INFOSEMARANG.COM -- Lonjakan kasus positif COVID-19 di RI kini makin menyita perhatian.
Pasalnya, beberapa negaratetangga lainnya juga saat ini tengah mengalami lonjakan kasus positif COVID-19 antara lain Singapura, Thailand dan Malaysia.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkapkan bahwa jumlah kasus aktif COVID-19 pada sepekan terakhir sampai dengan Selasa (12/12/2023) diketahui telah mencapai 6.223 kasus atau mengalami peningkatan sebanyak 0,1 persen.
Baca Juga: Innalillahi, Jurnalis Al Jazeera, Samer Abudaqa Tewas Setelah Terkena Pecahan Peluru Israel
Di mana pada bulan November terdapat 7 hingga 4 kasus penambahan terkonfirmasi COVID-19 per hari secara nasional.
Sedangkan pada Desember ini, penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 naik kisaran 100 kasus per hari secara nasional.
Terkait lonjakan kasus ini, Kemenkes pun mengungkapkan, "Sehingga sangat direkomendasikan untuk segera melengkapi vaksinasi COVID-19 baik dosis primer maupun booster sesuai ketentuan. Kepala Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota diminta untuk memastikan semua puskesmas dan fasyankes lainnya yang berada di wilayah kerjanya tetap memberikan pelayanan vaksinasi COVID-19," ujar Siti Nadia Tarmizi, Senin (11/12/2023) melalui siaran pers Kemenkes.
Sebelumnya, varian EG.5 diyakini menjadi salah satu penyebab lonjakan kasus postif CVID-19 di Singapura.
Baca Juga: Mahfud MD Sebut Indonesia Berhak Usir Pengungsi Rohingya, Tapi...
Gejala yang ditimbulkan oleh varian ini pun terbilang masih jarang disadari dan dianggap sepele oleh masyarakat kebanyakan.
Gelaja COVID-19 Varian EG.5
Masih kerap disepelekan dan jarang disadari, berikut beberapa gejala yang dapat muncul saat seseorang terserang COVID-19 varian EG.5.
Adapun gejala yang muncul juga mirip dengan gejala dari varian sebelumnya yakni sebagai berikut:
- demam atau menggigil
- batuk
- sesak napas atau kesulitan bernapas
- kelelahan
- nyeri otot atau badan
- sakit kepala
- hilangnya rasa atau bau baru
- sakit tenggorokan
- hidung tersumbat atau meler
- mual atau muntah
- diare
Di samping itu, pemimpin teknis WHO untuk COVID-19, Maria Van Kerkhove menyatakan bahwa meskipun EG.5 mempunyai tingkat penularan yang lebih tinggi, namun gejala yang ditimbulkannya tidak lebih parah dibandingkan dengan varian Omicron lainnya. ***