INFOSEMARANG.COM -- Sebanyak 1 dari 10 orang dan 1 dari 2 penderita diabetes juga menderita Neuropati Perifer.
Neuropati perifer (NP) adalah kondisi klinis kronis di mana sistem saraf perifer mengalami kerusakan.
Gejala neuropati perifer meliputi mati rasa, kesemutan, sensasi seperti ditusuk-tusuk, dan rasa terbakar pada tangan dan kaki.
Para penderita neuropati perifer mengaku bahwa kualitas hidup mereka menurun karena lemahnya kemampuan fisik dan mengalami gangguan tidur.
Kepala Departemen Anestesiologi, Perawatan Intensif, dan Pengobatan Nyeri di Rumah Sakit Benedictus Tutzing & Feldafing, Jerman, bernama Rainer Freynhagen mengatakan bahwa risiko ini sering kali diabaikan.
Baca Juga: Menderita Diabetes? Begini Cara Mengontrol agar Kadar Gula Tetap Stabil
"Sangat mengkhawatirkan bahwa bagi banyak dokter, nyeri neuropatik seringkali dianggap tidak terlalu penting dibandingkan dengan gejala lain," jelasnya.
Padahal, diagnosis dini dapat membuat hasil pengobatan menjadi maksimal, dan kerusakan saraf dapat diperbaiki sebelum terlalu parah.
"Mengidentifikasi pasien Neuropati Perifer bukanlah hal yang sulit, namun studi menunjukkan hingga 80% pasien tetap tidak didiagnosis dan tidak diobati," sambung Freyhagen, mengutip rilis pers.
Di Indonesia, jumlah penderita diabetes meningkat dari 10,7 juta pada tahun 2019 menjadi 19,5 juta pada tahun 2021.
Dalam sebuah studi di Bali, dari 110 pasien dengan diabetes melitus tipe 2, sebanyak 54% mengalami neuropati diabetik yang menyebabkan rasa nyeri.
Selain diabetes mellitus, obesitas, dan penyalahgunaan alkohol, kekurangan vitamin B merupakan faktor risiko tinggi lainnya yang menyebabkan kerusakan pada saraf perifer.