Ketakutan Berlebih pada Interaksi Sosial? Tanda-Tanda Gangguan Kepribadian Avoidant Personality Disorder

Ilustrasi | Mendalami Avoidant Personality Disorder: gejala, diagnosis, dan strategi pengelolaan. (Sumber : Pexels/Matheus Bertelli)

INFOSEMARANG.COM -- Avoidant Personality Disorder, atau Gangguan Kepribadian Menghindar, adalah suatu kondisi psikologis yang memengaruhi cara individu berinteraksi dengan orang lain.

Avoidant Personality Disorder memiliki sejumlah gejala yang dapat membantu mengenali kondisi ini lebih baik.

Gangguan ini ditandai dengan rasa malu yang ekstrim dan kepekaan terhadap kritik dari orang lain dan dikenal sebagai gangguan kepribadian Cluster C atau gangguan kepribadian yang melibatkan kecemasan dan ketakutan.

Baca Juga: Kecelakaan Maut di Banyumanik: Driver Ojol Tewas di Lokasi, 1 Pengendara Lain Dibawa ke RS

Beberapa gejala yang seringkali terkait meliputi:

1. Ketakutan Sosial yang Intens: Individu yang mengalami Avoidant Personality Disorder cenderung merasa sangat cemas dan takut ketika berada dalam situasi sosial. Mereka mungkin merasa sangat terintimidasi oleh interaksi dengan orang lain dan sering kali merasa sangat tidak nyaman.

2. Perasaan Rendah Diri yang Kronis: Orang dengan kondisi ini sering merasa rendah diri, meragukan kemampuan diri, dan merasa tidak berharga. Hal ini bisa mengganggu kesejahteraan mental mereka secara keseluruhan.

3. Penghindaran Interaksi Sosial atau Bermasyarakat: Orang yang mengalami Avoidant Personality Disorder seringkali cenderung menghindari situasi sosial yang melibatkan sejumlah orang. Mereka lebih memilih untuk berada dalam lingkungan yang lebih tenang dan sepi.

4. Kesulitan dalam Membentuk Hubungan yang Intim: Orang dengan kondisi ini mungkin mengalami kesulitan dalam membangun dan memelihara hubungan yang intim dengan orang lain. Mereka merasa sangat sulit untuk membuka diri atau mengekspresikan perasaan mereka.

Diagnosis Avoidant Personality Disorder

Proses diagnosis Avoidant Personality Disorder melibatkan evaluasi oleh seorang profesional kesehatan mental. Biasanya, diagnosis didasarkan pada wawancara dan pengamatan perilaku.

Selama wawancara, individu akan ditanya tentang gejala yang mereka alami dan sejauh mana gejala tersebut memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.

Baca Juga: Cara Berpikir Positif Tanpa Menyembunyikan Kenyataan Buruk, 7 Strategi untuk Menjaga Keseimbangan Emosional

Faktor Pemicu Avoidant Personality Disorder

Meskipun penyebab pasti Avoidant Personality Disorder tidak selalu jelas, beberapa faktor yang mungkin memainkan peran dalam munculnya kondisi ini termasuk:

1. Faktor Genetik: Terdapat bukti bahwa faktor genetik dapat berperan dalam perkembangan Avoidant Personality Disorder.

Jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan atau Avoidant Personality Disorder, maka risiko mereka untuk mengembangkan kondisi ini mungkin lebih tinggi.

2. Pengalaman Traumatis: Pengalaman traumatis, seperti pelecehan atau pengabaian selama masa kanak-kanak, dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan Avoidant Personality Disorder.

Trauma masa lalu dapat berdampak pada perkembangan kesejahteraan mental.

3. Kondisi Lingkungan yang Tidak Mendukung: Lingkungan yang kurang mendukung atau tidak memiliki dukungan sosial yang cukup dapat memengaruhi perkembangan gangguan ini.

Ketidaknyamanan dan kecemasan sosial mungkin semakin diperparah jika individu tidak mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.

Baca Juga: Demam dan Muncul Benjolan Berisi Cairan? Hati-Hati Kasus Cacar Monyet Meningkat! Ketahui Gejala, Penularan, dan Pencegahan

Strategi Pengelolaan Avoidant Personality Disorder

Mengatasi Avoidant Personality Disorder adalah proses yang memerlukan waktu, kerja keras, dan dukungan.

Beberapa strategi yang dapat membantu individu yang mengalami gangguan ini meliputi:

1. Terapi: Terapi kognitif perilaku (CBT) dan terapi dukungan sosial dapat membantu individu mengatasi gejala yang terkait dengan Avoidant Personality Disorder.

Terapi CBT dapat membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif mereka, sementara terapi dukungan sosial dapat membantu mereka membangun keterampilan sosial yang diperlukan untuk berinteraksi dengan orang lain.

2. Pengembangan Keterampilan Sosial: Melalui latihan dan dukungan, individu dengan Avoidant Personality Disorder dapat belajar cara mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk berinteraksi dengan orang lain. Ini mungkin melibatkan latihan peran, peran-playing, dan situasi-situasi latihan sosial lainnya.

3. Pentingnya Dukungan Sosial: Mendapatkan dukungan dari teman, keluarga, atau kelompok dukungan adalah penting dalam mengatasi Avoidant Personality Disorder. Dukungan sosial dapat memberikan dorongan dan membantu individu merasa lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain.

Baca Juga: Mahfud MD: Hakim dengan Konflik Kepentingan Dilarang Mengadili

Penutup

Avoidant Personality Disorder adalah kondisi serius yang memengaruhi cara individu berinteraksi dengan orang lain.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang gejala, diagnosis, faktor-faktor pemicu, dan strategi pengelolaan, individu yang menghadapi gangguan ini dapat mencari bantuan dan dukungan yang mereka butuhkan untuk memulai perjalanan menuju kehidupan yang lebih seimbang dan bermakna.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala Avoidant Personality Disorder, penting untuk mencari bantuan dari seorang profesional kesehatan mental.

Dengan dukungan yang tepat, banyak yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini dan menjalani kehidupan yang lebih memuaskan.***

Sumber:
- APA. (2020). https://www.apa.org/topics/avoidant-personality-disorder. American Psychological Association.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI