Antisipasi Korban Gempa, Pemkab Batang Mitigasi Risiko ke Sekolah-sekolah

(Sumber: )

BATANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang menggelar simulasi menghadapi bencana gempa bumi di Negeri (SMAN) 1 Batang, Selasa (8/10/2024). Kegiatan mitigasi kebencanaan tersebut diharapkan dapat mengedukasi para pelajar tentang cara meminimalisasi dampak bencana gempa bumi.

Kasi Kedaruratan BPBD Batang, Nur Setia Nugroho mengatakan, kegiatan edukasi serupa juga dilakukan di instansi lainnya. Beberapa instansi yang telah mendapatkan simulasi mitigasi kebencanaan, di antaranya Puskesmas Tulis, BRI, Kawasan Industri Terpadu Batang, SMKN 1 Warungasem. Dalam waktu dekat, kegiatan serupa juga digelar di lembaga pendidikan tingkat SD dan SMP di Kabupaten Batang.

“Setelah tahu potensinya, mereka bisa mengurangi risiko dampak kebencanaannya,” harapnya, saat mendampingi pelajar mempraktikkan simulasi mitigasi kebencanaan, di SMAN 1 Batang, Selasa (8/10/2024).

Ditambahkan, berrdasarkan informasi dari BMKG, wilayah Kabupaten Batang masih tergolong aman dari potensi gempa megathrust. Gempa besar tersebut diprediksi terjadi di Pulau Jawa bagian selatan.

Waka Kesiswaan SMAN 1 Batang, Setyo Utomo, mengatakan, simulasi tanggap bencana ini memberikan pemahaman kepada peserta didik, agar mampu mengambil sikap yang tepat ketika terjadi gempa bumi. Terlebih, bangunan sekolah adalah bangunan bertingkat, sehingga potensi dampak gempa lebih terasa daripada bangunan satu lantai.

“Tentu saja siswa maupun orang tua merasa khawatir jika terjadi gempa. Kami mengundang BPBD untuk memberikan pengetahuan dasar ketika gempa terjadi di lingkungan sekolah,” ujarnya.

Dijelaskan, para anggota PMR dan UKS SMAN 1 Batang diikutsertakan dalam simulasi tersebut, agar mereka memahami langkah penanganan terhadap korban terdampak gempa.

“Respons anak sangat antusias karena mereka sudah terbiasa menangani korban cedera saat laka (kecelakaan) dan lainnya,” tegasnya.

Salah satu siswi, Novita, mengakui simulasi tersebut membantu menyiapkan mentalnya agar mampu mengambil sikap ketika terjadi gempa.

“Kalau dengar suara sirine saya akan lebih cepat menyelamatkan diri, biar tidak tertimpa bangunan yang roboh,” terangnya.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI