Aborsi Menurut Pandangan Islam, Apakah Dihalalkan?

Ilustrasi | Aborsi menurut pandangan agama islam (Sumber : Freepik/freepic.diller)

INFOSEMARANG.COM -- Dalam dunia medis, aborsi merupakan sebuah tindakan yang dipandang cukup kontroversial bagi sejumlah kalangan masyarakat.

Meski demikian, apabila terdapat sejumlah indikasi medis yang mengharuskan adanya tindakan aborsi, maka seseorang dapat melakukannya secara legal degan bantuan dokter.

Namun, bagaimana pandangan agama Islam terhadap aborsi ini?

Baca Juga: Golput Haram atau Tidak? Simak Penjelasan MUI sebelum Pakai Hak Pilih di Pemilu 2024

H. Hasbi Mustofa, S.Ag., M.Si., penyuluh Agama Fungsional Kankemenag Kota Lubuklinggau menjelaskan bahwa apabila aborsi dilakukan setelah ditiupkannya ruh, yaitu setelah 4 (empat) bulan masa kehamilan, maka semua ulama ahli fiqih (fuqaha') sepakat akan keharamannya.

Di sisi lain, para ulama fiqih juga ada yang berbeda pendapat yakni jika aborsi dilakukan sebelum ditiupkannya ruh.

Sebagian memperbolehkan dan sebagiannya mengharamkannya.

Abdullah bin Mas’ud berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: “Sesungguhnya setiap kamu terkumpul kejadiannya dalam perut ibumu selama 40 hari dalam bentuk ‘nuthfah’, kemudian dalam bentuk ‘alaqah’ selama itu pula, kemudian dalam bentuk ‘mudghah’ selama itu pula, kemudian ditiupkan ruh kepadanya.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, dan Tirmidzi).

Baca Juga: Viral Uang Rp 1,5 Juta Milik Petugas SPBU Masjid Agung Semarang Diambil Pembeli BBM, Kini Berdamai

Melansir dari laman kemenag, melakukan aborsi berumur 4 (empat) bulan dalam kandungan adalah haram hukumnya, karena berarti membunuh makhluk yang sudah bernyawa.

Tindakan ini juga dinilai termasuk dalam kategori pembunuhan yang keharamannya antara lain didasarkan pada dalil-dalil syar’i.

Sehingga dengan demikian, maka dapat dikatakan pula bahwa melakukan aborsi merupakan suatu tindak kejahatan pembunuhan yang tentunya diharamkan dalam agama Islam.

Dalil syar’i yang menunjukkan bahwa aborsi haram bila usia janin 40 hari atau 40 malam, sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW: “Jika nutfah (gumpalan darah) telah lewat empat puluh dua malam, maka Allah mengutus seorang malaikat padanya, lalu dia membentuk nutfah tersebut; dia membuat pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulang belulangnya. Lalu malaikat itu bertanya (kepada Allah), ya Tuhanku, apakah dia (akan Engkau tetapkan) menjadi laki-laki atau perempuan?’ Maka Allah kemudian memberi keputusan…” (HR Muslim dari Ibnu Mas’ud).

Baca Juga: Terekam CCTV Aksi 2 Maling Ikan di TPI Mangkang Kulon, Bawa Kabur 1 Ikan Besar

Hadits tersebut pun menunjukkan bahwa permulaan penciptaan janin dan penampakan anggota-anggota tubuhnya, adalah setelah melewati 40 atau 42 malam.

Dengan demikian, penganiayaan terhadapnya adalah suatu penganiayaan terhadap janin yang sudah mempunyai tanda-tanda sebagai manusia yang terpelihara darahnya (ma’shumud dam).

Lebih lanjut, dijelaskan pula bahwa siapa saja yang melakukan aborsi baik dari para pihak ibu, bapak maupun tenaga kesehatan, berarti mereka telah berbuat dosa dan telah melakukan tindak kriminal atau dalam Islam yang mewajibkan mereka membayar diyat bagi janin yang digugurkan.

Namun demikian, sebagian ulama berpendapat bahwa sejak bertemunya sel sperma dengan ovum (sel telur) maka aborsi adalah haram.

Baca Juga: Es Teh Jumbo Cocok di Cuaca Panas, Ingat 2 Hal Ini sebelum Membeli

Hal ini lantaran sebagian ulama tersebut meyakini bahwa sudah ada kehidupan pada kandungan yang sedang mengalami pertumbuhan dan persiapan untuk menjadi makhluk baru yang bernyawa yang bernama manusia yang harus dihormati dan dilindungi eksistensinya.

Sehingga akan makin jahat dan besar dosanya, jika aborsi dilakukan setelah janin bernyawa, dan akan lebih besar lagi dosanya kalau bayi yang baru lahir dari kandungan sampai dibuang atau dibunuh. ***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI