INFOSEMARANG.COM -- Orang yang telah pulih dari depresi berat lebih sering memproses informasi negatif dan kurang memproses informasi positif, sehingga meningkatkan risiko mereka untuk mengalami kambuh, menurut penelitian yang diterbitkan oleh American Psychological Association.
"Temuan kami menunjukkan bahwa orang yang memiliki riwayat depresi menghabiskan lebih banyak waktu memproses informasi negatif, seperti wajah sedih, dibandingkan dengan informasi positif, seperti wajah bahagia, dan perbedaan ini lebih besar dibandingkan dengan orang sehat tanpa riwayat," kata penulis utama, Alainna Wen, PhD, seorang peneliti pascadoktoral di Anxiety and Depression Research Center di University of California, Los Angeles.
Baca Juga: Bukan Kopi! Ini 10 Minuman yang Efektif Hilangkan Rasa Ngantuk di Jam Kerja
"Karena pemikiran dan suasana hati yang lebih negatif serta pemikiran dan suasana hati yang kurang positif adalah ciri depresi, ini bisa berarti bahwa individu-individu ini memiliki risiko lebih besar untuk mengalami episode depresi lainnya."
Penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Psychopathology and Clinical Science.
Depresi berat adalah gangguan mental umum di Amerika Serikat, dengan lebih dari 21 juta orang dewasa melaporkan setidaknya satu episode pada tahun 2020.
Depresi berat dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Meskipun ada pengobatan yang terbukti efektif untuk depresi, tingkat kambuh tetap tinggi, dengan lebih dari 50% individu yang mengalami episode pertama mengalami episode berikutnya dalam dua tahun.
Oleh karena itu, penelitian ini menjadi penting untuk memahami faktor risiko yang terlibat dalam gangguan ini.
Dalam penelitian ini, para peneliti melakukan meta-analisis dari 44 studi yang melibatkan lebih dari 4.000 peserta dengan dan tanpa riwayat depresi berat.
Hasilnya menunjukkan bahwa individu dengan riwayat depresi berat lebih lambat dalam memproses rangsangan emosional negatif dibandingkan dengan individu sehat.
Hal ini mengindikasikan bahwa mereka memiliki kesulitan dalam mengontrol informasi yang mereka proses.
Temuan ini memiliki implikasi penting untuk pengobatan depresi. Selain mengurangi pemrosesan informasi negatif, strategi untuk meningkatkan pemrosesan informasi positif juga dapat membantu dalam pencegahan kambuhnya depresi.
Artikel: "Biased Cognitive Control of Emotional Information in Remitted Depression: A Meta-Analytic Review," oleh Alainna Wen, PhD, University of California, Los Angeles; Ethan Fischer, BSc, dan Lira Yoon, PhD, University of Maryland Baltimore County; dan David Watson, PhD, University of Notre Dame. Journal of Psychopathology and Clinical Science, diterbitkan online pada 21 Agustus 2023.***