INFOSEMARANG.COM -- Pemerintah Kota Semarang bertekad untuk mengatasi dampak polusi udara dengan menambah pohon-pohon hijau di sejumlah kawasan jalan utama.
Sekretaris Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang, Murni Ediyati, mengungkapkan bahwa mereka berencana menanam lebih banyak pohon di berbagai area strategis, dengan satu syarat - jangan ada lagi pohon trembesi.
Ia menegaskan bahwa meskipun trembesi memiliki manfaat, namun bukan pilihan yang tepat untuk daerah-daerah pinggir yang tidak memiliki trotoar.
"Pohon (jenis, red.) apa saja, asalkan bukan trembesi. Trembesi sebenarnya bagus, tapi di daerah pinggir yang tidak pakai trotoar ya," kata Murni Ediyati dikutip dari Antara, Selasa, 5 September 2023.
Baca Juga: Perizinan Penjualan dan Produksi Minuman Beralkohol di Kota Semarang Bakal Diperketat
Mengkaji Jenis Pohon yang Tepat
Dalam proses penanaman, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman sedang melakukan studi untuk menentukan jenis pohon yang cocok untuk masing-masing wilayah.
Misalnya, di daerah Kaligawe, pohon pule akan menjadi pilihan utama untuk mengatasi dampak banjir dan air asin yang dapat merusak tanaman.
Murni Ediyati menjelaskan bahwa di kawasan Semarang atas, hampir semua jenis pohon dapat tumbuh dengan baik. Namun, mereka akan memilih pohon yang memiliki akar yang tidak merusak trotoar dan jalan.
Penanaman akan dilakukan di daerah pinggir seperti Kaligawe, Mangkang, Pudakpayung, Jangli, dan Jalan Baru Undip (Universitas Diponegoro Semarang).
Meskipun rencana penanaman sedang digodok, Murni Ediyati mengakui bahwa penanaman pohon tidak akan segera dilakukan karena cuaca saat ini tidak mendukung, terutama selama musim kemarau dan dampak El Nino.
"Nanti musim hujan ya, karena sekarang bukan musim tanam, musim kering," kata Pipik, sapaan akrabnya.
Kualitas Udara yang Memprihatinkan
Kota Semarang, yang dikenal sebagai "Kota Atlas," menghadapi masalah serius terkait kualitas udara.
Data dari laman iqair.com menunjukkan bahwa tingkat kualitas udara seringkali berada dalam kategori kuning hingga oranye.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang dr Abdul Hakam menjelasakan warga, terutama kelompok sensitif seperti anak-anak, lansia, dan penderita asma atau penyakit paru-paru, diingatkan untuk selalu menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah.
Data tersebut juga menunjukkan angka Indeks Kualitas Udara (AQI) yang mengkhawatirkan, seperti pada Jumat (25/8) dengan nilai 142 AQI, Sabtu (26/8) dengan 120 AQI, dan Minggu (27/8) yang mulai berkurang dengan 100 AQI.
Perkiraan polusi udara dalam satu pekan ke depan juga menunjukkan angka yang tinggi, seperti Selasa (29/8) dengan 143 AQI, Rabu (30/9) 128 AQI, Kamis (1/9) 135 AQI, Jumat (2/9) 121 AQI, Sabtu (3/9) 119 AQI, dan Minggu (4/9) 102 AQI.
"Di bawah 50 AQI itu yang diinginkan. Biasanya Mijen, Gunungpati yang tanaman cukup banyak sehingga oksigen yang dihasilkan oke. Untuk 50-100 AQI ini sedang, di atas 100 AQI itu sensitif terhadap yang punya kerentanan," katanya.***