INFOSEMARANG.COM- Gedung bersejarah yang penuh dengan nilai sejarah menjadi bagian tak terpisahkan dari keindahan Kota Lama Semarang.
Salah satunya adalah Gedung Spiegel yang memegang peran penting dalam warisan kolonial Belanda di kota ini.
Terletak di Jalan Letjen Suprapto Nomor 34, Kota Semarang, Gedung Spiegel juga menjadi saksi bisu sebagai toko serba ada pertama di ibu kota Jawa Tengah (Jateng).
Dikutip Infosemarang.com dari website Kemenparekrat, Gedung Spiegel, yang saat ini telah diakui sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB), mendominasi lanskap Kota Lama Semarang dengan megahnya.
Baca Juga: BALAP TAMIYA Diupayakan Jadi Cabor PON 2024, Sudah Diakui Sebagai Cabang Olahraga Sejak 2021?
Bangunan ini merupakan warisan berharga dari era kolonial Belanda yang masih berdiri kokoh hingga saat ini.
Gedung Spiegel terletak di sebelah timur Taman Srigunting dan Gereja Blenduk, menjadikannya sebagai titik fokus yang menarik bagi wisatawan yang tertarik dengan sejarah kota ini.
Dibangun pada tahun 1895 oleh Perusahaan NV Winkel Maatschappij, sejarahnya terpatri jelas pada eksterior bangunan yang masih menjulang dengan gagahnya.
Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Kuat Ronaldo Tidak Masuk Dalam Nominasi Ballon d'Or 2023
Daya tarik Gedung Spiegel tidak hanya terletak pada keindahan arsitekturnya, tetapi juga pada lokasinya yang strategis.
Gedung ini menghadap ke arah selatan dengan fasad entrance yang elegan menyerong ke arah barat daya.
Fasad, yang merujuk pada bagian depan atau luar dari sebuah bangunan, menjadi salah satu ciri khas Gedung Spiegel ini.
Baca Juga: Ini 5 Pemain Sepak Bola yang Jadi Kandidat Kuat Peraih Penghargaan Ballon d'Or 2023
Bangunan ini memiliki dua lantai yang mengundang pengunjung untuk menjelajah ke dalam dan menyelami keajaiban sejarah di dalamnya.
Gedung Spiegel yang merupakan peninggalan zaman kolonial Belanda adalah salah satu toko serba ada (toserba) pertama di kota ini.
Ketika itu, Perusahaan NV Winkel Maatschappij mengelolanya dengan nama "H Spiegel".
Toko serba ada ini menjadi tujuan utama berbagai kalangan masyarakat karena menyediakan beragam keperluan, mulai dari perabotan rumah tangga hingga barang-barang merek terkenal dengan model terbaru.
Dalam sebuah artikel di harian De Locomotief, 12 Februari 1910, toko Spiegel tercatat menjual berbagai barang kebutuhan sehari-hari orang Eropa, termasuk mentega, alat olahraga, buku pelajaran, guci air minum, lampu gas, dan berbagai barang lainnya.
Perlu dicatat bahwa "NV" adalah singkatan dari "Naamloze Vennootsschap," sebuah istilah dalam bahasa Belanda yang setara dengan perseroan terbatas (PT) dalam konteks zaman sekarang.
Kisah menarik di balik Gedung Spiegel mencakup pendirinya, yaitu Addler, yang membangun gedung ini pada tahun 1895. Herman Spiegel kemudian mengambil alih sebagai manajer.
Baca Juga: 6 Kesalahan Kecil yang WAJIB Dihindari Saat Daftar CPNS 2023
Lima tahun berikutnya, Herman Spiegel menjadi pemilik tunggal dan memberi namanya di puncak gedung, sesuai dengan statusnya yang telah berubah menjadi perseroan terbatas pada tahun 1908.
Walaupun masa kejayaan Spiegel sebagai toserba berlalu, bangunan ini tetap berdiri kokoh sebagai saksi sejarah.
Pada suatu waktu, saat pemerintahan Hindia Belanda berakhir di Indonesia, gedung ini sempat terabaikan dan bahkan digunakan sebagai gudang dalam kondisi yang kurang terawat.
Namun, pada tanggal 8 Juni 2015, setelah melewati masa restorasi yang panjang, Gedung Spiegel akhirnya mendapatkan peran baru sebagai Spiegel Bar & Bistor.
Bangunan yang pernah menjadi toserba, kemudian gudang, kini telah berubah menjadi tempat makan atau restoran yang sangat cocok untuk berkumpul sambil menikmati pesona Kota Lama Semarang yang kaya akan sejarah.
Dengan begitu, Gedung Spiegel terus memancarkan pesonanya sebagai salah satu peninggalan berharga dari masa lalu yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan sejarah Kota Lama Semarang.***