INFOSEMARANG.COM -- Perusahaan biofarmasi AstraZeneca berhasil menciptakan obat yang mengurangi risiko kematian pada penderita kanker paru-paru.
Dari penelitian yang terbit pada Minggu, 4 Juni 2023, obat tersebut mengurangi risiko kematian selama 5 tahun sebesar 51 persen.
Obat ini diminum setelah pasien kanker paru-paru menjalani operasi pengangkatan tumor.
Obat bernama osimertinib atau Tagrisso ini bekerja dengan memblokir efek mutasi pada genepidermal growth factor receptor (EGFR).
Baca Juga: Amerika Serikat Umumkan 2 Kasus Infeksi Jamur di Kulit yang Kebal terhadap Obat
Berdasarkan Live Science, mutasi gen EGFR dapat meningkatkan kemampuan kanker untuk tumbuh dan menyebar dan risiko kekambuhan kanker pada pasien setelah pengobatan.
Mutasi semacam itu terjadi pada sekitar 25 persen pasien kanker paru-paru di seluruh dunia.
Pada penelitian, dokter mendapati 88 persen pasien kanker paru-paru yang minum obat osimertinib setelah operasi masih hidup pada lima tahun kemudian.
Sementara 78 persen pasien yang hanya minum plasebo tidak.
Baca Juga: Dua Obat Ini Diyakini Meningkatkan Risiko Demensia Jika Dikonsumsi Jangka Lama, Apa Saja?
"Lima puluh persen adalah sesuatu yang besar untuk penyakit apa pun, terutama untuk penyakit seperti kanker paru-paru, yang biasanya sangat kebal terhadap terapi," kata wakil direktur Yale Cancer Center di New Haven, Connecticut, Roy Herbst.
Sayangnya, tidak semua pasien kanker paru-paru mengalami mutasi gen EGFR.
Osimertinib pertama kali disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada 2017 lalu.
Mulanya disetujui untuk mengobati pasien NSCLC lanjut yang tumornya membawa mutasi EGFR tertentu.
Pada tahun 2020, pil tersebut disetujui sebagai 'pengobatan tambahan' pertama untuk kanker setelah pengangkatan tumor.