INFOSEMARANG.COM -- Dalam kisah inspiratif ini, kita akan menjelajahi perjalanan Fersiana Wulandari dan Ganjar Widiantoro, dua guru berdedikasi yang akhirnya merasakan buah manis menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Dalam dunia pendidikan, penghargaan dan kesejahteraan yang pantas bagi para pendidik sering kali tertunda.
Namun, dengan langkah progresif seperti pengangkatan tenaga honorer menjadi ASN PPPK, perubahan nyata bisa terjadi.
Baca Juga: Tim Golf Kota Semarang Borong Medali Emas Porprov Jateng XVI di Semarang Royale Golf
Fersiana Wulandari: Meninggalkan Jejak Mulai dari Honor ke Kesejahteraan
Fersiana Wulandari saat ini menjadi guru PPPK di SMAN 9 Purworejo, dia telah merasakan keterbatasan pendapatan yang merintangi upayanya dalam memberikan pendidikan yang berkualitas.
Dengan pendapatan awal hanya Rp 100 ribu per bulan, tantangan keuangan sangat nyata. Namun, berkat transformasi menjadi PPPK, situasi finansialnya berubah secara dramatis.
Fersiana, dengan gembira, berbicara tentang pengalamannya. Sebelumnya, ia berprofesi sebagai guru honorer dengan penghasilan yang terbatas.
Pendapatan mulai dari Rp 100 ribu, kemudian naik menjadi Rp 200 ribu dan kemudian Rp 300 ribu per bulan. Meskipun ada peningkatan, ini masih jauh dari cukup.
Namun, perubahan sejati datang ketika Fersiana menjadi bagian dari PPPK.
Gaji pokoknya yang mencapai Rp 2,9 juta memberikan stabilitas yang luar biasa. Kini, Fersiana merasa tidak hanya sejahtera tetapi juga dihargai sebagai pendidik.
“Alhamdulillah sudah menjadi PPPK. Itu yang sangat tidak disangka-sangka karena umur saya sudah lewat dari 35 tahun. Kalau dulu umur 35 tahun itu sudah mentok mendaftar PNS, ya. Ternyata tidak disangka-sangka, berkat Pak Ganjar dan jajarannya, saya bisa diterima menjadi PPPK,” katanya dikutip dari siaran pers Pemprov Jateng.
Baca Juga: Loker Semarang dan Sekitarnya Agustus 2023, Direct Sales, Sales Motoris, dan HRD
Ganjar Widiantoro: Dari Honor ke PPPK, Menciptakan Masa Depan yang Lebih Terang
Perjalanan Ganjar Widiantoro mencerminkan transformasi yang luar biasa.
Dimulai sebagai guru tenaga honorer SLBN dengan penghasilan awal hanya Rp 100 ribu per bulan pada tahun 2010, Ganjar menghadapi perjuangan keuangan yang tak terelakkan.
Meskipun penghasilannya naik seiring waktu, itu masih jauh dari pengakuan yang layak bagi dedikasinya.
Namun, perubahan signifikan datang saat Ganjar menjadi PPPK. Gaji pokoknya yang mencapai Rp2.966.000 menjadi tonggak penting dalam kesejahteraannya.
Dengan total gaji dan tunjangan mencapai sekitar Rp 3,6 juta per bulan, Ganjar merasa dihargai dan diakui sebagai pendidik yang berdedikasi.
“Dulu awal masuk sebagai guru tenaga honorer tahun 2010, saya digaji Rp 100 ribu per bulan. Setiap tahunnya naik Rp 25 ribu. Dan, pada tahun 2017, alhamdulillah, sekolahnya berada di bawah naungan pemprov, pendapatan naik jadi Rp 2 juta. Sekarang ini setelah diangkat PPPK, dengan gaji Rp 2.966.000,” ungkap Ganjar.
Dia berharap apa yang dirasakan dirinya akan dirasakan pula oleh sesama rekan guru yang saat ini masih berstatus honorer.
Jadi, mari kita mengapresiasi perubahan ini dan berharap agar lebih banyak pendidik dapat merasakan manfaat positif dari langkah-langkah progresif seperti PPPK.
Karena pendidikan yang berkualitas membutuhkan guru yang sejahtera dan termotivasi.
Baca Juga: Cara Daftar Lomba Mewarnai Berhadiah Jutaan Rupiah di Saloka Theme Park Semarang
Mungkin kamu juga tertarik, kategori tenaga honorer ini langsung ditempatkan seleksi PPPK Guru 2023.***