Kepemimpinan Romo Sastra, Membangun Manusia Sekaligus Budayanya

Gelar wicara bertajuk ''Kemanusiaan dan Kebudayaan: Kepemimpinan Prof. Dr. M. Sastrapratedja. (Sumber: | Foto: dok)

SEMARANG, INFOSEMARANG.COM- Soegijapranata Catholic University (SCU) atau Unika Soegijapranata Semarang menggelar gelar wicara bertajuk ''Kemanusiaan dan Kebudayaan: Kepemimpinan Prof. Dr. M. Sastrapratedja (1989-1993 dan 2004-2005) di Universitas Katolik Soegijparanata'' yang digelar di Ruang Teater Gedung Thomas Aquinas lantai 3 kampus SCU Bendan, Kamis 17 Oktober 2024. Talkshow di SCU ini merupakan kegiatan untuk mengenang dan secara kritis merefleksikan karya-karya Prof. Dr. M. Sastrapratedja tentang kepemimpiannya di Universitas Katolik Soegijapranata.

Selain di Universitas Katolik Soegijapranata, rangkaian kegiatan juga digelar di STF Driyarkara Jakarta dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Acara ini dimoderatori oleh Prof Dr Ir Y Budi Widianarko MSc dan peserta antara lain para dosen dan tendik yang telah purna tugas dan alumni terutama dari angkatan 1989-1993, kemudian para dosen dan tendik yang masih berkarya di Universitas Katolik Soegijapranata.

Bagi SCU, Prof. Dr. Michael Sastrapratedja, SJ, atau yang akrab dipanggil Romo Sastra tak asing lagi. Sebab, pria kelahiran Wonosobo, 22 Oktober 1943 merupakan mantan rektor Unika periode 1989-1993.

''Romo Sastra dikenal luas sebagai figur panutan, berdedikasi tinggi dalam dunia pendidikan, disiplin tinggi dan tegas serta bertangan dingin jika memegang sebuah tanggungjawab,'' ungkap Wakil Rektor Bidang Inovasi, Riset dan Publikasi SCU R Setiawan Aji Nugroho didampingi P Danardono selaku ketua panitia acara gelar wicara.

Ia mengungkapkan peran Romo Sastra dalam membangun SCU Semarang ini. Romo Sastra merupakan rektor SCU (1989-1993). Sebelum itu ia adalah Ketua STF Driyarkara selama dua periode (1980-1984 dan 1974-1988).

Di bawah kepemimpian Dr. M. Sastrapratedja, SJ jumlah mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata terus meningkat. Universitas Katolik Soegijapranata juga aktif menjalin kerjasama dengan sejumlah universitas luar negeri.

Pada tahun 1992, di bawah kepemimpian Romo Sastra mulai terjadi “Persamaan Status” jurusan (program studi) dan fakultas, yaitu jurusan Teknik Sipil (disamakan pada 3 Februari 1992), jurusan Akuntasi (disamakan pada 11 Agustus 1992). Setelah itu pada tahun 1994 dan 1995 jurusan-jurusan lain juga memperoleh status disamakan.

Lantaran jumlah mahasiswa terus bertambah, menyebabkan gedung tempat kuliah jalan Pandanaran 100 Semarang dianggap tak memadai lagi sebagai kantor dan tempat perkuliahan. Maka mulai tahun 1991 dimulai pembangunan gedung-gedung Universitas Katolik Soegijapranata di Bendan Dhuwur. Pada Agustus 1991 rektor M. Sastrapratedja, SJ meletakkan batu pertama yang menandai pembangunan gedung Albertus. Pada tanggal 12 Desember 1992 Gubernur Jawa Tengah meresmikan gedung tersebut.

Pada saat yang sama juga dibangun gedung Michael, gedung Antonius serta pembangunan gedung Thomas Aquinas. Pada masa kepemimpinan Romo Sastra juga mengiinisasi bahwa pimpinan Unika bisa dipilih dari antara kaum awam. Ia juga banyak menerbitkan buku-buku khususnya bidang filsafat kemanusiaan.

''Sebagian dari refleksi pemikirannya itu sudah diterbitkan. Latar belakang kompetensi Romo Sastra dalam bidang filsafat membuatnya sanggup mendiskusikan tema-tema ini pada tingkat diskursus intelektual dan aktualitas yang lebih tinggi,'' jelas Aji.

Ketua Panitia Gelar Wicara P Danardono mengatakan dalam gelar wicara ini, para dosen dan tendik yang telah purna tugas dan alumni terutama dari angkatan 1989- 1993 mendapat kesempatan untuk berpendapat. Demikian pula para dosen dan tendik yang masih berkarya di Universitas Katolik Soegijapranata.

''Tentu banyak kesan ketika bekerja bersama Romo Sastra, maka kami berharap semangat dan keteguhan diwariskan oleh beliau dapat diteruskan oleh generasi selanjutnya,'' ungkapnya.

Profil Romo Sastra

Prof. Dr. M. Sastrapratedja, S.J., lahir di Wonosobo, pada 22 Oktober 1934. Beliau menempuh pendidikan dasar di Wonosobo (1957), kemudian melanjutkan ke Seminari Mertoyudan, Magelang (1963), dan Pendidikan Pastor Yesuit di Girisonta, Yogyakarta (1965).

Beliau juga menempuh pendidikan di Pontifical Athenaeum, Poona, India (1966-1969), serta menyelesaikan studi di Fakultas Keguruan Seni Sastra IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta (1970-1974). Gelar Ph.D. diperolehnya dari Universitas Gregorian, Roma pada tahun 1979.

Dalam karier akademisnya, Prof. Sastrapratedja mengajar di berbagai institusi, antara lain sebagai dosen tidak tetap di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara (1969-1973), dosen di IKIP Sanata Dharma (1971-1973), dan dosen tetap di STF Driyarkara (1979-1980). Beliau kemudian menjabat sebagai Rektor STF Driyarkara (1980-1984, 1984-1988), dan juga dosen tamu di Universitas Indonesia sejak 1982.

Selain itu, beliau menjabat sebagai Rektor Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang (1989-1993) dan Rektor Universitas Sanata Dharma (USD), Yogyakarta (1993-2001).

Prof. Sastrapratedja juga dikenal sebagai penulis produktif. Karya-karyanya meliputi Filsafat Manusia I, Mencari Alternatif Pandangan tentang Allah, Filsafat Manusia II, Manusia Multi Dimensional: Sebuah Renungan Filsafat (Gramedia, 1982), Agama dan Tantangan Masa Kini (2002), Pendidikan sebagai Humanisasi (Pusat Kajian Filsafat dan Pancasila, Driyarkara, 2013), dan Pendidikan Multidimensional (SDU Press, 2015). ***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI