Seorang Siswi SMP di Gunungpati Ditemukan Ayahnya Tewas Gantung Diri

Ilustrasi gantung diri. Diberitakan siswi SMP di Gunungpati Semarang. (Sumber : Freepik)

Disclaimer: Artikel ini dibuat hanya untuk menampilkan pemberitaan, bukan untuk ditiru atau mengarahkan seseorang agar bertindak serupa. Jika mengalami gangguan kesehatan mental, gejala depresi, segera cari pertolongan profesional, dan psikolog

 

INFOSEMARANG.COM - Seorang siswi SMP di Gunungpati, Kota Semarang ditemukan tewas gantung diri menggunakan tali pramuka.

Korban berinisial AKA masih berusia 13 tahun ditemukan sang ayah sudah tak bernyawa di belakang rumahnya pada Selasa, 9 Januari 2024 pada pukul 05.00 WIB.

Dilansir akun instagram @beritasemaranghariini, korban diduga menggunakan tali pramuka untuk melakukan aksi nekatnya.

Baca Juga: Akun Instagram Diah Wulan Sari, Ibu-ibu yang Teriak Kasar ke Anies Baswedan Saat Debat Capres

"Korban ditemukan oleh ayahnya sendiri yang ketika melihat korban sudah tergantung menggunakan tali pramuka," tulis akun tersebut dalam keterangan.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, dokter Puskesmas memperkirakan korban meninggal pada tengah malam.

Di tubuh korban tak ada tanda-tanda kekerasan, sehingga kuat dugaan tewas akibat pilih bunuh diri.

Baca Juga: Benarkah Data Alutsista Diminta Anies ke Prabowo Sifatnya Rahasia? Sosok Ini Beri Penjelasan: Tidak Semua

Salah satu warganet meminta pemerintah kota untuk serius tangani kasus bunuh diri yang merajalela di Kota Semarang.

"Pemerintah kota semarang harus lebih serius menangani isu bundir ini, @mbakitasmg, @semarangpemkot," tulis akun @stalking****

Saat artikel ini diturunkan belum ada detil kronologi yang diungkap pihak berwajib.

Baca Juga: Pencuri Tabung Gas Warung Klontong Kini Beraksi di Karanggawang, Diduga Pelaku Sama Seperti di Genuk

Respon Wali Kota Semarang

Sebelumnya, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebut turut prihatin atas banyaknya kasus bunuh diri di kota yang tengah ia pimpin.

Dilansir melalui laman resmi pemerintah Kota Semarang, Pemkot kata Mbak Ita, memiliki layanan konseling dalam Rumah Duta Revolusi Mental (RDRM).

Namun, katanya, Rumah Duta Revolusi Mental selama ini memang fokus pada penanganan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan persoalan kasus bullying di sekolah.

Baca Juga: Pesta Miras di Darat Tempel Dadapsari Berujung Maut, 4 Pemuda Tewas, 6 Lainnya Keracunan Oplosan

Karena domain Pemkot Semarang saat ini hanya menangani tingkatan sekolah TK, SD, hingga SMP saja.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI