Cara Membangun Dialog Konstruktif Saat Komunikasi dengan Pasangan Terasa Buntu

Ilustrasi | Cara mengelola konflik dan memperkuat koneksi dengan dialog konstruktif. (Sumber : Pexels/Alex Green)

INFOSEMARANG.COM -- Penelitian mengungkapkan sekitar 69% konflik dalam hubungan berasal dari masalah yang belum terselesaikan, menunjukkan bahwa sumber pertengkaran pasangan telah ada selama bertahun-tahun.

Mungkin terdengar mengejutkan bahwa tujuan utama konflik dalam hubungan adalah mencari solusi, padahal masalah semacam ini tidak selalu memiliki solusi yang jelas.

"Solusi" seharusnya berarti terlibat dalam dialog yang konstruktif. Tanpa kemampuan mengelola konflik semacam ini, pasangan berisiko terjebak dalam kebuntuan hubungan.

Ketika hal ini terjadi, pasangan merasa terpolarisasi, terputus, dan tidak dapat mendengar satu sama lain.

Berikut beberapa tips tentang bagaimana mengelola dialog sulit agar tidak terjebak dalam konflik.

Baca Juga: Bank Mandiri Catatkan Total Aset di Kuartal III 2023 Tembus Rp 2.007 Triliun, Rekor Pertama di Indonesia

Meningkatkan Hubungan: Pasangan sebaiknya memulai percakapan dengan cara yang mempererat hubungan daripada menciptakan konflik.

Gunakan pendekatan yang lembut saat memulai dialog yang sulit. Ini seharusnya menjadi undangan, bukan permintaan atau kritik.

Waktu yang Tepat: Mulailah percakapan ketika Anda dan pasangan dalam kondisi fisik dan psikologis yang memungkinkan terlibat.

Cari lokasi tanpa gangguan di mana semua orang juga merasa aman untuk terlibat dalam percakapan.

Pernyataan "Saya": Saat berbicara, gunakan pernyataan "saya" tentang satu masalah tertentu pada satu waktu.

Ini memungkinkan pasangan Anda untuk lebih mendengar pesan inti Anda tanpa merasa terlalu dibebani, kritis, atau defensif.

Mendengarkan Reflektif dan Validasi: Saat pasangan Anda berbicara, refleksikan kembali perasaan dan kebutuhan yang Anda dengar.

Ini memberikan validasi kepada pasangan Anda dengan mengakui pengalaman mereka.

Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Prostitusi, Tawarkan LGBT hingga Anak Dibawah Umur

Pemantauan Diri dan Peredaan Diri: Selama dialog yang sulit, awasi suhu internal Anda.

Jika Anda merasa terganggu atau terbebani, kurangi dampak terbebani dengan melakukan peredaan diri, seperti bernapas dalam-dalam, bicara positif pada diri sendiri, atau visualisasi yang positif.

Ambil Jeda dengan Sengaja: Jika Anda menyadari bahwa Anda terlalu terguncang untuk melanjutkan dialog, sampaikan ini dengan jelas kepada pasangan Anda dan minta waktu lain untuk kembali ke percakapan.

Upaya Perbaikan: Jika percakapan masih tidak berjalan sesuai rencana, pasangan harus terlibat dalam upaya perbaikan. Upaya perbaikan adalah upaya verbal atau non-verbal untuk meredakan kenegatifan.

Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat mengelola dialog sulit dengan pasangan Anda dengan lebih baik, mencegahnya terjebak dalam konflik yang tidak kunjung usai, dan membangun hubungan yang lebih sehat.

Ingatlah bahwa dialog yang konstruktif dan pengelolaan konflik yang baik adalah kunci untuk hubungan yang langgeng dan bahagia.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI