Sering Rebahan Ternyata Berbahaya, Berikut Penjelasan Silent Disease yang mematikan

Ilustrasi seseorang yang tidur telentang (Sumber : Unsplash/MILAN GAZIEV)

INFOSEMARANG.COM- Orang-orang dapat mencegah osteoporosis melalui gaya hidup sehat dan terhindar dari bahaya rebahan.

Termasuk menghindari gaya duduk atau rebahan terlalu lama dan secara teratur berolahraga, seperti yang diungkapkan oleh dr. Troydimas Panjaitan, Sp.OT (K), seorang dokter spesialis orthopedi dan traumatologi.

Dalam pernyataan pers yang dikeluarkan oleh Sequis pada Rabu (1/11), Troydimas, yang berpraktik di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, menyarankan untuk mengurangi konsumsi minuman yang mengandung kafein dan alkohol.

Baca Juga: Tinggal Serumah Tapi Merasa Asing dengan Pasangan? Bisa Jadi Terjebak di Pernikahan Toxic, Ini Ciri-cirinya

Serta menjauhi kebiasaan merokok, karena hal ini dapat merusak kepadatan tulang yang menjadi penyebab osteoporosis.

Osteoporosis sendiri adalah penyakit sistemik pada tulang yang ditandai dengan berbagai gejala, termasuk penurunan massa tulang, kehilangan kekuatan tulang, perubahan struktural tulang, serta kerapuhan tulang yang bisa menyebabkan patah atau fraktur.

"Karena seiring dengan bertambahnya usia, kelak otot melemah dan meningkatkan risiko patah tulang," kata Troydimas seperti dikutip Infosemarang.com dari Antara pada 2 November 2023.

Baca Juga: Kendaraan Berumur Lebih Dari 3 Tahun Dilarang Masuk Jakarta? Bakal Kena Razia dan Tilang Per 1 November 2023

Troydimas juga mengingatkan bahwa kepadatan tulang mencapai puncaknya pada usia 35 tahun, dan setelah 40 tahun, penyerapan tulang akan lebih cepat daripada pembentukan tulang baru.

Lebih lanjut, faktor genetik juga berperan dalam menentukan risiko seseorang terkena osteoporosis.

Jika ada riwayat keluarga yang mengalami osteoporosis, sangat penting bagi individu tersebut untuk lebih berhati-hati, karena ada kemungkinan 60-80 persen anggota keluarga lainnya juga akan mengalami risiko serupa.

Baca Juga: Sebelum Dibunuh, Warga Sebut Korban Bocah 8 Tahun Sempat Dilecehkan Anak Pensiunan Polisi

Troydimas menegaskan bahwa osteoporosis tidak hanya mempengaruhi orang tua, tetapi juga dapat dialami oleh orang muda. Lebih dari 80 persen risiko terbesar terjadi pada perempuan.

Ia mengingatkan bahwa osteoporosis sering kali disebut sebagai "silent disease" karena sulit dideteksi sebelum terjadinya patah tulang.

"Gejala sering baru muncul saat usia lanjut. Orang yang muda juga dapat terkena osteoporosis karena gaya hidup yang buruk," tambah Troydimas.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI