INFOSEMARANG.COM - Dinas Kesehatan Kota Semarang mengimbau masyarakat untuk selalu memperhatikan kualitas udara saat berkegiatan.
Jika kualitas udara sedang baik, masyarakat bisa dengan leluasa beraktifitas, namun bila kualitas udara sedang buruk, sebaiknya menggunakan masker.
Dinkes Kota Semarang baru-baru ini mengungkap sejumlah penyakit yang ditimbulkan dari kualitas udara yang buruk di Kota Atlas.
Melansir Antara, Dinkes Kota Semarang menyebut mayoritas pasien rawat inap karena terkena penyakit pernafasan.
Karena dampak kualitas udara yang buru, dapat menyebabkan batuk, flu, pusing, dan secara jangka panjang bisa mengakibatkan infeksi saluran pernapasan atau ISPA dan bronkopneumonia (BRPN).
"Di Kota Semarang, angka kasus BRPN, infeksi paru cukup tinggi, pada Juli 2023 kasus tertinggi rawat inap itu BRPN, kasus tertinggi di puskesmas, klinik, itu ISPA," Kata Kepala Dinkes Kota Semarang, dr. Abdul Hakam, dikutip Infosemarang.com 29 Agustus 2023.
Dinkes Kota Semarang mendata jumlah kasus bronkopnemonia pada bulan juli 2023 sebanyak 123 pasien laki-laki, dan 136 perempuan, sedangkan untuk ISPA tercatat sebanyak 9.197 laki-laki, dan 11.970 perempuan.
Selain karena kegiatan mobilisasi masyarakat dan industri Kota Semarang, fenomena El Nino juga berdampak pada kualitas udara.
Abdul Hakam menyebut, dengan kondisi udara panas saat ini di Kota Semarang, rentan ditempeli bakteri dan virus.
Baca Juga: Ayah KDRT Ditangkap Polisi, Ibunya Tewas Jadi Korban, 2 Anak di Semarang Dapat Pendampingan
"Suasana panas seperti ini, partikel dari udara, karena kelembapan rendah maka akan terbang di udara lebih lama, akan menempel bakteri atau virus, misalnya menempel di saluran napas bisa beresiko ISPA," tutur Abdul.
Berikut ini merupakan Air Quality Indeks (AQI) atau kualitas udara Kota Semarang sepekan terakhir.
- Jumat 25 Agustus 142 AQI
- Sabtu 26 Agustus 120 AQI
- Minggu 27 Agustus 100 AQI
- Senin 28 Agustus 88 AQI
- Selasa 29 Agustus 143 AQI
Bila melihat data di atas, Dinkes Kota Semarang sangat menyarankan agar kelompok rentan seperti Ibu Hamil, anak, dan orang tua tidak berlama-lama berkegiatan di luar ruangan.***