INFOSEMARANG.COM -Lawang Sewu sampai saat ini masih menyimpan kecantikannya. Saat memasukinya, langsung terlihat tangga untuk naik ke lantai dua dan tiga. Hampir semua tangga bangunan itu terbuat dari batu dan beton.
Pada dinding sebelah timur bangunan itu, tepat di atas tangga, terpampang sebuah lukisan kaca yang berwarna-warni.
Terdapat banyak lambang pada lukisan itu, termasuk lambang-lambang kereta api pada zaman Belanda. Setiap pagi cahaya matahari menembus lukisan kaca itu, sehingga keindahannya lebih terpancar.
Saat masuk dari pintu depan, terlihat dua buah lorong menuju ke arah timur laut dan tenggara. Pada masing-masing lorong terdapat 16 ruang berukuran 7 x 7 meter.
Baca Juga: Harga Redmi Note 12 Series di Indonesia, Mulai Rp 2 Jutaan
Mungkin karena dindingnya tinggi, ruangan itu cukup sejuk meski pada siang hari. Pada dinding lorong tersebut terlihat bata merah yang disusun sedemikian rupa sehingga tampak artistik. Warnanya kini tak lagi merah karena sudah dicat.
Sesampai di ujung setiap lorong terdapat tangga untuk naik ke lantai dua, yang pemandangannya tak jauh beda dengan lantai pertama. Pada lantai dua itu terdapat dua lorong yang memiliki banyak kamar.
Pada sisi sebelah barat terdapat sebuah ruangan besar yang konon digunakan sebagai ruang pimpinan. Di dekatnya terdapat ruangan-ruangan kecil yang kemungkinan sebagai tempat penyimpanan dokumen.
Dari teras belakang sayap gedung sebelah tenggara, terlihat bagian belakang dari areal tersebut. Pada tempat itu berdiri beberapa bangunan. Terlihat sebuah lorong kecil memanjang ke arah selatan-utara, yang dulu merupakan tempat penitipan sepeda.
Baca Juga: Gibran Rakabuming Sindir Balik FX Rudy soal Hasil Kinerja seusai Disebut Tak Paham Konstitusi
Para arsitek Lawangsewu nampaknya telah memperhitungkan masalah perawatan bangunan tersebut.
Pada dinding salah satu bagian gedung tersebut, terdapat lubang kecil seukuran tubuh manusia.
Konon lubang itu dulu digunakan untuk merawat genting bangunan. Dari lubang itulah pekerja perawatan masuk dan mengganti genting yang pecah. Dia tidak perlu naik dari bawah menggunakan tangga.
Lantai tiga lawang sewu sebenarnya hanya merupakan wuwungan. Terlihat besi-besi yang sudah berusia lebih dari seratus tahun yang disusun sedemikian rupa untuk menyangga blandar.
Setiap bangunan di Lawangsewu memiliki fungsi. Sebut saja dua menara di bagian gedung itu. Kedua menara itu bukan hanya memperindah Lawangsewu, tetapi juga berfungsi sebagai tandon air.***