INFOSEMARANG.COM - Hari Puisi Nasional yang peringati setiap tanggal 28 April merupakan hari untuk mengapresiasi karya-karya sastra.
Hari Puisi Nasional juga sebagai peringatan akan sosok sastrawan besar Indonesia pada masanya, yakni Chairil Anwar.
Pemilihan tanggal 28 April sebagai Hari Puisi Nasional juga diinspirasi oleh tanggal lahir Chairil Anwar.
Baca Juga: Sejarah Hari Puisi Nasional 28 April, Sejak Kapan Mulai Diperingati?
Karya-karya puisi Chairil Anwar sangat mempengaruhi perkembangan sastra Indonesia, terutama pada masa awal kemerdekaan Indonesia.
Karya-karyanya dianggap sebagai karya sastra yang revolusioner karena menyampaikan pesan-pesan sosial dan politik yang menggugah dan mengkritik kondisi sosial-politik pada zamannya.
Karya-karya Chairil Anwar juga diakui sebagai salah satu karya sastra terbaik di Indonesia dan masih dipelajari hingga sekarang.
Baca Juga: Beri Kode Sandiaga Uno Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Gibran Rakabuming: Cocok Gak Nih?
Diperkirakan ada sekitar 96 puisi yang ditulis oleh Chairil Anwar selama hidupnya. Beberapa puisi terkenal dari Chairil Anwar antara lain:
1. Aku
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Aku ingin mencintaimu dengan tanpa rekayasa
dengan kata yang tak keluar dari mulutku
hanya dengan senyuman
hanya dengan pandangan
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan mencari kata yang sejernih embun pagi
kata yang tak ternilai
yang lebih dari apapun yang pernah ada
Aku ingin mencintaimu dengan keterbukaan yang seluas alam
dengan membiarkan semua yang ada dalam diriku
dengan membiarkan cahaya, angin, dan waktu
masuk dalam cintaku yang sederhana ini
Baca Juga: Ada Virgoun Hingga Ahmad Dhani, Meme Pria Selingkuh Ini Tuai Reaksi Warganet
2. Krawang-Bekasi
Di tengah gelap malam
Aku terbangun, kubuka jendela
Dan kubayangkan kuburan setapak
Hutan rimba yang sunyi
Sesuatu yang terusik
Tiba-tiba kusadari sebenarnya
Suara itu suara kereta api
Krawang-Bekasi
Aku duduk, kutatap arloji
Ketika daku turun ke stasiun
Kebenaran yang memilukan
Waktu melayang
Tak berarti siapa-siapa
Kereta api itu memang bising
Tapi apalah arti itu
Dibandingkan kesepianku
Mungkin ada orang dalam kereta itu
Yang juga kesepian
3. Derai-derai Cemara
Derai-derai cemara
Menyambut pagi
Di atas bukit hijau
Dalam lautan kabut
Bulan membentang bulat
Di tepi timur laut
Menyinari daerah pantai
Di bawah bukit itu
Aku duduk sendiri
Di atas batu karang
Melihat ombak yang memecah
Di sepanjang kaki bukit
Derai-derai cemara
Menyambut pagi
Di atas bukit hijau
Dalam lautan kabut
4. Di Jalan Dakwah
Ada jalan raya panjang
Berliku-liku ke utara
Menerobos hutan belantara
Dan jurang dalam kelam
Di sanalah aku pergi
Dalam baju yang bernoda
Dalam kalbu yang koyak
Aku cari sebuah tujuan
Kebenaran yang hakiki
Bukan jalan kemudahan
Bukan harta kekayaan
Dalam perjalanan itu
Aku merasakan kesepian
Menjadi duka
Menggetarkan tulang dan raga
Namun aku tak putus asa
Meski badai bergelora
Meski angin berhembus kencang
Di jalan dakwahku
Dan di ujung jalan raya
Ku lihat sebuah cahaya
Yang bersinar terang
Menerangi jalanku
Baca Juga: Beri Kode Sandiaga Uno Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Gibran Rakabuming: Cocok Gak Nih?
5. Yang Terpendam
Aku punya cita-cita yang besar
Ingin kurebahkan selimut di bintang
Dan kureguk embun di sana
Malam itu semerbak rasa kebun
Aku berjalan menyusuri jalan
Saat menapakkan kaki di atas tanah
Aku melihat langit yang biru
Dan sejuta bintang di sana
Kemudian aku melihat kebun itu
Berbunga-bunga di bawah bulan purnama
Dan kukenang masa kecilku dulu
Di mana aku merangkak di antara padi
Dan mengikuti burung-burung terbang di atas sana
Sekarang aku merasa sendirian
Di antara pepohonan besar dan kecil
Dan kicauan burung-burung yang semakin lama semakin merdu
Aku berjalan terus di malam yang sunyi
Mencari jalan yang terang
Dan aku merasa senang
Karena malam ini akan menjadi malam yang indah
Malam itu aku berjalan seorang diri
Di tengah kesunyian yang mempesona
Dan aku merasakan kebahagiaan yang besar
Ketika aku menemukan jalan yang terang
Aku tiba di tempat yang indah
Di mana aku bisa merenungkan kehidupan ini
Dan malam itu aku merasa senang
Ketika aku menginjakkan kaki di tempat itu
Dan aku tahu bahwa hidupku akan berubah
Karena aku telah menemukan jalan yang terang
Dan aku akan melangkah maju
Mencari kebahagiaan yang sejati di dunia ini.***