INFOSEMARANG.COM -- Dalam menyambut HUT RI ke-78, Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau yang akrab disapa Mbak Ita menggagas lomba memasak nasi goreng.
Mbak Ita menggagas lomba tersebut untuk mempromosikan konsep ketahanan pangan, urban farming, dan keseimbangan gizi makanan kepada semua orang.
“Saya ini ingin menggerakkan agar ibu-ibu itu kembali lagi ke dapur. Caranya dengan mengadakan lomba masak yang mudah-mudah dulu. Nasi goreng siapa sih yang tidak mau,” ujarnya dikutip dari situs resmi Pemkot Semarang pada Sabtu, 29 Juli 2023.
“Dan dalam nasi goreng itu kan satu piring isinya ada macam-macam (lauk dan sayurnya). Dikolaborasikan dengan urban farming. Memanfaatkan pertanian perkotaan. Jadi dalam susunan menu ada hasil urban farming apa. Pesannya selain memanfaatkan hasil tanaman di sekitar kita juga memasak itu mudah,” katanya menambahkan.
Jadi, Mbak Ita ingin mengajak para ibu-ibu untuk aktif masak di dapur lagi, supaya bisa menyiapkan makanan yang enak dan bergizi buat keluarga. Ibu-ibu kan tahu banget apa yang disukai anggota keluarga di rumah.
Nah, dengan mengadakan lomba masak nasi goreng, diharapkan bisa memancing minat dan semangat ibu-ibu untuk berkreasi dalam masak-memasak.
Baca Juga: Kunjungan ke Tiongkok, Iriana Jokowi Tak Tega Lihat Anak Pembawa Bunga Kehujanan Sampai Lakukan Ini
Nasi Goreng yang Lezat dan Bergizi dengan Urban Farming
Bukan cuma sekadar lomba masak biasa, loh. Ada hal unik lagi dari nasi goreng khas Mbak Ita. Gimana nggak, Mbak Ita punya kriteria khusus ‘Isi Piringku’.
Katanya, kalau mau ikutan lomba, nasi gorengnya harus mengikuti kaidah 'Isi Piringku' yang sederhana tapi penting. Gimana isinya? 1/3 bagian nasi, 1/3 bagian lauk, 1/6 bagian buah, dan 1/6 bagian sayur.
Isi Piringku ini adalah panduan gizi yang juga menjadi program nasional. Harapannya, para ibu peserta lomba nantinya akan menerapkan kaidah Isi Piringku ketika menyiapkan sajian untuk keluarga di rumah.
Jadi, dengan memperhatikan porsi makanan yang seimbang seperti ini, kita bisa jaga kesehatan dan gizi tubuh kita.
Selain itu, Mbak Ita juga meminta peserta memanfaatkan hasil urban farming. Para peserta lomba bisa manfaatkan hasil pertanian perkotaan untuk jadi bahan makanan di nasi goreng mereka.
Anak-Anak Diajak Cinta Masakan Rumahan dan Stop Junk Food
Selain ajak ibu-ibu untuk masak lagi, Mbak Ita juga punya misi lain. Dia ingin mengajak anak-anak untuk cinta masakan rumahan, supaya nggak tergoda terus menerus makanan junk food.
“Kita juga mendidik anak-anak agar lebih mencintai masakan rumah agar tidak terbiasa jajan junk food. Nanti presentasinya kita buat youtube, ada yel-yelnya. Kita mengikuti zaman agar seru,” ujarnya.
Antusiasme Masyarakat, Membuat Lomba Makin Seru
Siapa yang sangka, ternyata respon dari masyarakat luar biasa banget. Lomba masak nasi goreng khas Mbak Ita ini sukses banget, dan banyak yang ikutan.
“Tidak menyangka sambutannya luar biasa. Waktu persiapan saya kira seperti lomba-lomba biasa, ternyata masyarakat antusias. Masyarakat senang. Ini menjadi contoh menumbuhkan keguyuban dan kekompakan masyarakat tidak terlalu sulit. Yang penting bagaimana keinginan pemerintah untuk mendorong seperti ini,” ujar Mbak Ita.
Dari lomba masak sederhana ini, ternyata bisa bikin kekompakan dan keguyuban masyarakat makin kuat. Semoga dengan acara seperti ini, semakin banyak masyarakat yang peduli dengan makanan sehat dan bergizi, serta semakin semangat menjaga ketahanan pangan di Kota Semarang.***