INFOSEMARANG.COM-- Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dari Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Kombes Pol Aswin Siregar, mengungkap bahwa terduga teroris yang diidentifikasi sebagai S merupakan ketua kelompok atau Amir dari kelompok kecil di wilayah Solo Raya.
Amir ini yang menggunakan kotak sumbangan sebagai sarana untuk pendanaan aksi tindak pidana terorisme.
Sebanyak 50 kotak sumbangan telah disita oleh pihak berwenang sebagai alat untuk mendanai kegiatan terorisme, termasuk di dalamnya insiden bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar, Bandung, beberapa waktu lalu.
Aswin Siregar menyatakan hal ini dalam sebuah konferensi pers di Mapolresta Surakarta pada hari Jumat.
Tersangka S bersama dengan empat anggota kelompoknya yang telah ditangkap menggunakan kotak sumbangan yang mereka sebut sebagai "Sahabat Langit" dan "Sahabat Umat" untuk mengumpulkan dana.
Baca Juga: Prabowo Katakan Solo Sebagai Kota yang Melahirkan Pemimpin Hebat
Metode ini digunakan oleh kelompok untuk menghimpun dana di tempat-tempat umum.
Aswin Siregar menjelaskan bahwa hasil dari sumbangan ini diakumulasikan sebagai dana untuk membeli perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan aksi terorisme.
Selain itu, rekrutmen dan masalah lainnya juga terus berkembang dalam kelompok ini.
Dikutip Infosemarang.com dari Antara News, Aswin Siregar menyebutkan.
"Dalam rangka menghadapi tindakan terorisme, kami akan terus memperbarui hasil penyelidikan dan informasi yang diperoleh dari interogasi serta investigasi yang lebih mendalam terhadap para tersangka teroris," katanya seperti dikutip Infosemarang.com pada 10 Agustus 2023.
Terkait rencana pelaksanaan aksi terorisme, tersangka S dan tersangka AM yang terlibat dalam bom bunuh diri di Bandung sempat berdiskusi mengenai tempat pelaksanaan aksi tersebut.
Akhirnya, S memilih Bandung sebagai tempat pelaksanaan.
Baca Juga: Apa Saja 3 Profesi PPPK Part Time? Kerja Fleksibel Tak Sampai Sore Hari
Hasil penyelidikan juga mengungkap bahwa S telah mempersiapkan tiga bom, dua di antaranya dikirim kepada tersangka AM atau HS di Bandung, Jawa Barat, dan satu sisanya ditinggalkan di Solo.
S menunggu pelaksanaan bom bunuh diri oleh pengantin atau orang lain, karena ia tidak akan melakukan aksi tersebut sendiri.
Tersangka S memiliki peran sebagai perakit bom dalam kelompok tersebut. Keterampilannya dalam bidang ini menjadikannya mengajukan bantuan kepada orang lain dalam kelompok.
Baca Juga: Kecelakaan di Jalan Woltermonginsidi Genuk: Seorang Perempuan Tewas setelah Tabrakan dengan Mobil
Ia merupakan individu yang memiliki keahlian dalam pembuatan bom dan ikut terlibat dalam proses pembuatan bom yang digunakan dalam peristiwa bom bunuh diri di Astana Anyar, Bandung," jelas Aswin Siregar.
Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri telah berhasil menangkap lima orang terduga teroris di Kabupaten Boyolali dan Sukoharjo.
Kelima tersangka ini terlibat dalam peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: CPNS 2023 Akan Dibuka 17 September, Ini Syarat Lolos yang Harus Disiapkan
Tersangka S ditangkap di Desa Trayu, Banyudono, Boyolali, sedangkan tersangka TN ditangkap di Cemani Grogol, Sukoharjo. Tersangka TS ditangkap di Desa Lengkong Simo, Boyolali.
Selain itu, tersangka AG alias AS ditangkap di Desa Keden Gentan Baki, Boyolali, dan Saudari S ditangkap pada tanggal 27 Juli.
Tersangka S atau SU adalah pemimpin atau Amir dari kelompok kecil di wilayah Solo Raya yang berkomitmen untuk melaksanakan aksi terorisme.
Baca Juga: BARU! Ini Cara Share Screen Pakai WhatsApp, Bisa Dari HP Atau Laptop Loh.. Cobain Sekarang!
Ia telah bergabung dengan JAT (Jamaah Ansharut Tauhid) sejak tahun 2008 hingga 2014, kemudian beralih mendukung ISIS sejak 2014 hingga saat ini.
Anda dapat mengetahui info sekitar Semarang Raya lain dalam Artikel berjudul "Top 3 Hotel Mewah tapi Murah di Ungaran Semarang'' ini***