Laju Penurunan Muka Tanah Kota Semarang 10 Cm Setiap Tahun, Penggunaan Air Tanah Berlebihan dan Faktor Alam Jadi Penyebab

Ilustrasi | Permukaan tanah Kota Semarang turun 10cm setiap tahun. (Sumber : Pexels/Alifia Harina)

INFOSEMARANG -- Pesisir Kota Semarang menghadapi masalah serius penurunan tanah atau resiliensi yang terjadi sepanjang tahun. Menurut catatan Pemerintah Kota Semarang, setiap tahun terjadi penurunan tanah dengan kedalaman mencapai 10 sentimeter.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, Iswar Aminuddin, pada Senin, Juli 2023 menjelaskan bahwa penurunan tanah di Kota Semarang merupakan hasil dari faktor alam yang tidak bisa ditolak.

Meskipun demikian, pemerintah tetap berupaya melakukan tindakan pencegahan, seperti melarang penggunaan air tanah secara berlebihan.

Iswar juga mengatakan harus ada sweeping antara Pemkot dan PDAM untuk melihat pihak industri memiliki konsumsi air tanah besar.

Namun demikian, dia menyoroti pentingnya komitmen tinggi PDAM terkait pelayanan dan penyediaan kebutuhan air bagi industri dan lingkungan daerah pantai dan pesisir.

Baca Juga: Mengapa Orang Berselingkuh? Ternyata Ini Alasannya, Pahami Motivasi dan Faktor yang Mendorong Perselingkuhan Ini

Endapan Aluvial sebagai Faktor Penyebab

Selain faktor alam, faktor kedua yang berkontribusi terhadap penurunan pesisir Semarang adalah struktur daratannya yang terbentuk dari endapan aluvial yang baru terbentuk ratusan tahun yang lalu, bukan jutaan tahun yang lalu.

Iswar, yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas PU Kota Semarang, menyatakan bahwa kekuatan permukaan tanahnya tidak cukup kuat untuk menopang beban pembangunan yang sangat besar.

Proses pemadatan endapan aluvial ini membutuhkan waktu, dan penurunan tanah terjadi sebagai bagian dari proses tersebut.

“Kemudian untuk pemadatan endapan aluvial ini butuh waktu yang kemudian salah satunya adalah penurunan tersebut, penurunan tanah sendiri terjadi sebagai proses pemadatan tersebut," katanya.

Meskipun menghadapi tantangan penurunan tanah yang terus berlanjut, pemerintah tidak menyerah dan mengalokasikan anggaran untuk pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan pesisir dan pantai Semarang setiap tahunnya.

Baca Juga: Selain Virgoun dan Rendy Kjearnett, Ternyata Ini Deretan Pasangan Artis yang Cerai Usai Pasangannya Diduga Selingkuh

Solusi Melalui Pembangunan Bendungan

Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) turut berperan serta dalam mengatasi permasalahan ini dengan mengalokasikan dana untuk pembangunan DAM (bendungan) di Tambakrejo.

Iswar menyebut keterlibatan Kemen-PUPR karena tingginya permukaan air saat ini, yang merupakan dampak dari penurunan tanah sebesar 10 sentimeter setiap tahun.

Dengan sinergi yang baik antara Pemkot, Pemprov, BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), dan Kementerian PUPR, diharapkan hasil yang positif akan terlihat dalam beberapa tahun mendatang.

Tantangan penurunan tanah di Kota Semarang memang tidak mudah, namun dengan upaya yang terus dilakukan dan kolaborasi antarlembaga, permasalahan ini dapat diatasi dan lingkungan kota dapat terjaga dengan baik.

“Nah jika kita bersinergi baik dari Pemkot, Pemprof, BBWS, dan PUPR bersama maka beberapa tahun yang akan datang akan kelihatan hasilnya,” ujarnya.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI