Kerap kali mendengar ucapan selingkuh adalah penyakit dan selingkuh karena sudah keturunan, kira-kira mana yang tepat untuk menggambarkan pasangan tidak setia?
INFOSEMARANG.COM - Dalam sebuah penelitian, reseptor dopamin atau DRD4 berpengaruh pada perilaku kecanduan seperti alkohol, judi hingga perselingkuhan.
Maka kategori ini disebut sebagai pencari sensasi karena ia tertarik untuk mencari kenikmatan atau kesenangan yang membuat dirinya tertantang. Sensasi dopamin ini ditandai dengan rasa senang karena bisa melakukan hal yang menantang tersebutm seperti penjelasan Psikolog, Daudantonius.
Secara genetik, setiap orang memiliki potensi untuk selingkuh. Namun genetik bukan faktor utama yang menyebabkan perselingkuhan.
Baca Juga: Pria yang Doyan Selingkuh Biasanya Miliki IQ Lebih 'Jongkok', Begini Penjelasannya
Karena selingkuh dilakukan dalam kondisi sadar maka biasanya ada pengaruh dari orang lain atau dirinya sendiri untuk melakukan perselingkuhan.
Terkait selingkuh adalah penyakit sering dikaitkan dengan gangguan kepribadian seperti borderline personality disorder (BPD) dan narcissistic personality disorder (NPD) karena dianggap tidak setia pada pasangan.
Bagi seorang BPD diketahui dengan gejala suasana hati, emosi dan interaksinya yang selalui berubah. Sementara pada seorang NPD yang memiliki sifat manipulatif. Kedua kepribadian ini kadang menjadi pemicu untuk berselingkuh.
Kesimpulannya, pada dasarnya selingkuh memang bisa dipicu oleh genetik (keturunan) maupun kepribadian. Namun kesadaran diri justru menjadi faktor utama melakukan perselingkuhan.
Biasanya, kontrol diri rendah berisiko lebih besar seseorang memilih berselingkuh. Sebaiknya miliki batasan agar bisa membedakan mana yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
***