INFOSEMARANG.COM -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan terjadinya guguran lava sebanyak lima kali dari kawah Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Guguran tersebut meluncur sejauh satu kilometer ke arah kali barat daya.
"Pada 15 November 2023, periode 00.00 sampai 24.00 WIB, teramati lima kali guguran lava ke arah kali barat daya dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter," kata Yulianto seperti dilaporkan Antara.
Data kegempaan menunjukkan adanya 112 kali gempa guguran dengan amplitudo 3 hingga 23 milimeter, dan durasi gempa berkisar antara 13,84 detik hingga 139,32 detik.
Selain itu, tercatat 286 kali gempa fase banyak atau hibrid dengan amplitudo antara 3 hingga 12 milimeter dan durasi 4,92 detik hingga 11,64 detik.
Dalam 90 hari terakhir, gempa hibrid dan gempa guguran mendominasi aktivitas kegempaan di Gunung Merapi.
BPPTKG menyampaikan bahwa potensi bahaya saat ini meliputi guguran lava dan awan panas di sektor selatan hingga barat daya, mencakup Sungai Boyong (maksimal lima kilometer), Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (maksimal tujuh kilometer).
Sementara itu, pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro (maksimal tiga kilometer) dan Sungai Gendol (lima kilometer).
Baca Juga: Ketika Chris Martin Fomo Pantun Pinjam Seratus, Makin Melokal setelah Momen Nyeker
Lontaran material vulkanik dapat mencapai radius tiga kilometer dari puncak dalam kasus letusan eksplosif.
BPPTKG mengimbau masyarakat untuk menghindari kegiatan di daerah potensi bahaya, serta waspada terhadap gangguan akibat abu vulkanik dan bahaya lahar, terutama saat hujan di sekitar Gunung Merapi.
Sejak 5 November 2020, status Gunung Merapi telah berada pada level III atau siaga.
Suplai magma dari kantong magma masih berlangsung dan dapat memicu terjadinya awan panas di daerah potensi bahaya.
Deformasi terakhir menunjukkan pemendekan jarak tunjam rata-rata sebesar 0,02 sentimeter per hari, seperti yang terpantau melalui alat electronic distance measurement (EDM).***