INFOSEMARANG.COM - Segala sesuatu yang berlebihan itu memang tidak baik, sama halnya dengan olahraga yang membuat seseorang kecanduan.
Ya, kecanduan olahraga mungkin terdengar mengada-ngada.
Namun, kenyataannya, kecanduan olahraga adalah fenomena yang nyata.
Para atlet bahkan bisa merasakan sensasi euforia setelah berolahraga, yang dipicu oleh pelepasan hormon kebahagiaan seperti dopamin dan endorfin, yang memiliki kemampuan untuk mengubah suasana hati.
Baca Juga: Ketagihan Nonton? Waspada, Mungkin Anda Binge Watching, Kenali Tanda dan Dampak Buruknya!
Efek yang serupa juga terkait dengan penggunaan obat-obatan terlarang dan alkohol yang dapat memicu kecanduan.
Seperti dalam jenis kecanduan lainnya, kata kunci untuk kecanduan olahraga adalah "senang," tetapi perkembangannya juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal.
Meskipun tidak semua orang menganggap serius masalah kecanduan olahraga, sebenarnya hal ini bisa menjadi permasalahan yang berbahaya. Mari kita bahas lebih lanjut.
Baca Juga: Perbedaan Komunikasi Pemimpin Narsistik dan yang Memiliki Kecerdasan Emosional, Atasanmu yang Mana?
Mengenali Gejala Kecanduan Olahraga
Pecandu olahraga memiliki banyak gejala yang serupa dengan kecanduan jenis lainnya.
Namun, pada kasus kecanduan olahraga, individu ini menjadikan olahraga sebagai obsesi utama mereka, seringkali mengorbankan waktu istirahat yang seharusnya mereka dapatkan.
Pecandu olahraga juga berisiko mengalami masalah fisik seperti serangan jantung dan osteoporosis.
Baca Juga: Hasil Penelitian, 8 Dampak Buruk Body Shaming, Bisa Bikin Depresi Berat Lho
Namun, kerusakan yang lebih dalam juga dapat terjadi secara psikologis saat mereka sangat bergantung pada aktivitas olahraga.
Mereka mungkin mengalami gejala penarikan diri, depresi, dan kecemasan ketika tidak berolahraga.
Kecanduan olahraga juga dapat memiliki dampak sosial yang merugikan, menyebabkan seseorang sering membatalkan rencana sosial karena mereka lebih memilih berlatih dibandingkan bertemu teman, berkumpul dengan keluarga, atau menyelesaikan pekerjaan.
Meskipun secara fisik mereka bersosial, secara mental, mereka lebih sering memikirkan sesi latihan selanjutnya.
Kecanduan olahraga adalah masalah yang kompleks dan tidak selalu mudah didiagnosis.
Banyak pecandu olahraga mungkin tidak menyadari bahwa perilaku mereka tidak normal dan oleh karena itu tidak mencari bantuan medis.
Lebih lanjut, kecanduan olahraga belum diakui sebagai diagnosis oleh American Psychiatric Association (APA), sehingga tidak ada kriteria diagnostik yang baku.
Baca Juga: Kenali Binge Eating Disorder, Sudah Makan Porsi Besar Tapi Tetap Tak Puas, Apa Gejalanya?
Tanda-tanda seperti peningkatan obsesi terhadap kebugaran dan penurunan aktivitas sosial bisa menjadi indikator kecanduan olahraga.
Untuk menentukan apakah Anda menunjukkan pola olahraga yang tidak normal, seorang dokter dapat meminta Anda untuk mencatat rutinitas olahraga dan aktivitas sosial Anda.
Pengelolaan Kecanduan Olahraga
Dalam beberapa kasus, pengendalian diri menjadi kunci untuk mengatasi kecanduan olahraga.
Pecandu olahraga perlu mengakui masalah mereka dan mengambil langkah-langkah untuk mengontrol aktivitas olahraga mereka.
Ini bisa melibatkan beralih ke jenis latihan yang berbeda atau mengurangi intensitas latihan saat ini.
Baca Juga: Perhatikan! 5 Tanda Kamu Tak Dihargai Pasangan, Salah Satunya Tak Pernah Memberi Apresiasi
Terkadang, seseorang bahkan mungkin harus berhenti berolahraga sementara waktu agar bisa mengontrol dorongan kuat untuk terus berolahraga.
Untuk mencegah terjadinya kecanduan olahraga, penting untuk membatasi intensitas latihan dan jumlah latihan harian.
Anda juga harus memberikan waktu bagi tubuh Anda untuk istirahat dan pulih dengan beristirahat setidaknya dua kali seminggu.
Baca Juga: Hati-Hati ! Oversharing di Media Sosial, Bisa Merugikan, Ini 5 Tandanya
Jika Anda merasa terlalu terobsesi dengan olahraga, penting untuk berbicara dengan seorang dokter tentang kondisi Anda dan mencari panduan tentang penanganan yang tepat.***