WASPADA! Konten Bunuh Diri di Media Sosial Punya Dampak Negatif, Salah Satunya Copycat Suicide

ilustrasi dampak negatif konten bunuh diri di media sosial (Sumber : freepik)

INFOSEMARANG.COM - Belakangan warga Kota Semarang digegerkan dengan sejumlah kasus bunuh diri yang dilakukan dua mahasiswi yang berasal dari kampus berbeda.

Dua peristiwa bunuh diri yang dilakukan para korban ini, terjadi hampir dalam waktu yang bersamaan.

Seperti biasa, peristiwa semacam ini akan viral dan diunggah berbagai platform media sosial.

Baca Juga: Cara Unik Bintang K-Pop Taeyang dan Jeon Somi Jaga Kesehatan Mental dan Usir Stres

Padahal, penyebaran informasi mengenai berita semacam ini memiliki dampak negatif bagi orang-orang yang mengetahuinya.

Ya, pemberitaan yang masif tentang bunuh diri bisa memiliki dampak negatif, salah satunya copycat suicide.

Menurut penelitian pada Journal of Epidemiology & Community Health, contoh terbesar dari copycat suicide yaitu setelah adanya berita bunuh diri ikon film Marilyn Monroe.

Pada masanya, tingkat bunuh diri menjadi meningkat sekitar 12 persen pada Agustus 1962, di bulan kematiannya.

Baca Juga: Terkuak! Ternyata Ini Alasan Mesin Capit Boneka Susah Dimenangkan

Demikian pula dalam lima bulan setelah bunuh dirinya komedian Robin Williams pada Agustus 2014, kasus bunuh diri meningkat sebesar 9,85 persen.

Sementara itu, Menurut penelitian pada Journal of the American Academy of Child & Adolescent, ditemukan bahwa dalam beberapa bulan setelah pemutaran perdana musim pertama serial Netflix berjudul 13 Reason Why.

Serial ini berkisah tentang gadis berusia 17 tahun yang bunuh diri, terjadi peningkatan 28,9 persen peristiwa bunuh diri di kalangan anak-anak usia 10 hingga 17 tahun.

Baca Juga: Jangan Tergesa-gesa, Ini Hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Balikan dengan Mantan Pacar

Peningkatan bunuh diri tersebut terutama berdampak pada anak laki-laki dalam kelompok usia tersebut

Apakah Berita Bunuh Diri Bisa Menyebabkan Trauma?

Dilansir dari laman Intothelight, berita tentang bunuh diri dapat menyebabkan orang mengalami trauma sekunder.

Baca Juga: Timnas Indonesia U-17 Dibantai 0-3 oleh Mainz U-19 di Laga Uji Coba Kelima di Jerman

Kondisi ini bisa ditandai dengan gejala ngeri, mual atau kehilangan nafsu makan dalam waktu sekejap.

Sementara dalam jangka panjang, orang yang menerima terus menerus informasi atau berita tentang tewasnya seseorang akibat mengakhiri nyawa sendiri, dapat memicu stres, depresi, hingga pikiran negatif.

Jadi mulai sekarang Anda harus lebih bijak dalam menyebar dan mengkonsumsi berita ataupun informasi.

Baca Juga: Karakter Orang yang Suka Memakai Jam di Tangan Kiri, Benarkah Sosok yang Perfeksionis?

Terlebih bila konten itu sensitif bagi Anda dan orang-orang sekitar, sebisa mungkin untuk dapat dihindari. ***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI