INFOSEMARANG.COM - sepak bola wanita beberapa kali mendapat larangan dari sejumlah negara karena masalah kesetaraan gender.
Hingga pada tahun 1970-an, sepak bola wanita mulai kembali muncul ke permukaan di beberapa negara Eropa.
Namun jauh sebelum itu, tim sepak bola wanita profesional pertama telah dibentuk di Inggris Raya pada tahun 1895 dengan sebutan The British Ladies yang dipelopori seorang bangsawan bernama Lady Florence Dixie.
Baca Juga: Sejarah Terbentuknya Sepak Bola Wanita, Sempat Ditentang oleh di Sejumlah Negara
Memang sebelumnya lagi, sekelompok wanita telah bermain sepak bola seperti di negara China, tetapi The British Ladies adalah yang pertama bermain di lapangan resmi di depan banyak orang.
Tim tersebut dikapteni oleh Nettie Honeyball, yang berusaha membuktikan bahwa wanita sama baiknya dengan pria pada saat wanita mencari kesetaraan di seluruh bidang.
Pertandingan pertama diadakan pada tanggal 23 Maret 1895. Sebanyak 10.000 penonton berkumpul di Crouch End untuk menonton pertandingan antara dua tim yang disebut The North dan The South.
Baca Juga: Poin FIFA yang Bisa Diraih Timnas Indonesia Saat Lawan Palestina, Kalau Menang Dapat Berapa?
Tidak seperti pertandingan tahun 1881, pemain tidak lagi harus memakai korset dan sepatu hak tinggi, tetapi sepatu bot pria standar dalam ukuran yang sesuai.
Mereka masih harus memakai topi, dengan permainan dihentikan jika ada wanita yang menyundul bola dan membuat topi atau jepit rambutnya lepas.
Sayangnya, reaksi yang timbul saat itu adalah cemoohan, kecaman, dan ejekan, baik dari penonton maupun pers.
Namun, salah satu media, Jarrow Express, mmeberi tanggapan yang lebih khas dan bernada cukup positif.
"Akan selalu ada rasa ingin tahu untuk melihat perempuan melakukan hal-hal yang tidak perempuan, dan tidak mengherankan bahwa pertandingan itu dihadiri oleh ribuan orang, sangat sedikit dari mereka yang ingin saudara perempuan atau anak perempuan mereka sendiri memamerkan diri mereka di lapangan sepak bola," Jarrow Express 29 Maret 1895, dikutip dari situs Unlocking The Hidden Story.
Selanjutnya, para pesepakbola tetap bertahan terlepas dari kritik publik yang saat itu masih banyak meragukan bahkan menyepelekan kaum perempuan memainkan olahraga yang identik dengan laki-laki ini.
Lebih jauh lagi, tim The British Ladies memulai tur nasional mereka yang bahkan dalam dua tahun berikutnya mereka telah memainkan sekitar 100 pertandingan eksibisi.
Tur ini menarik publisitas besar dari pers, meskipun tidak sepenuhnya terbatas pada olahraga, pada saat itu, wanita yang bermain sepak bola terkait erat dengan 'Pertanyaan hak'.
Meski begitu, perjuangan mereka memeprkenalkan sepakbola wanita kepada dunia patut mendapat apresiasi, sebab bagaimana pun mereka telah berjuang jadi bagian sejarah dunia sepakbola.
***