INFOSEMARANG.COM--Pisau kerambit bikinan Heri Susanto asal Desa Sanggrahan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, meraih predikat terbaik dalam Inacraft Award 2024. Prestasi tersebut membuktikan, kerajinan asal Jawa Tengah mampu unjuk gigi di antara ribuan produk, pada ajang pamer kerajinan internasional itu.
Heri mengaku tak menyangka bisa menyabet juara, dan mendapatkan titel terbaik di kategori besi (metal). Ia meraih juara atas produk pisau karambit.
Menurutnya, produk karambit yang dibuat adalah hasil kolaborasi dengan sejawatnya, yang berasal dari daerah Minang.
“Karambit itu senjata etnik dari Minang. Saya dan teman dari Minang memang berkolaborasi untuk membuat senjata tradisional tersebut,” ujarnya, Sabtu (2/3/2024).
Untuk membuat bilah karambit, Heri mengaku menggunakan bekas besi rem cakram kendaraan roda dua. Sedang, untuk pegangan, ia memanfaatkan material akar jati.
Paduan material itulah yang membuat juri sekaligus President World Craft Council Aziz Murtazaev, sempat mengunjungi stand UMKM Jawa Tengah. Aziz mengaku takjub dengan komposisi dan kesulitan pembuatan karambit oleh Heri.
“Tidak menyangka (menang) kan kemarin kerajinan dari logam di Inacraft hanya sedikit, ada yang buat tapi dari Uzbekistan juga Bandung. Begitu pisau karambit masuk nominasi, ya saya cuma berharap insyaallah menang,” tutur Ketua Kerajinan Pande Besi Blacksmith Magelang itu.
Heri bercerita, telah menekuni kerajinan itu sejak 2008 silam. Berbekal pengetahuan dari mertuanya ia kemudian mantap menjadi pande besi.
Selain pisau bela diri semacam karambit, Heri juga membuat pisau dapur. Pelanggannya adalah juru masak dari Bogor, Surabaya, hingga Bali.
Dari sisi harga, sebilah karambit dijual mulai Rp1 juta hingga Rp1.750.000, bergantung kesulitan pembuatan. Sementara untuk pisau masak, pisau sembelih, dan pisau-pisau lainnya, berkisar dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Pada ajang Inacraft 2024, yang berlangsung 28 Februari-3 Maret, ia mengaku telah menjual 22 bilah senjata tajam berbagai tipe. Peminatnya bukan hanya dari dalam negeri, juga dari warga Thailand, Malaysia, dan Australia.
“Harapannya, bisa masuk pasar ekspor. Karena pisau saya sudah sampai ke Papua, Kalimantan, dan Sumatera. Meskipun dari limbah, tapi kualitasnya boleh dibuktikan,” pungkasnya.