4 Fakta Bocah SD di Bringin Semarang yang Pindah ke SLB, Kondisi Rumah Memprihatinkan

Viral video bocah SD pindah ke SLB karena dibully. Kondisi rumah orangtuanya di Bringin, Kabupaten Semarang, memprihatinkan. (Sumber : Instagram @sayaphati)

Selain dibully dan harus pindah ke sekolah SLB, rupanya Firman juga tinggal di rumah yang sangat memprihatinkan. Orangtuanya bekerja membuat besek tempat ikan asin.

INFOSEMARANG.COM - Sebelumnya viral video seorang ayah yang mengantar anak laki-lakinya ke sekolah.

Anak laki-laki tersebut bernama Muhammad Firmansyah berusia 12 tahun.

Setiap hari, ia ke sekolah diantar sang ayah berjalan kaki menempuh jarak 6 kilometer setiap harinya.

Baru diketahui juga, Firman bersekolah di SLB karena harus pindah dari sekolah lamanya, SD biasa pada umumnya.

Dari pengakuan ayah Firman, putranya tersebut dibully oleh teman-temannya.

Baca Juga: VIRAL! Seorang Siswa Terpaksa Sekolah di SLB Karena Dibully, ini Faktanya

Firman tinggal bersama ayah dan ibunya di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang.

Berikut fakta-fakta yang dirangkum InfoSemarang.com:

Dibully di sekolah

Firman mengaku jika dirinya sering dibully oleh teman-temannya saat masih bersekolah di SD yang lama.

Hingga orangtua memutuskan untuk memindahkannya ke Sekolah Luar Biasa (SLB).

Kelanjutan sekolah

Akun Instagram Sayap Hati menyebutkan jika urusan sekolah Firman sudah ditindaklanjut oleh dinas terkait.

Firman akan mendapat jaminan bisa bersekolah dari SD hingga SMA.

Saat ini Firman duduk di bangku kelas 5 SD.

Baca Juga: Viral Video Anak Hancurkan Motor Matic karena Tak Dibelikan Trail, Ternyata Hanya Konten Candaan

Kondisi rumah

Firman tinggal bersama ayah dan ibunya.

Rumahnya pun terlihat sangat memprihatinkan karena dibuat dari kayu dengan berlantai tanah.

Kamar mandi pun hanya dibuat seadanya.

Terlihat WC yang terbuka tanpa dibuat ruangan tertutup.

Tidak jauh dari kamar mandi dan WC itu juga terdapat dapur dengan kompor tungku yang dibuat dari susunan bata.

Bagian atap rumah pun juga tidak tertutup sempurnah karena sebagian besar bolong.

Baca Juga: Viral Video Kades di Sidoarjo Disandera Warganya Sendiri, Disebut Sering Persulit Urus Sertifikat Tanah

Pekerjaan orangtua

Ayah dan ibu Firman diketahui bekerja sebagai buruh tani.

Namun pekerjaan itu tidak dilakukan setiap hari, hanya jika ada yang memanggil untuk menggunakan jasanya.

Untuk menambah penghasilan, keduanya membuat tempat ikan asin dari anyaman bambu.

Upah per hari yang didapat yakni Rp 7.000-Rp 12.000.

***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI