Deja Vu: Apakah Hanya Ilusi Memori atau Lebih dari Itu?

Galuh Prakasa
Selasa 10 Oktober 2023, 15:28 WIB
Ilustrasi | Apa yang sebenarnya terjadi ketika merasakan deja vu? (Sumber : Pexels/Google DeepMind)

Ilustrasi | Apa yang sebenarnya terjadi ketika merasakan deja vu? (Sumber : Pexels/Google DeepMind)

INFOSEMARANG.COM -- Apa itu déjà vu? Anda mungkin pernah merasa familiar dengan situasi yang seolah-olah pernah Anda alami sebelumnya, meskipun sebenarnya Anda belum pernah mengunjunginya.

Namun, apa yang sebenarnya terjadi dalam fenomena ini dan mengapa hal ini terjadi?

Déjà vu adalah ekspresi bahasa Prancis yang berarti "sudah pernah dilihat," yang pertama kali digunakan pada tahun 1876 oleh filsuf Prancis Émile Boirac dalam sebuah surat kepada editor bukunya, dan kemudian dalam bukunya yang diterbitkan "The Psychology of the Future" (Keagan Paul, 1918).

Baca Juga: Pelamar CPNS PPPK 2023 Justru Mengeluh Waktu Pendaftaran Diperpanjang, Kenapa?

Déjà vu adalah perasaan bahwa sesuatu yang sedang dialami seseorang saat ini sudah terjadi di masa lalu.

Para ahli merujuk pada fenomena ini sebagai ilusi memori yang melibatkan rasa familiaritas dan ketidakfamiliaran, sesuai dengan buku "Psychology of Learning and Motivation" (Elsevier, 2010).

Ilusi ini menghadapkan impresi seseorang bahwa pengalaman tersebut sudah dikenal terhadap pengetahuan bahwa perasaan familiaritas ini tidak akurat.

Buku tersebut menyatakan bahwa sekitar dua pertiga orang melaporkan mengalami déjà vu, dan frekuensi episode yang dilaporkan berkurang seiring bertambahnya usia.

Beberapa orang melaporkan mengalami déjà vu dengan frekuensi yang mengganggu mereka.

Kasus-kasus seperti itu dapat disebabkan oleh penyalahgunaan zat, migrain, dan kecemasan, seperti yang disarankan oleh laporan, serta depersonalisasi-derealisasi, kondisi mental di mana seseorang merasa terpisah dari tubuh atau lingkungannya.

Baca Juga: Bukan Kopi! Ini 10 Minuman yang Efektif Hilangkan Rasa Ngantuk di Jam Kerja

Namun, epilepsi lobus temporal dianggap sebagai penyebab yang paling umum dari déjà vu yang sering.

Para ilmuwan mengusulkan bahwa, setidaknya dalam kasus epilepsi, episode déjà vu dapat timbul dari kejang di lobus temporal otak atau disfungsi di daerah otak yang terlibat dalam penyimpanan dan pengambilan memori, seperti hipokampus dan parahipokampus.

Namun, mengingat déjà vu juga dialami oleh individu tanpa epilepsi atau kondisi lainnya, harus ada penjelasan lain mengapa pengalaman aneh ini terjadi.

"Salah satu mekanisme yang mungkin adalah teori berbasis memori yang fokus pada peran familiaritas dan pengenalan dalam déjà vu," kata Dr. Ooha Susmita, seorang neuropsikiater di Allo Health, dikutip dari Live Science pada Selasa, 10 Oktober 2023.

Teori ini mengusulkan bahwa "Déjà vu muncul ketika situasi saat ini sangat mirip dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya namun terlupakan," kata Susmita.

"Situasi baru mungkin memiliki kesamaan dengan peristiwa masa lalu, menghasilkan perasaan familiaritas tanpa ingatan tentang detail khususnya."

Baca Juga: Komentar Menohok Tom Liwafa untuk Pedagang Tanah Abang Protes Ingin Online Shop Ditutup: Dikasih Hati Minta Jantung!

Dia menambahkan bahwa déjà vu mungkin terjadi karena upaya otak kita untuk memahami kesamaan yang dirasakan ini dan menciptakan perasaan pengenalan, meskipun kita tidak dapat mengingat secara sadar pengalaman aslinya.

Secara historis, ilmuwan telah kesulitan untuk mereplikasi déjà vu di laboratorium karena sulit untuk mengidentifikasi rangsangan yang dapat memicu perasaan tersebut.

Namun, mereka telah menemukan cara mengatasi tantangan ini. (Sebagai contoh, pada tahun 2010, peneliti dari University of Leeds bahkan melaporkan menggunakan hipnosis untuk menginduksi déjà vu pada relawan.)

Dalam sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2012 di jurnal Consciousness and Cognition, Anne Cleary, seorang profesor psikologi kognitif di Colorado State University, dan timnya menggunakan realitas virtual (VR).

VR digunakan untuk menyelidiki hipotesis bahwa orang dapat mengalami déjà vu ketika mereka menghadapi tata letak lingkungan yang mirip dengan yang pernah mereka alami di masa lalu, asalkan mereka tidak mengingat pengalaman masa lalu tersebut.

Ini disebut "hipotesis familiaritas Gestalt," yang didasarkan pada susunan item dalam lingkungan.

Baca Juga: Link Tes Kepribadian Bawaan atau Innate Personality yang Sedang Viral di Media Sosial

Dalam eksperimen mereka, Cleary dan timnya mencoba memicu déjà vu pada partisipan dengan membiarkan mereka menjelajahi berbagai adegan dengan headset VR.

Beberapa adegan memiliki tata letak spasial yang sama, artinya dinding dan perabotannya ditempatkan di lokasi yang sama, misalnya.

Tim tersebut menemukan bahwa orang lebih cenderung melaporkan perasaan déjà vu ketika mereka berada dalam pengaturan dengan desain yang mirip dengan adegan yang pernah mereka lihat sebelumnya tetapi tidak secara khusus mengingatnya.

Teori lain mengusulkan bahwa déjà vu disebabkan oleh celah persepsi, atau persepsi terbagi, sesuai dengan "Psychology of Learning and Motivation."

Persepsi terbagi terjadi ketika otak memproses sinyal sensorik yang sama dua kali, berurutan, pada saat tertentu.

Dalam proses awal, sinyal tersebut singkat dan sering tidak terperhatikan dalam pikiran sadar.

Baca Juga: Coach Shin Tae-yong Konfirmasi Bakal Perpanjang Kontrak dengan Timnas Indonesia

Selama proses kedua, yang mengikuti hampir segera, perasaan familiaritas (déjà vu) terbentuk karena sinyal pertama tersebut, yang tidak dapat diingat.

Pada tahun 2016, Akira O'Connor, seorang dosen di sekolah psikologi dan ilmu saraf di University of St. Andrews di Skotlandia, menyajikan penelitian yang menunjukkan bahwa déjà vu disebabkan oleh otak memperbaiki kesalahan memori, seperti yang dilaporkan oleh New Scientist.

O'Connor dan timnya menggunakan teknik pemindaian resonansi magnetik fungsional (fMRI) otak untuk memeriksa bagian otak mana yang aktif ketika déjà vu dipicu di laboratorium.

Dari hasil mereka, bukan hipokampus, daerah otak kunci yang bertanggung jawab atas pengambilan memori, yang aktif, tetapi korteks prefrontal medial, daerah yang terlibat dalam menyelesaikan konflik antara apa yang kita ingat pernah dialami dan apa yang sebenarnya kita alami.

Menurut O'Connor, daerah otak ini mengirimkan sinyal ketika ketidakcocokan seperti itu terjadi, dan ini mungkin menjelaskan mengapa déjà vu lebih umum pada orang muda daripada pada orang tua.

Seiring bertambahnya usia, déjà vu tidak sering terjadi karena "sistem pemeriksaan umum semakin menurun," katanya, membuatnya sulit bagi mereka untuk membedakan ingatan palsu.

Baca Juga: Cara Login WhatsApp Pakai Nomor yang Sudah Tidak Aktif atau Hilang

Tidak ada teori ilmiah yang disepakati secara universal yang menjelaskan mekanisme di balik déjà vu. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan sensasi misterius ini, kata Susmita.

"Penting untuk dicatat bahwa déjà vu adalah pengalaman yang umum dan tidak dianggap sebagai tanda adanya kondisi medis atau psikologis yang mendasari," kata Susmita.

"Meskipun pemahaman kita tentang déjà vu telah berkembang selama bertahun-tahun, ini tetap merupakan fenomena yang kompleks dan menarik yang terus menjadi subjek penelitian ilmiah. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengungkapkan mekanisme yang tepat yang terlibat dalam déjà vu."

Follow Berita Info Semarang di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Semarang Raya21 April 2025, 19:08 WIB

Momen Hari Kartini, Wali Kota Semarang Raih Penghargaan Anugerah Puspa Bangsa

Penghargaan diberikan kepada para pemimpin perempuan yang memiliki kekuatan karakter dan menginspirasi banyak perempuan lainnya.
Wali Kota Semarang menerima penghargaan Anugerah Puspa Bangsa 2025 kategori Puspa Adidaya. (Sumber:  | Foto: Dok)
Semarang Raya18 April 2025, 05:54 WIB

Wali Kota Semarang Terus Dorong Sekolah Swasta Serahkan Ijazah Siswa yang Tertahan Karena Nunggak SPP

Agustina mengapresiasi 37 sekolah swasta mulai jenjang TK, SD hingga SMP yang sudah melakukan deklarasi dan menyerahkan ijazah tanpa meminta pembayaran tunggakan.
Agustina, Wali Kota Semarang. (Sumber:  | Foto: Dok)
Semarang Raya16 April 2025, 18:20 WIB

Wali Kota Semarang Agustina Beri Respon Cepat Aduan Masyarakat

Salah satunya yaitu keluhan tentang jalan rusak di Jalan Kuwasen Rejo - Kelurahan Pongangan, Kecamatan Gunungpati.
Penanganan jalan rusak di Jalan Kuwasen Rejo - Kelurahan Pongangan, Gunungpati. (Sumber:  | Foto: Sakti)
Semarang Raya13 April 2025, 09:50 WIB

Gandeng Pokdarwis dan Desa Wisata, Agustina Wali Kota Semarang Rencanakan Musrenbang Pariwisata

Musrenbang pariwisata perlu dilakukan agar pengembangan desa wisata dapat dirancang secara khusus dan partisipatif.
Sesaji Rewanda di Goa Kreo, Gunungpati (Sumber:  | Foto: Sakti)
Semarang Raya10 April 2025, 16:27 WIB

Pemerintah Kota Semarang Kembali Gelar Prosesi Sesaji Rewanda

Selama pembagian gunungan, semua yang hadir, termasuk para monyet, bergabung dalam perayaan ini.
Perayaan Sesaji Rewanda di Kota Semarang. (Sumber:  | Foto: Sakti)
Semarang Raya09 April 2025, 17:08 WIB

Wali kota Semarang Hadirkan Kanal Aduan Lapor Semar Solusi AWP

Wali kota Semarang hadirkan kanal pengaduan bagi masyarakat yang lebih representatif melalui Lapor Semar Solusi AWP.
Wali kota Semarang hadirkan kanal pengaduan bagi masyarakat. (Sumber:  | Foto: Sakti)
Pendidikan09 April 2025, 13:40 WIB

Unnes Bangun Gedung Kuliah dan Laboratorium Baru, Telan Rp 120 Miliar

Gedung setinggi delapan lantai ini dirancang sebagai ruang kuliah, laboratorium, dan ruang pertemuan yang representatif, dengan total luas lantai mencapai 16.170 meter persegi.
Rencana Pembangunan Gedung Baru Unnes. (Sumber:  | Foto: Dok)
Semarang Raya08 April 2025, 19:10 WIB

Kuatkan Semangat Membangun, Agustina Wali kota Semarang Silaturrahmi ke Para Mantan Wali Kota

Agustina menyambangi sejumlah tokoh yang pernah memimpin Kota Semarang, di antaranya Hendrar Prihadi, Soemarmo Hadi Saputro, dan Sukawi Sutarip.
Wali Kota Semarang bersama jajaran pimpinan OPD bersilaturahmi dengan para Wali Kota Semarang terdahulu. 
 (Sumber:  | Foto: sakti)
Semarang Raya27 Maret 2025, 21:38 WIB

Posko Mudik BUMN 2025 Hadir di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Sambut Ribuan Pemudik dari Kalimantan

Ribuan pemudik yang tiba di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, disambut dengan fasilitas layanan gratis dari Posko Mudik Bersama BUMN 2025.
Posko Mudik Bersama BUMN di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. (Sumber:  | Foto: Sakti)
Pendidikan25 Maret 2025, 15:34 WIB

Universitas Semarang Raih Akreditasi Unggul

Akreditasi Unggul pada sebuah perguruan tinggi merupakan simbol bahwa lembaga atau perguruan tersebut sudah memenuhi syarat yang ditetapkan.

USM Raih Akreditasi Unggul.
 (Sumber:  | Foto: dok.)