INFOSEMARANG.COM - Istilah deja vu merujuk pada sebuah perasaan misterius di mana kita berada dalam situasi atau lingkungan yang sama sekali baru, tetapi rasanya seperti pernah mengalami hal serupa sebelumnya.
Istilah deja vu sendiri dibuat oleh seorang psikolog bernama Emile Boirac pada tahun 1876. Dalam bahasa Prancis, deja vu sendiri artinya "pernah merasa," atau "pernah melihat".
Perasaan atau fenomena ini biasanya berlangsung sekitar 10 hingga 30 detik. Namun seringkali deja vu dikaitkan dengan hal-hal mistis, padahal fenomena tersebut dapat dijelaskan secara sains.
Baca Juga: 5 Buah Ini Ampuh Mendetoksifikasi Tubuh, Sangat Bagus untuk Sistem Pencernaan!
Apa yang menyebabkan dejavu? Peristiwa ini diteliti oleh banyak ilmuwan selama bertahun-tahun, sehingga deja vu dapat dijelaskan melalui beberapa teori berikut, dikutip dari healthline.com.
1. Teori Split Perception
Teori ini menjelaskan deja vu dapat terjadi apabila orang melihat hal yang sama di waktu yang berbeda.
Otak kita membentuk ingatan dalam sekali pandang meskipun dalam waktu yang singkat. Bisa saja kita cuma melihatnya sekilas, lalu fokus mengerjakan hal lain.
Baca Juga: Kembangkan Ekosistem Open Source, Niagahoster Dukung Komunitas WordPress Indonesia
2. Teori Memory Recall
Kalau split perception terjadi di lokasi yang sama, teori memory recall berlangsung di tempat yang berbeda dengan suasana yang mirip.
Saat anda pergi ke coffee shop bernuansa Jepang, anda merasa tidak asing dengan bangunan itu. Ternyata, interior di sana mirip dengan kafe asli di Jepang yang kamu datangi waktu kecil.
Teori memori recall mengatakan deja vu disebabkan oleh respons otak terhadap peristiwa yang pernah dilalui sebelumnya.
Kenangan masa kecil, liburan singkat, bahkan aroma parfum dapat membawa kamu mengenang masa lalu.
Baca Juga: Jarang Diketahui! Ternyata Begini Asal-Usul Teh dan Kopi, Dua Jenis Minuman Paling Populer di Dunia
3. Gangguan Sirkulasi Otak
Dejavu juga disebabkan oleh gangguan sirkulasi otak atau minor brain circuit malfunctions.
Pasalnya, otak kita punya 2 tempat penyimpanan memori, yakni memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Deja vu terjadi apabila otak salah merespons kejadian yang sedang berlangsung.
4. Kejang Lobus Temporal
Penyebab deja vu yang terakhir yaitu kejang lobus temporal. Jangan panik, hal ini umumnya hanya dialami oleh penderita epilepsi, stroke, tumor atau kelainan pembuluh darah di otak.
Baca Juga: Sidang Perdana Mario Dandy Akan Segera Digelar, Ini 3 Hakim yang Ditunjuk Pengadilan Jakarta Selatan
Lobus temporal otak bertanggung jawab dalam memproses emosi dan penyimpanan ingatan jangka pendek.
Kejang lobus temporal menyebabkan respons seseorang terhadap lingkungan sekitar menjadi menurun.
Mereka dapat melakukan hal yang sama secara berulang. Ketika kejang terjadi, mereka bisa berhalusinasi dan merasakan dejavu.***