Ini yang Terjadi di Otak Saat Kamu Mengambil Keputusan, Perhatikan Prosesnya Agar Tidak Bertindak Impulsif

Proses yang terjadi di otak ketika mengambil keputusan. (Sumber : Pexels/Andres Ayrton)

INFOSEMARANG.COM -- Ketika harus memilih antara apel dan donat, sebuah pilihan yang tampaknya sederhana, ternyata melibatkan proses pengambilan keputusan yang kompleks dalam otaknya.

Orang yang sedang menjalani diet untuk mengurangi risiko terkena hipertensi, berdiri di hadapan apel sehat dan donat lezat.

Otaknya segera beraksi, memproses informasi visual dan sensorik, seperti bau dan tekstur. Proses ini dimulai di korteks visual di bagian belakang otaknya.

Kemudian, otak mengevaluasi masukan ini melalui proses berlapis, termasuk pengambilan ingatan, antisipasi konsekuensi, dan penilaian kesegaran.

Semua proses ini berkontribusi pada proses penilaian, yang akhirnya membimbing pilihan.

Tidak semua informasi diperlakukan sama oleh otak. Ada dua kategori: perhatian tingkat rendah, seperti kelezatan, diproses cepat di korteks prefrontal ventromedial.

Baca Juga: Dengar Pengakuan Edi Darmawan Soal Kopi Sianida, Ekspresi Melongo Karni Ilyas Jadi Sorotan

Perhatian tingkat tinggi, seperti konsekuensi kesehatan, memerlukan sumber daya kognitif dan waktu, melewati korteks prefrontal dorsolateral, yang terlibat dalam kognisi dan mekanisme regulasi.

Contohnya, ketika orang menilai kelezatan makanan, sistem visualnya dengan cepat mengirim informasi ke korteks prefrontal ventromedial, menilai opsi yang lebih lezat.

Namun, ketika sumber daya kognitif diperlukan, perhatian tingkat tinggi diproses dengan bantuan korteks prefrontal dorsolateral.

Konsekuensi kesehatan diperiksa dan informasi ini dikirim kembali ke korteks prefrontal ventromedial yang menentukan pilihan terbaik dengan mempertimbangkan semua perhatian.

Orang yang melatih kendali diri, memilih kesehatan daripada kelezatan ekstra dari donat.

Namun, terkadang, saat gangguan atau sumber daya kognitif terbatas, keinginan impulsif bisa memenangkan pertarungan, dan donat menjadi tak tertahankan.

Baca Juga: Edi Darmawan Tayangkan Rekaman CCTV yang Tidak DiMunculkan Saat Sidang, Ungkap Alasan

Proses pengambilan keputusan ini berlaku untuk semua aspek kehidupan, dari belajar untuk ujian hingga menghabiskan atau menyimpan uang.

Otak kita tidak selalu menimbang imbalan segera dan tertunda dengan cara yang sama, yang bisa mengakibatkan bias pada imbalan segera.

Beberapa faktor memengaruhi proses ini, termasuk usia. Sistem kognitif yang terkait dengan perhatian tingkat tinggi berkembang dan matang pada akhir masa remaja, menjelaskan mengapa anak-anak dan remaja cenderung lebih impulsif.

Namun, sistem-sistem ini menua lebih awal pada orang dewasa, menyebabkan penurunan kemampuan pengambilan keputusan pada mereka yang lebih tua.

Disfungsi dalam proses pengambilan keputusan dapat terjadi dan berkontribusi pada berbagai gangguan perilaku.

Gangguan makan, anoreksia, bulimia, dan obesitas, semuanya memiliki kaitan dengan ketidakseimbangan dalam wilayah otak yang terkait dengan perhatian tingkat rendah dan tinggi.

Baca Juga: Tak Boleh Disepelekan, Ternyata Ini Bahaya Bipolar Jika Tidak Ditangani dengan Tepat

Demikian pula, gangguan impulsif kompulsif seperti ADHD atau kecanduan juga melibatkan ketidakseimbangan dalam sistem penilaian perhatian tingkat rendah dan tinggi.

Dalam kesimpulannya, saat Anda dihadapkan pada pilihan, ingatlah bahwa otak Anda adalah mesin yang rumit.

Hal ni adalah medan perang di mana keinginan segera seringkali bertentangan dengan konsekuensi jangka panjang.

Memahami proses rumit ini dapat membantu Anda membuat keputusan yang lebih terinformasi, seperti yang dilakukan oleh orang-orang saat memilih apel.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI