INFOSEMARANG.COM -- Maag dan gerd adalah dua kondisi yang sering disalahartikan sebagai kondisi yang sama.
Padahal perlu diketahui pula bahwa sebenarnya keduanya memiliki perbedaan yang signifikan, baik dari segi penyebab, gejala, hingga penanganannya.
Maag merupakan kondisi di mana ada luka di lapisan dalam lambung.
Baca Juga: VIRAL! Kapolsek Komodo Aniaya Satpam Bank Usai Tidak Terima Ditegur Pakai Helm ke Ruang ATM
Sedangkan gerd merupakan kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan.
Umumnya saat maag kambuh, perut terasa kemung dan mual hingga muntah.
Sedangkan gerd akan menimbulkan rasapanas di dada, mulut pahit dan sulit menelan.
Bagi penderita maag, dianjurkan untuk jangan sampai terlambat makan.
Di sisi lain, penderita gerd disarankan untuk menghindari tidur setelah makan.
Cara Penanganan
Penanganan maag dan gerd akan bergantung pada tingkat keparahan gejala.
Untuk kasus maag ringan, penderita dapat melakukan perubahan gaya hidup, seperti:
Baca Juga: Wali Kota Bogor Sebut Ada Bukti Pelanggaran yang Dilakukan Kepala Sekolah Pecat Guru Honorer
- Makan lebih sering dengan porsi yang lebih kecil
- Menghindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi lambung, seperti makanan pedas, asam, dan berlemak
- Menghindari konsumsi alkohol dan rokok
- Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi dari tubuh
Namun apabila gejala maag tidak membaik dengan perubahan gaya hidup, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan, seperti obat penghambat pompa proton (PPI) atau suplemen probiotik.
Di sisi lain, penanganan gerd umumnya dilakukan dengan obat-obatan, seperti PPI atau antagonis reseptor H2. Dalam kasus yang parah, dokter mungkin akan menyarankan operasi untuk mengencangkan katup kerongkongan. ***