Apakah Kepribadian Diwariskan Secara Genetik?

Mengetahui tingkat genetik mempengaruhi kepribadian seseorang. (Sumber : Pexels/Google DeepMind)

INFOSEMARANG.COM -- Sifat-sifat kepribadian yang unik adalah aspek penting dalam membentuk diri kita sebagai individu.

Namun, perdebatan mengenai sejauh mana genetika dan lingkungan berperan dalam pembentukan karakteristik tersebut masih terus berlangsung.

Apakah faktor genetik atau pengaruh lingkungan yang lebih dominan dalam membentuk siapa kita?

Baca Juga: 10 Tanda Victim Mentality, Saat Seseorang Selalu Merasa Sebagai Korban dalam Semua Situasi

Definisi Sifat Kepribadian

Sifat-sifat kepribadian merujuk pada ciri-ciri unik yang membentuk kepribadian seseorang. Ini mencakup pola yang relatif stabil dari pemikiran, perasaan, dan tindakan yang membedakan setiap individu.

Teori sifat kepribadian menyatakan bahwa kita terdiri dari beragam sifat yang berbeda.

Sebagai contoh, ada dimensi kepribadian yang menggambarkan bagaimana seseorang berinteraksi dengan dunia, seperti ekstrover yang suka bersosialisasi dan introvert yang lebih tertutup.

Dulu, kita percaya bahwa sifat-sifat kepribadian cenderung tidak berubah sepanjang hidup.

Namun, penelitian longitudinal telah mengungkapkan nuansa lebih dalam dalam sifat-sifat tersebut dan bahwa perubahan dalam kepribadian dapat terjadi seiring berjalannya waktu.

Peran Genetika dan Lingkungan dalam Kepribadian

Pertanyaannya adalah, apakah genetika atau lingkungan yang memiliki peran lebih besar dalam membentuk kepribadian?

Para peneliti telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mempelajari keluarga, saudara kembar, anak yang diadopsi, dan keluarga asuh untuk mencari jawaban mengenai sejauh mana sifat-sifat kepribadian bersifat genetik atau dipengaruhi oleh lingkungan.

Kenyataannya, baik genetika maupun lingkungan berperan dalam membentuk kepribadian, walaupun besarnya pengaruh keduanya dapat bervariasi tergantung pada jenis sifat kepribadian yang dibicarakan.

Studi mengenai anak kembar dan adopsi menunjukkan bahwa sekitar 30% hingga 60% dari kepribadian manusia bersifat genetik.

Hal ini tidak berarti bahwa lingkungan tidak memiliki peran. Kepribadian kita adalah hasil dari interaksi rumit antara faktor genetik dan lingkungan.

Sebuah studi tahun 2018 menunjukkan bahwa lebih dari 700 gen berinteraksi untuk mempengaruhi beberapa sifat kepribadian lebih daripada pengaruh budaya dan lingkungan.

Baca Juga: MK Putuskan Uji Materi Batas Usia Maksimal Capres dan Cawapres Hari Ini, Nasib Pencalonan Prabowo Subianto Dipertaruhkan

Apakah Kepribadian Lahir atau Dibentuk?

Apakah kita lahir dengan sifat kepribadian tertentu, atau apakah itu dibentuk oleh pengalaman hidup kita?

Fakta bahwa anak-anak menunjukkan tanda-tanda kepribadian sejak bayi menunjukkan bahwa ada faktor genetik yang berperan.

Namun, perubahan dalam kepribadian seiring berjalannya waktu juga menunjukkan adanya pengaruh lingkungan.

Anak-anak memiliki temperamen, yang diperkirakan dipengaruhi oleh genetika sebesar 20% hingga 60%. Mereka umumnya memiliki satu dari tiga temperamen dasar: mudah, sulit, atau lambat beradaptasi.

Namun, sejauh mana temperamen anak memengaruhi perkembangan kepribadian di kemudian hari? Temperamen dasar ini memengaruhi cara anak berinteraksi dengan lingkungan mereka.

Dengan demikian, berbagai interaksi ini berkontribusi pada pengalaman yang berbeda.

Meskipun temperamen memengaruhi kepribadian, keduanya memiliki perbedaan.

Temperamen adalah ciri disposisional yang dimiliki sejak lahir dan memengaruhi perilaku serta interaksi dengan lingkungan.

Kepribadian melibatkan keyakinan, pemikiran, sifat, karakteristik, dan perilaku yang berkembang seiring bertambahnya usia.

Jenis-Jenis Sifat Kepribadian

Ketika berbicara mengenai sifat kepribadian, kita bisa menyebut berbagai ciri seperti ekstrovert, introvert, baik hati, agresif, pemalu, atau ambisius.

Sifat-sifat ini mencakup ratusan atau bahkan ribuan istilah yang berbeda yang digunakan untuk menggambarkan berbagai aspek kepribadian.

Psikolog Gordon Allport pernah mencatat lebih dari 4.000 istilah sifat kepribadian.

Model big five kepribadian, yang mencakup lima dimensi besar, digunakan oleh banyak psikolog.

Baca Juga: 8 Kesalahan Bahasa Tubuh yang Harus Dihindari untuk Menciptakan Kesan Pertama yang Positif

Lima dimensi ini adalah keterbukaan, kesungguhan, ekstrovert, keramahan, dan neurotisme (OCEAN).

  • Keterbukaan: kreatif, suka eksplorasi konsep abstrak, terbuka pada hal-hal baru
  • Kesungguhan: pemikiran tinggi, kontrol impuls yang baik, perilaku yang bertujuan
  • Ekstrovert: sifat sosial, suka berbicara, tegas, mudah terkesan
  • Keramahan: kepercayaan, altruisme, kebaikan hati, kasih sayang
  • Neurotisme: kesedihan, fluktuasi emosional, kecemasan

Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 40% hingga 60% variasi dalam sifat-sifat big five kepribadian dijelaskan oleh faktor genetik.

Setiap dimensi ini memiliki kontinum. Beberapa orang mungkin rendah dalam satu dimensi dan tinggi dalam dimensi lainnya. Banyak orang berada di tengah-tengah spektrum.

Perubahan dalam Sifat Kepribadian

Dalam hal sifat-sifat besar dan dominan, perubahan cenderung sulit. Namun, ketika perubahan terjadi, itu bersifat halus.

Seorang yang sangat ekstrovert mungkin menjadi sedikit lebih tertutup seiring berjalannya waktu, tanpa berubah menjadi introvert.

Ini adalah perubahan halus yang mencerminkan evolusi kepribadian, di mana individu tetap bersosialisasi namun juga menikmati momen kesendirian atau ketenangan sesekali.

Dalam beberapa kasus, orang cenderung menjadi lebih introvert seiring bertambahnya usia.

Baca Juga: Bertahan dalam Hubungan Toksik? Satu dari Delapan Tanda Anda Takut Akan Kesendirian

Prinsip-Prinsip Kepribadian

Penelitian juga menghasilkan prinsip-prinsip fundamental dalam perkembangan kepribadian:

1. Prinsip Identitas: Orang mengembangkan identitas yang kuat seiring bertambahnya usia dan komitmen terhadap identitas ini.

Selama masa muda, individu mengeksplorasi berbagai peran dan identitas. Ketika menua, mereka cenderung lebih setia pada identitas yang mereka bangun.

2. Prinsip Kedewasaan: Orang cenderung menjadi lebih baik hati, stabil secara emosional, dan dominan sosial seiring bertambahnya usia.

3. Prinsip Plastisitas: Meskipun sifat-sifat kepribadian cenderung stabil, mereka tetap bisa berubah seiring pengaruh lingkungan pada setiap tahap kehidupan.

4. Prinsip Kontinuitas Peran: Konsistensi peran dalam kehidupan berperan dalam mempertahankan stabilitas kepribadian, bukan konsistensi lingkungan.

Kesimpulan

Genetika dan lingkungan berperan dalam membentuk kepribadian. Meskipun genetika memiliki dampak yang signifikan, lingkungan juga memainkan peran penting dalam perkembangan kepribadian.

Kepribadian cenderung stabil, tetapi perubahan kecil dapat terjadi seiring berjalannya waktu, terutama sehubungan dengan identitas dan pengaruh lingkungan pada berbagai tahap kehidupan.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI