantas bagaimana seharusnya kita bersikap dalam mengatur keuangan supaya tidak terlilit pinjol?
Melansir website resmi mediakeuangan.kemenkeu.go.id, ada beberapa tips mengatur keuangan yang baik.
Langkah ini bisa jadi meminimalisir masyarakat terjebak pinjaman online.
8 Tips CAra Atur Keuangan Agar Terhindar dari Pinjol
Berikut tips mengatur keuangan dari Kemenkeu yang bisa diterapkan.
1.Rencanakan Keuangan dengan Teliti
Seringkali, masalah keuangan terjadi karena kurangnya perencanaan yang baik. Perencanaan keuangan adalah pondasi penting dalam mengelola keuangan dengan baik.
Dengan membuat perencanaan keuangan yang solid, kita dapat memetakan dengan jelas jumlah pemasukan dan kebutuhan kita, sehingga pengeluaran kita menjadi lebih terstruktur.
Perencanaan keuangan bisa dimulai dengan menyusun anggaran, mencatat transaksi keuangan, mengalokasikan dana untuk keadaan darurat, dan menabung, bahkan hingga mempertimbangkan investasi.
2. Tingkatkan Pemahaman tentang Keuangan
Masyarakat perlu memiliki pemahaman yang kuat tentang bagaimana mengelola uang dengan bijak.
Namun, penting juga untuk menerapkan pengetahuan ini dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan literasi keuangan yang baik, kita dapat memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, sehingga mampu menentukan prioritas yang sesuai dengan situasi kita.
Baca Juga: Teror Dept Collector Pinjol Adakami Berujung Nasabah Bunuh Diri, Pengawasan OJK Dipertanyakan
3. Tetapkan Prioritas dalam Pengeluaran
Sebaiknya kita membiasakan diri untuk mengelola uang berdasarkan prioritas yang telah kita tentukan sebelumnya.
Prioritas haruslah diberikan pada kebutuhan dasar, seperti makanan, sewa rumah, transportasi, listrik, dan lain sebagainya, sebelum mempertimbangkan pengeluaran untuk hal-hal yang bersifat keinginan, seperti liburan atau hobi.
Baca Juga: Update Kebakaran TPA Jatibarang: Masih Ada Titik Asap yang Mengepul hingga Selasa Siang
4. Pilih Investasi dan Tabungan yang Tepat
Investasi sebaiknya dimulai sedini mungkin, dan kita tidak boleh ragu untuk berinvestasi ketika ada uang yang tidak terpakai.
Investasi bukan hanya tentang mencapai kebebasan finansial, tetapi juga tentang menghadapi ketidakpastian di masa depan, seperti inflasi atau kejadian tak terduga lainnya.
Dalam memilih investasi, penting untuk memilih yang sesuai dengan pengetahuan dan tingkat risiko kita, bukan hanya karena tren pasar.
Jenis investasi bisa bervariasi dari emas, saham, hingga reksadana, sesuai dengan profil risiko dan tujuan kita.
Baca Juga: Jadwal Lengkap Timnas Indonesia U-24 di Asian Games, Hari ini Lawan Kirgistan
5. Hindari Terjebak FOMO
Data dari Fintech P2P Lending OJK menunjukkan bahwa 60% pinjaman diberikan kepada individu berusia 19-34 tahun (Generasi X dan Y).
Hal ini sering kali terkait dengan rasa takut ketinggalan tren (FOMO) di kalangan generasi muda, yang dapat dipicu oleh media sosial dan pengaruh dari lingkungan.
Terlalu banyak orang muda yang terperangkap dalam pinjaman online yang tidak sah untuk memenuhi keinginan, seperti menghadiri konser, tanpa perencanaan yang matang.
Baca Juga: Sus Rini Pengasuh Rayyanza Anak Raffi Ahmad Cari Asisten, Syaratnya Cuma 4
Hindarilah mengambil keputusan finansial hanya karena tekanan sosial.
6. Batasi "Window Shopping"
"Window shopping," atau melihat-lihat produk tanpa niat untuk membelinya, sekarang bisa terjadi secara online melalui berbagai platform e-commerce.
Meskipun hal ini bisa menjadi hiburan, juga dapat meningkatkan perilaku konsumtif.
Hindari godaan untuk membeli barang yang tidak diperlukan. Kemudahan pembayaran online, seperti fasilitas checkout atau paylater, harus dihadapi dengan bijak.
Baca Juga: Profil Bernardino M Vega, CEO Adakami Aplikasi Pinjol Diduga Miliki Debt Collector Sadis
7. Pinjamlah Hanya untuk Kebutuhan Produktif
Sebelum memutuskan untuk meminjam uang, penting untuk memahami kondisi keuangan kita.
Pinjaman itu sendiri bukanlah hal yang dilarang, tetapi harus sesuai dengan kemampuan kita.
Utamakan pinjaman untuk keperluan yang produktif, seperti modal usaha atau investasi, bukan untuk pengeluaran yang bersifat konsumtif, seperti liburan atau hiburan.
Baca Juga: Helikopter Water Bombing Bakal Dikerahkan untuk Pendinginan Kebakaran TPA Jatibarang, Semarang
8. Hindari "Gali Lubang Tutup Lubang"
Selalu prioritaskan untuk membayar utang ketika kita menerima pendapatan.
Hindari jatuh ke dalam lingkaran utang yang saling menumpuk, karena ini hanya akan memperburuk masalah keuangan kita.
Pinjaman seharusnya digunakan dengan bijak, dan upaya seharusnya dilakukan untuk mengelola keuangan dengan baik sehingga kita tidak harus terus-menerus mengandalkan pinjaman, terutama yang ilegal.
Itulah tips cara mengatur keuangan menurut Kemenkeu yang bisa menghindarkan masyarakat dari terlilit pinjol.***