INFOSEMARANG.COM- Kengerian merambah kota Semarang Barat, Kota Semarang, ketika Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polrestabes Semarang mengungkapkan bahwa seorang guru mengaji berinisial PJ (51) telah mencabuli 17 murid perempuannya.
Lebih mengerikan lagi, seluruh korban yang mengalami pencabulan oleh guru ngaji bejat ini berusia di bawah 10 tahun.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar, menyampaikan bahwa korban, yang rata-rata berusia tujuh hingga sembilan tahun, merupakan tetangga di lingkungan rumah korban.
Baca Juga: Tok! UMP Jawa Tengah Naik 4,02%, Rp78.778 Begini Penjelasannya
Mereka semua adalah murid dari Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) yang diasuh oleh pelaku.
“Ada 17 anak yang menjadi korban. Semua berusia di bawah 10 tahun dan merupakan tetangga dari tempat pelaku mengajar di TPQ,” ujarnya dalam konferensi pers di Polrestabes Semarang yang dikutip Infosemarang.com dari Antara pada Rabu (22/11/2023).
Kombes Pol Irwan menjelaskan bahwa tindakan bejat pelaku terungkap pada Oktober 2023 ketika satu atau dua korban berani melaporkan perbuatan cabul pelaku kepada orang tua mereka.
“Seorang korban mengadukan ke orang tuanya, dan setelah konfirmasi, ditemukan perilaku serupa pada korban-korban lainnya,” terangnya.
Aksi cabul tersebut dilakukan di rumah PJ, yang sekaligus berfungsi sebagai tempat TPQ.
Pelaku melakukan pelecehan dengan meraba-raba alat vital belasan korbannya.
Baca Juga: Debt Collector di Sukabumi Tewas di Tangan IRT, Warganet: Definisi Galakan yang Ngutang
“Pelecehan dilakukan setelah murid-muridnya pulang, ketika ada yang tertinggal. Pelaku menggunakan jari untuk meraba-raba bagian vital mereka,” ungkapnya.
PJ, pelaku cabul ini, mengakui bahwa ia telah melecehkan murid-murid ngajinya selama tiga tahun terakhir sejak mendirikan TPQ.
Perbuatan cabul terakhir terjadi pada salah satu muridnya pada Oktober 2023.
Baca Juga: Dirjen WHO Murka! Stafnya Bersama Bayi 6 Bulan Tewas Dibom Israel: Kengerian Ini Harus Diakhiri
“Korbannya semuanya perempuan. Ya, sudah tiga tahun sejak 2021. Yang terakhir dilaporkan pada bulan Oktober,” ungkapnya.***