Merasa Kesehatan Mental Terganggu? Coba Kurangi Waktu Online! Ketahui Dampak Media Sosial Bagi Kehidupanmu

Ilustrasi | Pelajari bagaimana media sosial memengaruhi kesehatan mental Anda. (Sumber : Freepik)

INFOSEMARANG.COM -- Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan media sosial meningkat pesat di Amerika Serikat. Menurut data dari Pew Research Center, 72% warga Amerika aktif menggunakan media sosial.

Dilansir dari Verywellmind, kita akan mengeksplorasi dampak media sosial pada kesehatan mental serta mengapa platform-platform ini semakin populer.

Media sosial memainkan peran penting dalam mempertahankan hubungan dengan keluarga dan teman, terutama bagi yang berjauhan atau sudah kehilangan kontak.

Baca Juga: Begadang Bisa Menurunkan Fungsi Otak Bukan Hanya Mitos! Cek Faktanya

Selain itu, selama pandemi, media sosial menjadi alat komunikasi utama ketika perintah tinggal di rumah menghambat pertemuan langsung. Ini memberikan sarana dukungan sosial yang sebelumnya tidak tersedia.

Pengguna media sosial sering kali merasakan kebahagiaan karena mendapatkan pujian dan perhatian dalam bentuk komentar dan suka.

Aktivitas ini dapat memicu pelepasan dopamine dalam otak, yang menghasilkan perasaan positif dan mendorong kembali pengguna ke platform tersebut.

Selain itu, media sosial juga bisa meningkatkan harga diri seseorang. Mendapatkan pengakuan positif secara online atau banyak interaksi pada konten yang dibagikan dapat meningkatkan rasa percaya diri.

Ini juga memungkinkan individu untuk mengekspresikan aspek dari diri mereka yang mungkin sulit disampaikan secara langsung.

Namun, penting untuk diingat bahwa media sosial tidak hanya membawa dampak positif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan berlebihan dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental.

Ketergantungan pada media sosial dapat meningkatkan risiko cemas, depresi, kesepian, iri hati, dan bahkan masalah fisik.

Baca Juga: 9 Tips Hadapi Panas Ekstrem, Imbas Suhu Udara Capai 37 Derajat di Kota Semarang

Misalnya, sebuah studi pada 2017 menemukan bahwa anak muda yang menghabiskan lebih dari dua jam sehari di media sosial lebih mungkin mengkategorikan kesehatan mental mereka sebagai buruk.

Sebaliknya, pengguna yang lebih jarang menggunakan media sosial memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami gejala depresi.

Selain itu, media sosial dapat merusak harga diri dengan memicu perasaan tidak memadai terkait penampilan atau kehidupan.

Fenomena "fear of missing out" (FOMO) juga sering terkait dengan media sosial, di mana individu merasa tertinggal atau bahwa kehidupan orang lain lebih baik.

Selain FOMO, media sosial dapat memperkuat perilaku egois yang membuat seseorang fokus pada pencitraan online daripada menciptakan kenangan nyata.

Terlalu banyak usaha dalam manajemen kesan atau mencari validasi eksternal dapat mengakibatkan keraguan diri dan kebencian pada diri sendiri.

Masalah kontrol impuls juga bisa muncul akibat penggunaan media sosial yang berlebihan. Akses terus-menerus ke akun media sosial melalui smartphone dapat mengganggu konsentrasi, fokus, dan bahkan tidur.

Baca Juga: Pelamar CPNS PPPK 2023 Justru Mengeluh Waktu Pendaftaran Diperpanjang, Kenapa?

Terakhir, beberapa orang mungkin menggunakan media sosial sebagai mekanisme penyiksaan yang tidak sehat untuk menghindari perasaan negatif.

Ini mungkin mengalihkan seseorang dari menangani perasaan yang tidak nyaman dengan cara yang lebih sehat.

Untuk menghindari dampak negatif tersebut, penting untuk secara sadar mengevaluasi penggunaan media sosial Anda.

Jika merasa bahwa media sosial telah berdampak pada kesehatan mental Anda, pertimbangkan untuk mengurangi waktu online Anda dan mencari dukungan profesional jika diperlukan.

Jaga keseimbangan antara interaksi online dan kehidupan nyata untuk memastikan kesehatan mental Anda tetap terjaga.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI